Gigi Tonggos Bikin Tak Pede, Bagaimana Perawatannya?
Gigi tonggos dikenal dengan istilah overbite atau maloklusi. Ini merupakan kondisi ketika gigi tidak sejajar antara gigi atas dan bawah.
Banyak orang yang memiliki kondisi gigi tonggos merasa tidak percaya diri karena memengaruhi bentuk bibir dan muka.
Oleh karena itu, banyak orang rela yang melakukan segala cara untuk memperbaiki bentuk giginya karena alasan kosmetik.
Tapi, banyak juga tokoh terkenal yang memilih untuk mempertahankan gigi tonggosnya sebagai ciri khas, salah satunya Freddie Mercury.
Meski begitu, dalam beberapa kasus, gigi tonggos bukan hanya persoalan penampilan, namun juga dapat mengakibatkan komplikasi seperti seperti kerusakan pada gigi lain, gusi, atau lidah akibat gigitan yang tidak disengaja.
Sehingga memerlukan perawatan khusus.
Selain itu, tingkat keparahan dan kondisi kesehatan gigi juga mulut seseorang turut memengaruhi perawatan gigi tonggos.
Dalam artikel ini akan dijelaskan lebih lanjut mengenai penyebab, cara memundurkan atau merapihkan hingga cara tersenyum bagi mereka yang memiliki kondisi gigi tonggos.
Yuk, simak penjelasannya berikut ini!
Baca Juga: Yuk Kenali 3 Tahapan Tumbuh Kembang Gigi Anak!
Penyebab Gigi Tonggos
Gigi tonggos biasanya disebabkan oleh genetik atau turun temurun. Bentuk rahang, seperti ciri fisik lainnya, dapat diturunkan dari generasi ke generasi.
Tak hanya itu, kebiasaan masa kanak-kanak, seperti mengisap jempol dan menggunakan dot, adalah beberapa kemungkinan penyebab gigi tonggos lainnya.
Tapi, masih ada sejumlah penyebab gigi tonggos lainnya yang perlu Moms ketahui agar ketika Moms atau Si Kecil memiliki kondisi serupa, bisa segera dirawat dan ditangani dengan tepat.
Berikut ini penyebab gigi tonggos.
Baca Juga: Fakta dan Mitos Pertumbuhan Gigi Pertama Bayi, Catat Moms!
1. Menghisap Jempol
Tentu Moms sering mendengar orang tua zaman dulu mengatakan bahwa sering menghisap jempol dapat mengakibatkan gigi tonggos.
Ternyata, ungkapan itu benar lho, Moms.
Mengisap jempol disebut sebagai perilaku menghisap non-nutrisi (NNSB), yang berarti bahwa gerakan mengisap tidak memberikan nutrisi apa pun seperti halnya menyusui.
Jika hal ini berlanjut hingga anak berusia 3-4 tahun atau ketika gigi permanen muncul, tekanan yang ditimbulkan oleh hisapan dan jari dapat menyebabkan gigi permanen tumbuh dengan sudut yang tidak normal dan mengakibatkan gigit atas juga bawah tidak sejajar atau tonggos.
Baca Juga: Kapan Waktu yang Tepat Gigi Susu Tanggal? Berikut Ini Penjelasannya!
2. Penggunaan Dot
Mengisap dot adalah bentuk lain dari NNSB. Ini dapat menyebabkan gigitan berlebih dengan cara yang sama seperti menghisap ibu jari.
Menurut penelitian yang diterbitkan pada tahun 2016 di Journal of American Dental Association, penggunaan dot dikaitkan dengan risiko lebih tinggi terkena maloklusi atau gigi tonggos daripada mengisap jari atau ibu jari.
3. Kerap Menjulurkan Lidah
Menurut penelitian dari Journal of American Dental Association, tongue-thrust atau menjulurkan lidah terjadi ketika lidah menekan terlalu jauh ke depan di dalam mulut.
Meskipun hal ini biasanya menyebabkan maloklusi yang dikenal sebagai “gigitan terbuka”, terkadang juga dapat menyebabkan gigi tonggos.
Kondisi ini paling sering terjadi pada anak-anak, tetapi dapat berlanjut hingga dewasa.
Selain itu, tongue-thrust juga disebabkan oleh beberapa hal seperti pembengkakan kelenjar gondok atau amandel kronis dan kebiasaan menelan yang buruk.
Pada orang dewasa, stres juga bisa menjadi penyebabnya.
Selain itu, jika hal tersebut jadi kebiasaan, maka anak akan melakukannya bahkan ketika sedang tidur.
Beberapa orang dewasa menjulurkan lidahnya saat tidur.
Baca Juga: 8+ Cara Menghilangkan Sakit Gigi dalam 5 Menit, Manjur!
4. Genetika
Beberapa orang terlahir dengan rahang yang tidak rata atau rahang bagian atas dan bawahnya kecil.
Gigi depan yang terlalu banyak atau menonjol sering kali adalah genetik dari orang tua, saudara, atau kerabat yang mungkin juga memiliki penampilan yang serupa.
5. Gigi Tanggal, Gigi Tambalan, dan Gigi Impaksi
Gigi tanggal, gigi tambalan, dan gigi bertumpuk, dapat menyebabkan gigi atas dan bawah tidak sejajar sehingga mengakibatkan gigi tonggos.
Sementara itu, gigi yang hilang atau tanggal memungkinkan gigi lain bergeser sehingga memengaruhi posisi gigi depan.
Di sisi lain, gusi tidak memiliki cukup ruang untuk menampung gigi sehingga menyebabkan masalah keselarasan.
Gigi yang bertumpuk (crowding) dapat terjadi ketika Moms memiliki gigi ekstra atau gigi impaksi.
Baca Juga: Gigi Berlubang Tapi Tidak Sakit saat Hamil, Apa Sebabnya?
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.