05 Februari 2024

Peristiwa Isra Mi'raj, Perjalanan Suci Nabi Muhammad SAW

Ketahui juga fakta di balik peristiwa Isra Mi'raj ini
Peristiwa Isra Mi'raj, Perjalanan Suci Nabi Muhammad SAW

Termasuk salah-satu peristiwa penting untuk umat Muslim, banyak sekali hikmah dalam peristiwa dan sejarah Isra Mi'raj.

Kejadian yang berlangsung pada 27 Rajab di tahun ke-8 kenabian ini, merupakan peristiwa perjalanan suci Nabi Muhammad SAW.

Dilakukan dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa di Palestina, hingga naik ke Sidratul Muntaha di langit ke-7 dalam satu malam.

Meski terasa tidak masuk akal, tapi umat Muslim wajib mengimaninya karena terdapat keterangan dari hadis-hadis yang sahih dan juga Al-Qur'an.

Baca Juga: Ceramah Isra Mikraj Singkat tentang Keagungan Allah SWT

Pengertian Isra Mi'raj

Pengertian Isra Mikraj
Foto: Pengertian Isra Mikraj (Orami Photo Stock)

Tajdid Jurnal Ilmu Ushuluddin UIN Jambi mencatat, berdasarkan kajian sebagaian besar ulama tafsir, peristiwa Isra Mi'raj adalah suatu peristiwa yang amat istimewa dan maha agung.

Karena pada awal ayat, Allah SWT berfirman diawali dengan kata ‘Subhana’ yang berarti ‘Maha Suci’, tidak terdapat pada 113 surat lain dalam Al-Qur'an.

Ini dapat mewakili pembuktian kecintaan dan kasih-Nya terhadapnya hamba tercinta-Nya, Nabi Muhammad SAW.

Ini juga merupakan peristiwa yang amat dahsyat karena tidak pernah dialami oleh manusia-manusia sebelumnya.

Rasulullah SAW menempuh perjalanan secepat kilat, lalu naik ke langit hingga Sidratul Muntaha. Isra atau sara ‘سرى’ artinya adalah perjalanan di malam hari.

Secara istilah, isra adalah perjalanan Rasulullah SAW pada suatu malam dari Masjidil Haram di Makkah ke Masjidil Aqsa di Palestina.

Peristiwa ini disebutkan oleh Allah SWT di dalam Al-Qur'an:

سُبۡحَٰنَ ٱلَّذِيٓ أَسۡرَىٰ بِعَبۡدِهِۦ لَيۡلٗا مِّنَ ٱلۡمَسۡجِدِ ٱلۡحَرَامِ إِلَى ٱلۡمَسۡجِدِ ٱلۡأَقۡصَا ٱلَّذِي بَٰرَكۡنَا حَوۡلَهُۥ لِنُرِيَهُۥ مِنۡ ءَايَٰتِنَآۚ إِنَّهُۥ هُوَ ٱلسَّمِيعُ ٱلۡبَصِيرُ

Artinya: “Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya;

agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS Al-Isra’:1)

Mi'raj secara bahasa artinya naik. Secara istilah adalah naiknya Rasulullah SAW ke Sidratul Muntaha. Dalam Al-Qur’an, mi'raj ini disinggung dalam surat An Najm.

وَلَقَدۡ رَءَاهُ نَزۡلَةً أُخۡرَىٰ ١٣ عِندَ سِدۡرَةِ ٱلۡمُنتَهَىٰ ١٤ عِندَهَا جَنَّةُ ٱلۡمَأۡوَىٰٓ ١٥ إِذۡ يَغۡشَى ٱلسِّدۡرَةَ مَا يَغۡشَىٰ ١٦ مَا زَاغَ ٱلۡبَصَرُ وَمَا طَغَىٰ ١٧ لَقَدۡ رَأَىٰ مِنۡ ءَايَٰتِ رَبِّهِ ٱلۡكُبۡرَىٰٓ ١٨

“Dan sesungguhnya Muhammad telah melihat Jibril itu (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain, (yaitu) di Sidratil Muntaha.

Di dekatnya ada surga tempat tinggal, (Muhammad melihat Jibril) ketika Sidratil Muntaha diliputi oleh sesuatu yang meliputinya.

Penglihatannya (Muhammad) tidak berpaling dari yang dilihatnya itu dan tidak (pula) melampauinya.

Sesungguhnya dia telah melihat sebahagian tanda-tanda (kekuasaan) Tuhannya yang paling besar.” (QS An-Najm: 13-18)

Baca Juga: 5 Ayat Tentang Isra Mikraj, Menjelasakan Kebesaran Allah SWT

Sejarah Singkat Isra Mi'raj dalam Hadis

Sejarah Singkat Isra Mikraj dalam Hadis
Foto: Sejarah Singkat Isra Mikraj dalam Hadis (Orami Photo Stock)

Dalam sebuah malam selepas salat Isya, Rasulullah SAW beristirahat sejenak sambil berbaring di Masjidil Haram. Kemudian, beliau didatangi Malaikat Jibril dan dada beliau dibelah.

“Lalu, hatiku dikeluarkan dan dicuci dengan air zam-zam, kemudian dikembalikan ke tempatnya dan memenuhinya dengan iman dan hikmah.” (HR Bukhari)

Setelah itu, didatangkanlah burak yang menjadi kendaraan beliau sewaktu isra. Burak satu akar kata dengan barq yang artinya kilat.

“Didatangkan kepadaku Burak, yakni seekor tunggangan berwarna putih, tinggi, lebih tinggi dari keledai dan lebih pendek dari bighal (bagal), ia meletakkan langkahnya sejauh pandangannya.” (HR Muslim)

Setibanya di Masjidil Aqsa, beliau salat dua rakaat mengimami ruh para Nabi. Usai salat dan keluar dari Masjid Al Aqsa, Malaikat Jibril datang membawa dua wadah minuman. Satu berisi susu dan satu lagi khamar.

Rasulullah SAW pun memilih susu. “Sungguh engkau telah memilih kesucian,” kata Jibril dalam lanjutan hadis tersebut.

Mi'raj pun dimulai. Rasulullah naik burak bersama Jibril hingga tiba di langit pertama. Dalam lanjutan dari hadis sahih Bukhari dari Malik bin Sha’sha’ah dijelaskan lanjutannya.

“Lalu, aku dibawa di atas punggung Burak dan Jibril pun berangkat bersamaku hingga aku sampai ke langit dunia lalu dia meminta dibukakan pintu langit.”

Hingga beliau pun melewati pintu-pintu langi yang dihuni oleh arwah para Nabi. Di langit ke-7, Rasulullah bertemu dengan Nabi Ibrahim yang sedang menyandarkan punggungnya di Baitul Makmur.

Di mana tempat itu setiap harinya dimasuki oleh 70.000 malaikat dan mereka tidak kembali lagi sesudahnya.

Baca Juga: 25 Ucapan Isra Mikraj dalam Bahasa Indonesia dan Arab!


“Kemudian, Burak tersebut pergi bersamaku ke Sidratul Muntaha yang lebar daun-daunnya seperti telinga gajah dan besar buah-buahnya seperti tempayan besar.

Tatkala perintah Allah memenuhi Sidratul Muntaha, Sidratul Muntaha berubah dan tidak ada seorangpun dari makhluk Allah yang bisa menjelaskan sifat-sifat Sidratul Muntaha karena keindahannya.

Maka Allah memberiku wahyu dan mewajibkan kepadaku salat 50 kali dalam sehari semalam. Setelah mendapat tugas salat 50 kali dalam sehari, Rasulullah turun dan bertemu dengan Nabi Musa.

“Apa yang diwajibkan Rabbmu terhadap umatmu?” tanya Nabi Musa. Aku menjawab, “Salat 50 kali.”

Musa berkata, “Kembalilah kepada Rabbmu, mintalah keringanan karena sesungguhnya umatmu tidak akan mampu melakukan hal itu.

Sesungguhnya aku telah menguji Bani Israil dan aku telah mengetahui bagaimana kenyataan mereka.”

“Aku akan kembali kepada Rabbku.”

Lalu, aku memohon, “Ya Rabb, berilah keringanan kepada umatku.” Aku diberi keringanan lima salat.

Lalu, aku kembali kepada Musa ‘alaihis salam. Aku berkata kepadanya, “Allah telah memberikan keringanan lima kali.”

Musa mengatakan, “Sesungguhnya umatmu tidak akan mampu melakukan hal itu, maka kembalilah kepada Rabbmu dan minta keringanan.”

Aku terus bolak-balik antara Rabbku dengan Musa hingga Rabbku berfirman:

“Wahai Muhammad, sesungguhnya kewajiban salat itu lima kali dalam sehari semalam. Setiap salat mendapat pahala 10 kali lipat, maka 5 kali salat sama dengan 50 kali salat.

Barangsiapa berniat melakukan satu kebaikan yang dia tidak melaksanakannya, maka dicatat untuknya satu kebaikan. Dan jika ia melaksanakannya, maka dicatat untuknya sepuluh kebaikan.

Barangsiapa berniat melakukan satu kejelekan, tapi dia tidak melaksanakannya maka kejelekan tersebut tidak dicatat sama sekali. Dan jika ia melakukannya, maka dicatat sebagai satu kejelekan.”

Kemudian, aku turun hingga bertemu Nabi Musa lalu aku beritahukan kepadanya. Maka ia mengatakan, “Kembalilah kepada Rabbmu dan mintalah keringanan lagi.”

Aku menjawab, “Aku telah berulang kali kembali kepada Rabbku hingga aku merasa malu kepadaNya.”

Baca Juga: 7+ Inspirasi Desain Mushola dalam Rumah, Agar Ibadah Makin Khusyuk!

Fakta di Balik Sejarah Isra Mikraj dalam Islam

Fakta di Balik Sejarah Isra Mikraj dalam Islam
Foto: Fakta di Balik Sejarah Isra Mikraj dalam Islam (Orami Photo Stock)

Dirangkum dari beberapa sumber, ada beberapa hal yang perlu diketahui di dalam peristiwa Isra Mi'raj tersebut. Di antaranya:

1. Nabi Muhammad SAW Naik ke Atas Langit dengan Ruh dan Badannya

Nabi Muhammad SAW diperjalankan oleh Allah SWT hingga ke atas langit dengan badan dan ruhnya. Dan badan beliau masih tetap dalam bentuk aslinya, tidak berubah menjadi cahaya.

2. Pemahaman Kewajiban Salat

Perayaan Isra Mi'raj maknanya adalah mengagungkan dan menghidupkan sunah Nabi Muhammad SAW.

Karena perayaan Isra Mi'raj akan selalu mengangkat tema kisah Isra Mi'raj Nabi, dengan pembahasan panjang lebar dan ditekankan pada pemahaman kewajiban salat.

3. Nabi Muhammad SAW Melihat Allah SWT dengan Mata Hatinya

Ketika Nabi Muhammad SAW dimikrajkan oleh Allah SWT, disebutkan bahwa beliau berbicara langsung dengan Allah SWT.

Namun, menurut jumhur ulama bahwa Nabi Muhammad SAW saat itu tidak melihat dengan mata kepala beliau, akan tetapi melihat Allah SWT dengan mata hatinya.

Baca Juga: 8 Ide Mushola Minimalis untuk Rumah Mungil, Tak Habiskan Banyak Ruang!

4. Allah SWT Tidak Butuh Tempat

Nabi Muhammad SAW berbicara dengan Allah SWT di atas Mustawa. Namun, jangan berangan-angan bahwa Allah SWT ada di atas langit.

Maka, yang perlu diketahui bahwa atas mustawa bukan tempat Allah SWT, melainkan tempat Nabi Muhammad SAW.

5. Nabi Muhammad SAW Bertemu Para Nabi dan Rasul

Nabi Muhammad SAW dalam keadaan hidup bertemu dengan para Nabi dan Rasul yang telah meninggal dunia dan berbincang.

Itu adalah mukjizat dan yang dipahami para ulama bahwa orang yang hidup saat ini bisa saja bertemu dengan Nabi Muhammad SAW sebagai karamah yang diberikan oleh Allah SWT.

Meski peristiwa Isra Mi'raj ini mungkin tidak terpikir oleh nalar manusia biasa, tapi wajib diimani oleh kaum muslimin ya Moms.

  • http://tajdid.uinjambi.ac.id/index.php/tajdid/article/view/22
  • https://fin.co.id/2021/03/11/kisah-singkat-isra-miraj-perjalanan-maha-dahsyat-yang-dialami-rasulullah/
  • http://www.cerdasmurni.sch.id/info-121-kisah-isra-miraj-perjalanan-suci-nabi-muhammad.html
  • https://zakat.or.id/dibalik-perisitiwa-isra-miraj-yang-jarang-kita-ketahui/

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb