
Perdarahan bisa terjadi di bagian tubuh mana pun, tak terkecuali mata. Dalam medis, kondisi perdarahan di ruang antara kornea dan iris mata ini disebut hifema.
Pada kebanyakan kasus, hifema terjadi akibat cedera atau trauma, seperti benturan pada mata. Namun, ada juga beberapa penyakit atau kondisi yang dapat memicu terjadinya hifema.
Karena namanya “perdarahan”, Moms bisa melihat adanya darah mengumpul pada bagian depan mata.
Kondisi ini dapat terasa sangat menyakitkan dan mengganggu penglihatan, sehingga penanganan medis segera biasanya dibutuhkan.
Tergantung pada tingkat keparahan hifema, penanganan yang dapat dilakukan mulai dari perawatan rumahan sederhana hingga operasi.
Lebih lanjutnya, yuk simak pembahasan berikut ini, Moms!
Baca juga: Mata Cekung Tidak Selalu Karena Kurang Tidur! Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya
Foto: hifema (aafp.org)
Foto: aafp.org
Pada kebanyakan kasus, gejala hifema bisa dilihat dengan jelas. Namun, terkadang bisa juga baru hanya terlihat dengan pemeriksaan mata, karena perdarahannya sangat kecil.
Berikut ini beberapa gejala hifema yang perlu Moms waspadai:
Lebih lanjut, hifema dinilai pada skala 0-4 berdasarkan jumlah darah yang menutupi kornea.
Semakin tinggi derajatnya, semakin besar risiko tekanan intraokular yang dapat menyebabkan glaukoma dan kehilangan penglihatan.
Berikut ini penilaian hifema berdasarkan tingkat keparahannya:
Baca juga: Kornea Mata: Fungsi, Penyakit, dan Cara Menjaga Kesehatannya
Hifema terbagi menjadi 2 jenis, yaitu hifema traumatis dan hifema spontan. Keduanya disebabkan hal yang berbeda. Berikut ini penjelasannya:
Foto: hifema (levininjuryfirm.com)
Foto: levininjuryfirm.com
Hifema traumatis terjadi ketika ada cedera tumpul atau benturan pada mata. Misalnya karena terkena bola, tongkat, kepalan tangan, atau siku.
Hal ini juga dapat terjadi ketika jatuh. Anak-anak sangat berisiko mengalaminya saat bermain olahraga tertentu, seperti baseball, bola basket, dan sepak bola.
Studi pada 2018 di jurnal Pediatrics menemukan, sekitar 70% dari hifema traumatis terjadi pada anak-anak.
Terutama anak laki-laki antara usia 10-17 tahun saat berpartisipasi dalam olahraga atau kegiatan rekreasi lainnya.
Pada beberapa kasus, hifema jenis ini juga bisa terjadi sebagai komplikasi dari prosedur operasi mata. Namun, hal ini terbilang jarang terjadi.
Foto: hifema (healthgrades.com)
Foto: healthgrades.com
Hifema spontan cenderung terjadi pada orang dengan kondisi medis tertentu, yang membuat mereka rentan terhadap masalah darah atau pembuluh darah, seperti:
Baca juga: Mata Berkunang-Kunang? Ketahui Penyebab dan Cara Mengatasinya Moms
Foto: hifema (medicalnewstoday.com)
Foto: medicalnewstoday.com
Sebagian besar orang dengan hifema bisa pulih sepenuhnya.
Namun, menurut studi pada 2013 di jurnal Cochrane Database of Systematic Reviews, hifema tingkat tinggi memiliki risiko komplikasi berupa:
Risiko berbagai komplikasi tersebut juga dapat meningkat jika orang yang mengalami hifema mengidap penyakit anemia sel sabit.
Hifema adalah keadaan darurat medis yang perlu penanganan dokter mata sesegera mungkin.
Jika Moms mendeteksi sedikit perdarahan di mata, dengan atau tanpa rasa sakit, segera temui dokter.
Pengobatan untuk hifema biasanya ditentukan dokter berdasarkan tingkat keparahan yang dialami.
Berikut ini beberapa pengobatan dan perawatan yang bisa dilakukan, Moms.
Foto: hifema (medicalnewstoday.com)
Foto: medicalnewstoday.com
Dalam kasus hifema ringan, darah biasanya diserap kembali oleh tubuh dalam beberapa hari. Namun, pemeriksaan dan pemantauan dokter tetap diperlukan ya, Moms.
Dokter biasanya akan menyarankan untuk banyak istirahat, dengan kepala ditinggikan 30-45 derajat dan memakai penutup mata.
Pada beberapa kasus, pemantauan yang intensif bisa saja diperlukan.
Foto: hifema (verywellhealth.com)
Foto: verywellhealth.com
Obat mata topikal atau yang dioles, dan kortikosteroid topikal atau oral biasanya diresepkan dokter untuk mengurangi peradangan.
Pada beberapa kondisi, obat penenang juga dapat digunakan untuk meminimalkan aktivitas dan mengurangi kemungkinan perdarahan berulang.
Hindari konsumsi aspirin atau obat pengencer darah selama masa pemulihan. Bila Moms sedang mengonsumsi obat pengencer darah, beri tahu dokter.
Mungkin Moms juga perlu untuk menghentikan konsumsi obat tersebut selama beberapa hari jika dokter menyarankannya.
Baca juga: Jangan Sepelekan Konjungtivitis, Peradangan di Mata Akibat Infeksi
Foto: hifema (ieiworld.com)
Foto: ieiworld.com
Dokter biasanya akan memeriksa mata setelah beberapa hari, untuk memastikan hifema membaik.
Jika tidak ada perbaikan atau tekanan intraokular meningkat, operasi pengangkatan darah mungkin diperlukan.
Pembedahan dan prosedur yang dilakukan spesialis dapat digunakan, meliputi:
Foto: Gerakan Buka Tutup Mata (stylecraze.com).jpg (stylecraze.com)
Foto: Orami Photo Stock
Sebagai perawatan lanjutan, dokter biasanya menyarankan untuk menghindari aktivitas berat setidaknya selama beberapa minggu.
Pemeriksaan rutin juga biasanya diperlukan untuk memantau kondisi dan kemungkinan komplikasi.
Baca juga: Mengenal Degenerasi Makula, Kondisi Hilangnya Penglihatan Mata di Usia Lanjut
Demikian pembahasan mengenai hifema, dari gejala hingga cara mengatasinya. Dapat diketahui bahwa hifema merupakan kondisi gawat darurat yang perlu penanganan medis segera.
Jadi, untuk menghindari risiko komplikasi serius, segeralah periksakan diri ke dokter mata, jika Moms menjumpai gejala hifema.
Semakin cepat kondisi ini dideteksi dan ditangani, risiko komplikasi sangat mungkin bisa dihindari.