01 Februari 2024

Hernia pada Anak: Gejala, Penyebab, Risiko dan Pengobatannya

Paling banyak terjadi di area sekitar perut dan pangkal paha anak
Hernia pada Anak: Gejala, Penyebab, Risiko dan Pengobatannya

4. Hernia Hiatus

Hernia hiatus berbeda dari jenis gangguan kesehatan lainnya. Hernia pada anak ini melibatkan lambung, bukan usus.

Ini terjadi ketika bagian perut Si Kecil membengkak melalui diafragma dan masuk ke dada.

Diafragma adalah selembar otot yang memisahkan perut anak dari dada. Si Kecil tidak bisa merasakan hernia hiatus karena tak ada tonjolan.

Kebanyakan anak yang mengalami hernia hiatus tidak memiliki gejala.

Tapi, satu gejala yang mungkin anak akan rasakan adalah mulas.

Jika Si Kecil sering mengalami gejala, anak mungkin juga menderita penyakit gastroesophageal reflux (GERD).

Jika anak tidak memiliki gejala, maka tidak memerlukan pengobatan.

Baca Juga: Berapa Lama Jahitan Pasca Melahirkan Sembuh Total? Ini Jawabannya!

5. Hernia Insisional

Anak Sakit
Foto: Anak Sakit

Menurut informasi dari The Barbara Bush Children Hospital, hernia insisional adalah tonjolan yang terjadi saat sebagian usus keluar dari dinding perut.

Hernia insisional paling sering terjadi akibat irisan bekas operasi di perut yang tidak berhasil pulih dan menutup sendirinya.

Jenis hernia ini bisa terjadi selama berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun setelah operasi.

Sering kali, hernia terjadi di sepanjang sayatan vertikal (atas dan bawah). Jenis hernia ini bisa terjadi pada anak dengan kondisi:

  • Obesitas
  • Anak berusia 5 tahun ke atas
  • Pernah menggunakan obat steroid
  • Mengalami masalah paru-paru
  • Pernah mengalami infeksi luka setelah operasi
  • Ada riwayat operasi dengan menggunakan sayatan yang sama

Tonjolan hernia insisional bisa membesar saat anak batuk atau mengejan.

Hernia pada anak ini berisiko menyebabkan komplikasi bila tidak segera ditangani melalui prosedur operasi.

Bicarakan dengan dokter anak segera tentang pilihan perawatan yang tepat.

6. Hernia Akibat Olahraga

Walau lebih sering terjadi pada orang dewasa, hernia akibat olahraga juga bisa terjadi pada anak yang aktif berolahraga lho, Moms.

Hernia akibat olahraga terjadi saat otot di pangkal paha sobek akibat melakukan gerakan keras.

Ini seperti berganti arah dengan cepat, memutar dan membalikkan badan, ataupun mengangkat beban berat.

Hernia akibat olahraga tidak menimbulkan tonjolan, tapi gejala utamanya pembengkakan dan nyeri di pangkal paha.

Pada anak laki-laki, nyeri biasanya bisa terasa juga di area skrotum atau buah zakar.

Hernia sebenarnya tidak berbahaya, tapi perlu segera ditangani untuk mencegah komplikasi dan risiko bahaya.

Baca Juga: 4 Buah untuk Diare yang Enak dan Ampuh, Apa Saja?

Kapan Harus Menemui Dokter

Konsultasi Dokter Anak
Foto: Konsultasi Dokter Anak (Orami Photo Stocks)

Hernia pada anak ini biasanya tidak menimbulkan rasa sakit.

Pada hernia umbilikalis, sekitar 90% akan sembuh dengan sendirinya.

Namun, jika hernia tidak tertutup saat anak menginjak usia 4 tahun, ia mungkin harus menjalani perawatan medis.

Dokter pun biasanya akan menunggu hingga anak mencapai usia tersebut sebelum melakukan tindakan medis.

Namun, Moms bisa langsung memeriksakan Si Kecil ke dokter bila:

  • Anak merasakan sakit di area sekitar pusar atau selangkangan yang menonjol
  • Anak muntah yang disertai dengan benjolan yang membesar
  • Benjolan di pusar atau selangkangan menjadi lebih besar atau berubah warna
  • Pusar atau selangkangan akan terasa sangat sakit ketika ditekan

Dokter akan memeriksa hernia pada anak secara fisik dan memastikan apakah benjolan bisa kembali dimasukkan ke dalam perut (reducible) atau sudah ajeg pada tempatnya (incarcerated).

Dokter umumnya akan melakukan pemeriksaan fisik dan melihat kondisi hernia.

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb