01 Februari 2024

Hernia pada Anak: Gejala, Penyebab, Risiko dan Pengobatannya

Paling banyak terjadi di area sekitar perut dan pangkal paha anak
Hernia pada Anak: Gejala, Penyebab, Risiko dan Pengobatannya

Hernia pada anak salah satu kondisi yang sering dialami Si Kecil setelah lahir.

Jenis hernia pun ternyata ada berbagai macam dan bisa muncul di tempat berbeda lho, Moms.

Supaya lebih jelas, mari simak dulu penjelasan terkait hernia serta cara untuk mengatasinya.

Baca Juga: Penyebab dan Jenis Halusinasi yang Bisa Menandakan Penyakit Mental

Apa Itu Hernia pada Anak?

Hernia
Foto: Hernia (healthline.com)

Hernia atau biasa juga disebut sebagai turun berok dapat terjadi pada anak.

Kondisi ini terjadi ketika bagian organ atau jaringan di dalam tubuh mendorong bukaan atau area dinding otot yang lemah.

Dorongan dari lingkaran usus di dalam perut yang membuat munculnya tonjolan atau benjolan pada area tubuh tertentu.

Perlu untuk diketahui bahwa hernia pada anak perempuan maupun laki-laki merupakan cukup umum terjadi.

Bahkan, ada kemungkinan bayi prematur lahir dengan kondisi ini.

Baca Juga: 10 Tips Warna Rambut Ash Grey Awet dan Tahan Lama

Gejala Hernia pada Anak

Hernia pada Bayi
Foto: Hernia pada Bayi

"Hernia lebih banyak terjadi pada anak laki-laki, perbandingannya dengan anak perempuan adalah 4:1," terang dr. Robert Soetandio, Sp.A, M.Si.Med, Dokter Spesialis Anak, RS Pondok Indah – Bintaro Jaya.

Dalam sebagian besar kasus, hernia pada anak bisa didiagnosis dengan cepat oleh orang tua.

Ini dengan memperhatikan tonjolan di perut atau ketika pemeriksaan rutin oleh dokter. Gejala hernia pada anak umumnya meliputi:

  • Adanya benjolan di selangkangan dekat paha
  • Bayi yang menangis terus-menerus
  • Benjolan yang lebih besar saat berdiri atau mengejan
  • Benjolan akan menghilang saat berbaring atau dalam posisi rileks
  • Merasa nyeri sekitar perut
  • Tonjolan lembut ketika dipegang

Melansir Kids Health, hernia sebenarnya adalah tonjolan yang terjadi akibat organ atau jaringan halus dalam tubuh terdorong ke luar.

Jaringan ini berasal dari otot pelindung atau jaringan ikat (fascia) di sekitarnya.

Baca Juga: 13 Cara Mengatasi Mual saat Hamil, Coba Sering Ngemil dan Hindari Bau Menyengat!

Penyebab Hernia pada Anak

Bayi Baru Lahir
Foto: Bayi Baru Lahir (Orami Photo Stock)

Hernia ini cukup umum terjadi pada anak-anak. Terutama bayi prematur, mereka juga bisa lahir dengan hernia.

Beberapa penyebab umum dari hernia pada anak ini meliputi:

1. Bawaan lahir

"Penyebab hernia inguinalis pada bayi dapat terjadi sejak dalam kandungan," terang dr. Robert.

Selama kehamilan, semua bayi di dalam kandungan memiliki area dari perut ke alat kelamin yang disebut saluran inguinalis.

Pada anak lelaki, saluran ini memungkinkan testis bergerak dari perut ke skrotum.

Biasanya, saluran inguinalis tersebut menutup sesaat sebelum atau setelah bayi lahir.

Penyebab hernia pada anak, ini terjadi ketika satu lekukan usus menyelinap ke dalam saluran, melalui otot yang lemah di dinding perut.

2. Gangguan Pembentukan Organ

"Hernia pada anak juga diiringi masalah saluran kemih dan reproduksi," terang dr. Robert.

Pada hernia umbilikalis pada bayi, proses terjadinya juga berkaitan dengan pembentukan organ saat dalam kandungan.

Saat masih berada di dalam kandungan, janin memiliki lubang kecil di otot perut.

Setelah lahir, lubang bukaan ini tertutup. Namun, terkadang otot tersebut tidak menutup sepenuhnya pada sebagian bayi.

3. Bayi Prematur

Menurut dokter Robert, tinggi peluangnya bayi prematur alami hernia sejak dini.

Beberapa bayi terlahir dengan lubang kecil di dalam tubuh yang akan menutup suatu saat ketika beranjak dewasa.

Jaringan di sekitarnya dapat masuk ke lubang seperti itu dan menjadi hernia.

Dalam kasus lain, ketegangan atau cedera membuat titik lemah di dinding otot. Akibatnya, hernia pada anak terbentuk.

Baca Juga: Deretan Gunung Tertinggi di Indonesia dan Dunia, Tertarik untuk Mendakinya?

Risiko Kesehatan Akibat Hernia

Hernia pada Anak
Foto: Hernia pada Anak

Hernia atau orang biasa menyebutnya burut atau turun berok.

Ini terjadi ketika organ tubuh menekan dan mencuat melalui jaringan ikat yang lemah.

Meski demikian, hernia jangan disepelekan, Moms.

Hal ini karena kasus hernia pada anak di Indonesia cukup banyak, yakni 5 dari 100 anak.

"Bahkan, kasus hernia pada bayi tiga kali lebih tinggi jumlahnya," tambah dr. Robert.

Masyarakat awam menganggap hernia bisa sembuh sendiri, karenanya itu banyak yang membiarkan. Padahal, hernia yang dibiarkan dapat berakibat fatal.

Risiko kesehatan yang bisa terjadi akibat hernia pada anak adalah mengalami berbagai gejala, ini meliputi:

  • Mual dan muntah
  • Anak rewel
  • Perut membesar dan terlihat penuh
  • Sakit perut hebat
  • Kulit di sekitar hernia merah
  • Demam

Hernia juga lebih banyak terjadi pada anak laki-laki dibandingkan dengan anak perempuan.

Dengan demikian, selalu periksa kondisi kesehatan fisik anak di rumah dengan rutin, ya.

Baca Juga: 8+ SD Terbaik di Indonesia, Ada di Medan, Pekanbaru, dan Bandung!

Jenis Hernia pada Anak

Tahukah Moms, kalau kondisi jenis-jenis hernia pada anak tidak selalu terjadi akibat membawa barang berat?

Diketahui, masing-masing jenisnya membutuhkan tingkat perawatan medis yang berbeda.

Berikut beberapa jenis hernia pada anak yang sering ditemukan, antara lain:

1. Hernia Inguinal

Kandung Kemih Sakit
Foto: Kandung Kemih Sakit

Menurut Children’s Hospital of Philadelphia, 80% jenis hernia pada anak adalah tipe hernia inguinal atau hernia skrotalis.

Ini kondisi ketika usus atau kandung kemih keluar dari dinding perut bagian bawah.

Menurut dokter Robert, ini juga bisa terjadi ketika masuk ke saluran inguinal yang ada di pangkal paha.

Ini terbagi lagi menjadi dua jenis hernia inguinalis pada anak, yaitu:

  • Hernia inguinalis langsung

Jenis hernia ini terjadi ketika titik lemah berkembang di otot perut bagian bawah.

Hal ini karena jaringan mampu mendorong ke titik lemah tersebut.

  • Hernia inguinalis tidak langsung

Terjadi ketika kanal inguinal (bagian kecil melalui dinding perut bagian bawah) gagal menutup sebelum lahir.

Hernia ini lebih sering terjadi pada anak-anak yang lahir prematur.

Pada anak laki-laki, bagian usus yang keluar dari tempatnya bisa ke skrotum atau buah zakar, sehingga membengkak dan terasa sakit.

Sedangkan, pada anak perempuan pembengkakan biasanya terjadi pada labia atau pangkal paha.

2. Hernia Umbilikalis

Melansir StatPearls Journal, hernia umbilikalis terjadi saat sebagian usus kecil terdorong keluar melalui celah untuk tali pusar.

Ini paling sering terjadi pada anak berusia di bawah 6 bulan.

Jenis hernia pada anak ini tidak menyakitkan dan sebagian besar kasusnya tidak menimbulkan masalah.

Pada sebagian besar anak, jenis hernia ini akan tertutup dengan sendirinya sebelum usia 1 tahun.

Operasi biasanya harus dilakukan bila hernia umbilikalis masih terbuka dan tidak menutup dengan sendirinya saat anak berusia 2 tahun.

Baca Juga: Anak di Aceh Mengidap Polio, Yuk Ketahui Pentingnya Vaksin Polio untuk Pencegahan Moms!

3. Hernia Epigastrik

Anak Periksa ke Dokter
Foto: Anak Periksa ke Dokter

Tipe hernia yang lebih banyak dialami oleh anak laki-laki ini disebabkan oleh lemak yang terdorong ke luar.

Lemak yang terdorong ini timbul pada area di antara tulang dada dan pusar, sehingga terlihat menonjol.

Banyak hernia epigastrik berukuran kecil, tidak menimbulkan gejala, tapi bisa menyebabkan nyeri di perut bagian atas.

Sebagian anak pun membutuhkan perawatan apabila hernia tak sembuh dengan sendirinya.


4. Hernia Hiatus

Hernia hiatus berbeda dari jenis gangguan kesehatan lainnya. Hernia pada anak ini melibatkan lambung, bukan usus.

Ini terjadi ketika bagian perut Si Kecil membengkak melalui diafragma dan masuk ke dada.

Diafragma adalah selembar otot yang memisahkan perut anak dari dada. Si Kecil tidak bisa merasakan hernia hiatus karena tak ada tonjolan.

Kebanyakan anak yang mengalami hernia hiatus tidak memiliki gejala.

Tapi, satu gejala yang mungkin anak akan rasakan adalah mulas.

Jika Si Kecil sering mengalami gejala, anak mungkin juga menderita penyakit gastroesophageal reflux (GERD).

Jika anak tidak memiliki gejala, maka tidak memerlukan pengobatan.

Baca Juga: Berapa Lama Jahitan Pasca Melahirkan Sembuh Total? Ini Jawabannya!

5. Hernia Insisional

Anak Sakit
Foto: Anak Sakit

Menurut informasi dari The Barbara Bush Children Hospital, hernia insisional adalah tonjolan yang terjadi saat sebagian usus keluar dari dinding perut.

Hernia insisional paling sering terjadi akibat irisan bekas operasi di perut yang tidak berhasil pulih dan menutup sendirinya.

Jenis hernia ini bisa terjadi selama berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun setelah operasi.

Sering kali, hernia terjadi di sepanjang sayatan vertikal (atas dan bawah). Jenis hernia ini bisa terjadi pada anak dengan kondisi:

  • Obesitas
  • Anak berusia 5 tahun ke atas
  • Pernah menggunakan obat steroid
  • Mengalami masalah paru-paru
  • Pernah mengalami infeksi luka setelah operasi
  • Ada riwayat operasi dengan menggunakan sayatan yang sama

Tonjolan hernia insisional bisa membesar saat anak batuk atau mengejan.

Hernia pada anak ini berisiko menyebabkan komplikasi bila tidak segera ditangani melalui prosedur operasi.

Bicarakan dengan dokter anak segera tentang pilihan perawatan yang tepat.

6. Hernia Akibat Olahraga

Walau lebih sering terjadi pada orang dewasa, hernia akibat olahraga juga bisa terjadi pada anak yang aktif berolahraga lho, Moms.

Hernia akibat olahraga terjadi saat otot di pangkal paha sobek akibat melakukan gerakan keras.

Ini seperti berganti arah dengan cepat, memutar dan membalikkan badan, ataupun mengangkat beban berat.

Hernia akibat olahraga tidak menimbulkan tonjolan, tapi gejala utamanya pembengkakan dan nyeri di pangkal paha.

Pada anak laki-laki, nyeri biasanya bisa terasa juga di area skrotum atau buah zakar.

Hernia sebenarnya tidak berbahaya, tapi perlu segera ditangani untuk mencegah komplikasi dan risiko bahaya.

Baca Juga: 4 Buah untuk Diare yang Enak dan Ampuh, Apa Saja?

Kapan Harus Menemui Dokter

Konsultasi Dokter Anak
Foto: Konsultasi Dokter Anak (Orami Photo Stocks)

Hernia pada anak ini biasanya tidak menimbulkan rasa sakit.

Pada hernia umbilikalis, sekitar 90% akan sembuh dengan sendirinya.

Namun, jika hernia tidak tertutup saat anak menginjak usia 4 tahun, ia mungkin harus menjalani perawatan medis.

Dokter pun biasanya akan menunggu hingga anak mencapai usia tersebut sebelum melakukan tindakan medis.

Namun, Moms bisa langsung memeriksakan Si Kecil ke dokter bila:

  • Anak merasakan sakit di area sekitar pusar atau selangkangan yang menonjol
  • Anak muntah yang disertai dengan benjolan yang membesar
  • Benjolan di pusar atau selangkangan menjadi lebih besar atau berubah warna
  • Pusar atau selangkangan akan terasa sangat sakit ketika ditekan

Dokter akan memeriksa hernia pada anak secara fisik dan memastikan apakah benjolan bisa kembali dimasukkan ke dalam perut (reducible) atau sudah ajeg pada tempatnya (incarcerated).


Cara Mengatasi Hernia pada Anak

Lidah Buaya
Foto: Lidah Buaya

Dokter umumnya akan melakukan pemeriksaan fisik dan melihat kondisi hernia.

"Apabila tak berhasil masuk dengan sendirinya, diperlukan USG untuk pengobatan lebih lanjut," tutur dr. Robert.

Kabar baiknya, hernia sering terjadi dan mudah diobati tanpa efek kesehatan jangka panjang yang merugikan.

Bisa juga mengatasi hernia pada anak dengan cara-cara berikut ini, di antaranya:

1. Hidrasi Anak dengan Baik

Berikan anak Moms air putih dalam jumlah yang cukup setelah setiap menyusui.

Air diketahui dapat menjaga kebersihan sistem dan dapat mengurangi masalah hernia umbilikalis.

Ini meningkatkan sirkulasi darah dan dapat mengurangi ketegangan saat buang air besar.

2. Gunakan Aloe Vera

Moms bisa mengatasi hernia pada anak dengan lidah buaya.

Cobalah mengekstrak jus lidah buaya dan menambahkannya ke makanan yang disiapkan untuk Si Kecil.

Jika anak Moms berusia di bawah 6 bulan, Moms dapat memberinya beberapa sendok teh lidah buaya yang diekstrak.

Pastikan ini setelah berkonsultasi dengan dokter anak tentunya.

3. Manfaatkan Minyak Kelapa dan Zaitun

Minyak kelapa dan zaitun dianggap sangat efektif dalam mengurangi terjadinya hernia pusar pada bayi.

Dianjurkan agar Moms secara teratur memijat perut anak dengan kelapa atau minyak zaitun.

Lakukan ini sebanyak lima hingga enam kali dalam sehari.

Baca Juga: Perhatikan, Ini Cara Mengecek BPOM Kosmetik Asli atau Palsu

4. Makan Buah Beri

Tahukah Moms? Bahwa buah beri dianggap sebagai salah satu obat alami terbaik untuk hernia pusar.

Hal ini dikarenakan buah beri kaya akan antioksidan dan memiliki kandungan serat yang tinggi.

Ini bisa jadi cara mengatasi hernia pada anak dengan meningkatkan sistem kekebalan tubuh Si Kecil.

5. Makan Sayuran Hijau

Sayuran Hijau
Foto: Sayuran Hijau (Orami Photo Stocks)

Selain menyehatkan, sayuran hijau segar seperti brokoli, capsicum, mentimun, dan bayam juga baik untuk penderita hernia.

Ini memiliki kandungan serat, vitamin dan mineral yang tinggi.

Oleh karena itu, ini dapat membantu mengatasi hernia pada anak.

6. Gunakan Akar Jahe

Moms bisa gunakan jus jahe pekat atau jahe mentah untuk menghilangkan rasa sakit dan ketidaknyamanan di perut Si Kecil.

Selain itu, cara ini juga bisa meningkatkan sistem kesehatan Si Kecil pada saat bersamaan.

Akar jahe bisa mencegah lambung memproduksi cairan berlebih yang terjadi dalam kasus hernia hiatus.

Moms bisa memberikannya pada anak jika ia suka dan jangan dipaksa.

Baca Juga: M Bloc Space, Tempat Anak Nongkrong untuk Segala Usia

7. Gunakan Kantong Es

Mengatasi hernia pada anak juga bisa dilakukan dengan mengompres es, Moms.

Saat anak menderita hernia, bisa terjadi peradangan dan nyeri di perut.

Kompres es saat dioleskan ke area yang terkena, akan mengurangi peradangan di dalam tubuh.

Selain itu, obat ini sering kali meredakan nyeri dan kembung.

8. Operasi

Operasi
Foto: Operasi (Orami Photo Stock)

Mengatasi hernia pada anak paling sering dilakukan dengan pembedahan.

Risiko hernia pada anak yang bisa terjadi adalah tercekik. Ini ketika sebagian usus terperangkap dalam hernia, sehingga memutus suplai darah ke bagian usus tersebut.

Tanda-tanda hernia pada anak mungkin tercekik meliputi:

  • Mual dan muntah
  • Perut kembung
  • Tonjolan yang membesar dan merah
  • Tonjolan terasa lembut saat disentuh

Bayi berusia 6 bulan ke bawah dengan hernia inguinalis memiliki risiko pencekikan yang jauh lebih tinggi.

Nah, setelah mengetahui informasi-informasi penting di atas, sekarang Moms sudah tidak bingung lagi. Semoga Si Kecil segera sembuh ya, Moms.

  • https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK459312/
  • https://kidshealth.org/en/parents/hernia.html
  • https://www.chop.edu/conditions-diseases/inguinal-hernia
  • https://www.urmc.rochester.edu/encyclopedia/content.aspx?ContentTypeID=90&ContentID=P03092
  • https://www.healthychildren.org/English/health-issues/conditions/abdominal/Pages/Inguinal-Hernia.aspx
  • https://www.healthline.com/health/umbilical-hernia

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb