Wisata Kampung Budaya Sindang Barang, Kaya akan Tradisi

Bingung mencari tempat berlibur menarik? Kenapa tidak mencoba untuk mengunjungi Kampung Budaya Sindang Barang?

Kampung Budaya Sindang Barang, yaitu perkampungan Sunda yang masih kental dengan tradisi dan adat istiadat warisan para leluhur.

Salah satu tradisi tersebut dapat dilihat dari bentuk bangunan rumah.

Ini tampak serupa dengan isi di dalam pantun Bogor tentang Kampung Sindang Barang di masa lalu.

Simak serba-serbi seputar Kampung Budaya Sindang Barang berikut ini!

Baca Juga: 25 Tempat Wisata Bandung Terpopuler dan List Penginapan

Ciri Khas Kampung Budaya Sindang Barang

Terdapat Imah Gede atau dalam bahasa Indonesianya Rumah Besar yang dijadikan tempat berkumpul dan bermusyawarah tetua adat dan para kokolot.

Kokolot adalah, barisan para sesepuh adat di Kampung Sindang Barang.

Selain itu, serupa dengan kampung adat Sunda lainnya, di sini juga terdapat rumah-rumah kecil tanpa pintu tetapi memiliki jendela, yang kerap disebut leuit atau lumbung padi.

Di tempat ini warga biasa menyimpan padi hasil panen.

Meski tetap memegang tradisi dan adat istiadat leluhur, Kampung Budaya Sindang Barang juga terbuka untuk wisatawan.

Terutama mereka yang ingin mempelajari sejarah Kasepuhan Sunda tempo dulu atau belajar tari dan karawitan.

Hingga akhirnya, tempat ini mendapat predikat sebagai salah satu kampung wisata.

Hampir sama dengan Desa Pujon Kidul di Jawa Timur, Kampung Budaya Sindang Barang tak pernah sepi dari kunjungan wisatawan, baik dari dalam negeri maupun luar negeri.

Baca Juga: 20+ Wisata di Dago Bandung Paling Hits dan Instagramable!

Sejarah Kampung Budaya Sindang Barang

Kampung Budaya Sindang Barang berjarak sekitar 5 km dari pusat Bogor.

Tepatnya di Desa Pasir Eurih, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor.

Kampung ini diyakini sebagai kerajaan bawahan Prabu Siliwangi.

Dengan Kutabarang sebagai ibu kotanya dan sudah ada sejak abad ke-XII, lantaran tertulis dalam Babat Pajajaran dan pantun Bogor.

Di masa lalu, kampung yang dengan Kutabarang sebagai ibu kota juga dijadikan sebagai lokasi latihan para satria kerajaan dan tempat tinggal Dewi Kentring Manik Mayang Sunda, salah satu istri Prabu SIliwangi.

Jejak budaya Kerajaan Sunda juga masih terlihat jelas di kawasan perkampungan.

Salah satunya adalah pemandian atau kolam yang disebut Taman Sri Bagenda dengan panjang 15 x 45 meter yang berada di dalam kawasan perkampungan.

Sampai saat ini, kolam tersebut masih terpelihara dengan baik.

Dengan latar belakang ini, kampung tradisional ini berubah menjadi Kampung Budaya Sindang Barang.

Tujuannya untuk meneruskan kearifan tradisi leluhur dari Tanah Sunda dan membuka diri untuk para wisatawan.

Terutama yang tertarik mengetahui sejarah Sunda Kuno.

Ada banyak kegiatan yang bisa dilakukan di kampung wisata ini.

Baca Juga: 20+ Aneka Restoran Sunda di Jakarta Terpopuler, Raos Pisan!

Wisata di Kampung Budaya Sindang Barang

Jarak Kampung Budaya Sindang Barang sekitar 5 km dari pusat Bogor.

Meski begitu, banyak yang menyarankan menggunakan motor jika ingin berkunjung ke tempat yang satu ini, karena jalannya kecil dan berkelok.

Selain lebih hemat, motor bisa melewati jalan-jalan kecil menuju lokasi tanpa banyak kendala.

Ada cukup banyak aktivitas yang bisa dilakukan di kampung ini.

Selain berinterkasi dengan warga setempat, kita dapat belajar tentang sejarah Kampung Budaya Sindang Barang, belajar menari, karawitan dan lainnya.

Berikut adalah berbagai aktivitas yang bisa dilakukan di Kampung Budaya Sindang Barang.

1. Menari dan Karawitan

Karawitan yang bisa dipelajari di tempat ini adalah karawitan gending dengan instrumen dari gamelan sunda.

Sementara tarian yang akan diajarkan biasanya tari Sunda klasik.

Pelatihnya adalah alumni-alumni sekolah karawitan.

Ini bisa jadi salah satu aktivitas seru yang bisa dilakukan di Kampung Budaya Sindang Barang.

2. Acara Adat Seren Taun

Seren taun adalah upacara adat yang dilakukan sebagai bentuk rasa syukur kepada yang Maha Kuasa atas hasil pertanian di tahun ini.

Selain itu, ini juga menjadi pengharapan untuk hasil panen yang lebih baik di tahun berikutnya.

Kegiatan ini dilakukan setahun sekali bersama dengan beberapa acara pagelaran seni juga menjadi tontonan yang seru dan mengasikkan.

Di antaranya adu janten parebut se’eng dan lomba tutunggulan.