Kisah Nabi Idris, Penemu Islam yang Pantang Menyerah
Menjadi nabi kedua yang dikenal oleh umat Islam, banyak pelajaran yang bisa dipetik dari kisah Nabi Idris AS.
Dalam agama Yahudi dan Nasrani, Nabi Idris dikenal dengan nama Henokh.
Nabi Idris adalah keturunan keenam dari Nabi Adam AS, putra dari Yarid bin Mihla'iel (Mahlail) bin Qinan (Qainan) bin Anusy bin Shiyth (Syits) bin Adam AS.
Nabi Idris adalah orang yang sangat cerdas, Moms.
Dirinya dianugerahi kepandaian untuk menguasai berbagai bidang seperti keilmuan, keahlian, hingga kemampuan untuk menciptakan alat-alat.
Penasaran dengan kisah Nabi Idris? Yuk, simak selengkapnya berikut ini!
Baca Juga: Kisah Nabi Daud, Nabi Sekaligus Raja yang Pemberani dan Cerdik
Biografi Singkat Nabi Idris
Nabi Idris dilahirkan di kota Manfis (Manaf), Mesir.
Dalam bahasa Suryani, kota ini disebut dengan Hirmisal Haramisah.
Sebetulnya, nama asli Nabi Idris adalah Akhnukh.
Dirinya dinamakan Idris karena sering belajar dan membaca kitab dan shuhuf Nabi Adam serta Nabi Syits.
Nabi Idris dapat dikatakan sebagai seorang penemu, Moms.
Pasalnya, Nabi Idris merupakan orang pertama yang bisa menulis dengan pena, menjahit pakaian, mengenakan pakaian berjahit, dan mempelajari ilmu perbintangan.
Beliau juga mempelajari ilmu hitung (aritmetika) dan menjadi orang pertama yang menjahit serta memakai baju dari kain.
Sebab, para pendahulunya tidak mengenakan pakaian dari kain, tetapi dari kulit.
Ada yang mengatakan Nabi Idris dilahirkan di Babilonia dan Hijrah ke Mesir.
Ketika melihat sungai Nil, dia berkata ‘Babilonia’ yang berarti sungai seperti sungai besar atau sungai yang penuh berkah.
Pada zamannya, dibangun 188 kota dan yang terkecil di antaranya adalah Ar-Ruha.
Nabi Idris berdakwah di sana untuk menegakkan agama Allah, mengajarkan tauhid, dan beribadah.
Seperti disebutkan dalam Alquran, Nabi Idris dinyatakan sebagai manusia pilihan Allah sehingga Dia mengangkatnya ke langit.
Ibnu Abi Hatim dalam tafsirnya mengatakan bahwa Nabi Idris wafat saat sedang berada di langit keempat, dan ditemani oleh seorang malaikat.
Baca Juga: Kisah Nabi Ilyasa, Nabi yang Membimbing Bani Israil untuk Percaya pada Allah SWT
Dakwah Nabi Idris
Berkat kecerdasannya yang dianugerahkan oleh Allah SWT, Nabi Idris dapat menghimpun ilmu orang-orang terdahulu.
Pada zaman Nabi Idris, manusia dapat berbicara dengan 72 bahasa.
Mereka bahkan mampu mendesain kota-kota mewah.
Saat itu, Bumi dibagi menjadi empat bagian dan setiap bagian tersebut memiliki raja sendiri.
Nama-nama raja tersebut adalah Elaus, Zous, Asghalebioos, dan Zous Amon.
Nabi Idris mewarisi ilmu dari Nabi Syits bin Adam.
Setelah beranjak dewasa, Allah SWT kemudian mengangkatnya sebagai nabi.
Nabi Idris melarang orang-orang berbuat kerusakan yang menentang syariat Nabi Adam dan Nabi Syits.
Akan tetapi, hanya sedikit yang menaatinya karena sebagian besar menentang dakwahnya.
Nabi Idris sangat hati-hati dalam berbicara, cenderung pendiam, berwibawa, dan memiliki berbagai petuah serta untaian kata-kata indah dalam nasihatnya.
Selain itu, sifat Nabi Idris yang patut diteladani adalah akhlaknya yang sangat agung, baik, mulia, dan memiliki kedudukan yang sangat tinggi di antara kaumnya.
Baca Juga: Bacakan Kisah Nabi Isa dan Mukjizatnya untuk Si Kecil, Moms!
Beliau juga mendapat kemuliaan dari Allah SWT karena sosoknya yang benar-benar merupakan orang yang sangat baik.
Nabi Idris selalu menyebarkan keadilan dan dikenal dengan kehormatannya.
Dalam suatu masa, banyak sekali manusia melupakan Allah SWT sehingga harus dihukum dengan memberikannya kemarau yang berkepanjangan.
Sebagai bagian dari dakwahnya dan bentuk kasih sayang kepada umatnya, Nabi Idris pun turun tangan dan memohon kepada Allah SWT untuk mengakhiri hukuman tersebut.
Kemudian, Allah SWT mengabulkan permohonan dari Nabi Idris tersebut dan berakhirlah musim kemarau yang panjang itu dengan ditandai turunnya hujan.
Namun, bukti ini tidak cukup untuk membuat masyarakat mengikuti Nabi Idris dan kembali pada jalan yang benar.
Meski demikian, Nabi Idris tetap sabar dan meneruskan misinya untuk berdakwah.
Menjelang wafat, beliau berwasiat kepada keturunannya agar mengikhlaskan diri dalam beribadah kepada Allah SWT.
Baca Juga: Kisah dan Doa Nabi Ayyub Saat Sakit, Coba Dibaca Moms!
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.