28 Maret 2024

8 Makna dan Keutamaan Kalimat Hauqolah, Bisa Menghapus Dosa!

Kalimat ini bisa memenuhi tangan dengan kebaikan, masya Allah!
8 Makna dan Keutamaan Kalimat Hauqolah, Bisa Menghapus Dosa!

4. Salah Satu Harta Karun Surga

Dalam sebuah hadis, Abu Musa al-Asy’ary RA berkata:

كُنَّا مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي سَفَرٍ فَكُنَّا إِذَا عَلَوْنَا كَبَّرْنَا فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: “أَيُّهَا النَّاسُ ارْبَعُوا عَلَى أَنْفُسِكُمْ فَإِنَّكُمْ لَا تَدْعُونَ أَصَمَّ وَلَا غَائِبًا وَلَكِنْ تَدْعُونَ سَمِيعًا بَصِيرًا”. ثُمَّ أَتَى عَلَيَّ وَأَنَا أَقُولُ فِي نَفْسِي لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ فَقَالَ: “يَا عَبْدَ اللهِ بْنَ قَيْسٍ قُلْ لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ فَإِنَّهَا كَنْزٌ مِنْ كُنُوزِ الْجَنَّةِ”

Artinya: “Pada suatu hari kami bepergian bersama dengan Rasulullah SAW. Setiap kali melewati jalan menanjak, kami bertakbir (dengan suara keras). Maka Rasulullah SAW bersabda:

‘Wahai para manusia, kasihanilah diri kalian. Sungguh kalian tidaklah sedang memanggil zat yang tuli atau sesuatu yang tidak ada. Namun kalian sedang memanggil zat Yang Maha mendengar dan Maha melihat!’.

Kemudian beliau mendatangiku, dan saat itu aku sedang membaca dengan lirih: ‘La haula wa la quwwata illa billah’.

Maka beliaupun berkata: “Wahai Abdullah bin Qais, ucapkanlah La haula wa la quwwata illa billah. Sungguh ia merupakan salah satu harta karun surga”.” (HR Bukhari dan Muslim)

Baca Juga: Bacaan Sholawat Ibrahim Arab, Latin, dan Keutamaannya

Makna dalam Keutamaan Kalimat Hauqolah

Keutamaan Kalimat Hauqolah (Orami Photo Stock)
Foto: Keutamaan Kalimat Hauqolah (Orami Photo Stock)

Kalimat la haula wala quwwata illa billah atau hauqalah sudah tidak asing lagi bagi umat Islam. Selain dapat menjadi zikir, keutamaan kalimat Hauqolah ini dapat dirasakn saat mengetahui makna di baliknya.

Selain menunjukkan permohonan pertolongan kepada Allah SWT, keutamaan kalimat Hauqolah juga menjadi sarana untuk mendapatkan kemuliaan abadi dan keselamatan atas pertolongan-Nya.

Dilansri NU Online, terdapat makna dan keutamaan kalimat Hauqolah yang didapatkan dari penafsiran berbagai ulama.

5. Imam Nawawi

Salah satu keutamaan kalimat Hauqolah seperti yang dipaparkan oleh Syekh Abul ‘Ala al-Mubarakfuri dalam salah satu kitabnya, yakni Tuhfatul Ahwâdzi. Dirinya menyebutkan, terdapat penafsiran dari Imam Nawawi:

قَالَ النَّوَوِيُّ هِيَ كَلِمَةُ اسْتِسْلَامٍ وَتَفْوِيْضٍ، وَأَنَّ الْعَبْدَ لَا يَمْلِكُ مِنْ أَمْرِهِ شَيْئًا، وَلَيْسَ لَهُ حِيْلَةٌ فِي دَفْعِ شَرٍّ وَلَا قُوَّةَ فِي جَلْبِ خَيْرٍ إِلَّا بِإِرَادَةِ اللهِ

Artinya: “Imam an-Nawawi berkata: 'Kalimat la haula wala quwwata illa billah atau hauqalah adalah kalimat yang penuh kepatuhan dan kepasrahan diri (kepada Allah), dan sungguh seorang hamba tidak memiliki urusannya sedikit pun,

tidak ia tidak memiliki daya untuk menolak keburukan dan tidak memiliki kekuatan untuk menarik kebaikan, kecuali dengan kehendak Allah SWT'.” (Abul ‘Ala Muhammad ‘Abdurrahman bin ‘Abdurrahim al-Mubarakfuri, Tuhfatul Ahwâdzi bi Syarhi Jâmi’it Tirmidzi)

6. Al-Hafidh Muhammad bin ‘Abdurrauf al-Munawi

Menurutnya, dalam keutamaan kalimat Hauqolah terdapat pengakuan orang yang melepas daya dan kekuatan diri dan menyandarkannya hanya kepada kehendak Allah SWT.

"Ini merupakan prinsip tauhid yang sebenarnya, yaitu menyandarkan semua urusan kepada Allah SWT semata.” (Muhammad bin ‘Abdurrauf al-Munawi, Faidhul Qadîr)

Baca Juga: Doa Kamilin, Doa yang Dipanjatkan Usai Sembahyang Tarawih

7. Imam Ibnu Hajar al-Asqalani

Dalam penafsirannya, makna kalimat Hauqolah adalah tidak ada yang memiliki daya untuk bisa menghindar dari maksiat kecuali dengan adanya penjagaan dari Allah,

dan tidak ada yang memiliki kekuatan untuk melakukan ketaatan kecuali mendapatkan taufiq dari Allah SWT. (Ibnu Hajar al-Asqalani, Fathul Bâri)

8. Sayyid Muhammad bin ‘Ali Ba Alawi

Dirinya berpendapat bahwa maksud memasrahkan semua urusan kepada Allah SWT ialah orang tidak lagi meragukan keadaannya dan percaya penuh bahwa semuanya menjadi kehendak Allah SWT.

Ia juga percaya urusan rezekinya, bahwa semua rezekinya dan rezeki seluruh makhluk di dunia sudah diatur dan dijamin oleh Allah SWT.

Gambaran yang tepat menurutnya adalah seperti kepercayaan burung pada rezekinya. Dia menjalankan kesehariannya tanpa persiapan, semua makanan yang dimiliki akan dihabiskan saat itu juga, tanpa berpikir makanan selanjutnya.

Artinya, sebisa mungkin tingkat kepercayaan manusia terhadap rezekinya bisa sama dengan kepercayaan burung tidak pernah mengkhawatirkan atas rezekinya. (Muhammad bin ‘Ali Ba Alawi al-Husaini at-Tarimi, al-Wasâ-ilusy Syâfi’ah fil Adzkârin Nâfi’ah wal Aurâdil Jâmi’ah)

Penjelasan mengenai keutamaan kalimat Hauqolah ini diharapkan dapat meningkatkan keimanan umat Muslim dan agan menjadikannya kebiasaan baik yang bernilai pahala.

Jangan lupa diamalkan untuk mendapatkan sejumlah keutamaan yang sudah disebutkan di atas, ya Moms!

  • http://digilib.uinsby.ac.id/15363/
  • https://umma.id/post/keistimewaan-kalimat-hauqolah-1-20077?lang=id
  • https://assunahsalafushshalih.wordpress.com/2019/04/03/pahala-dan-keistimewaan-kalimat-hauqolah-laa-haula-wa-laa-quwwata-illa-billah/
  • https://islam.nu.or.id/shalawat-wirid/kalimat-la-haula-wala-quwwata-atau-hauqalah-makna-dan-keutamaannya-dB4Qa
  • https://worldquran.com/

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb