16 Juni 2023

Kisah Nabi Ismail, Sejarah Air Zamzam Hingga Iduladha

Kisah Nabi Ismail paling terkenal adalah saat akan dikurbankan
Kisah Nabi Ismail, Sejarah Air Zamzam Hingga Iduladha

Kisah Nabi Ismail mengandung banyak sekali hikmah.

Menjelang Hari Raya Iduladha, Moms bisa mengajarkan kisah Nabi Ismail pada Si Kecil.

Mulai sejak dilahirkan hingga akhir hayatnya, terdapat beberapa hal yang berkaitan dengan dua ibadah utama yakni haji dan juga kurban.

Nabi Ismail merupakan anak dari Nabi Ibrahim dari Siti Hajar.

Begitu pentingnya kisah Nabi Ismail, dalam Al-Qur'an Allah SWT berfirman:

وَٱذْكُرْ فِى ٱلْكِتَٰبِ إِسْمَٰعِيلَ ۚ إِنَّهُۥ كَانَ صَادِقَ ٱلْوَعْدِ وَكَانَ رَسُولًا نَّبِيًّا

Artinya: “Dan ceritakanlah (hai Muhammad kepada mereka) kisah Ismail (yang tersebut) di dalam Al-Qur'an.

Sesungguhnya ia adalah seorang yang benar janjinya, dan dia adalah seorang rasul dan nabi.” (QS Maryam: 54)

Ingin tahu lebih lanjut kisah Nabi Ismail? Simak artikel ini hingga akhir, yuk Moms.

Baca Juga: 10 Hikmah Ibadah Haji yang Menenangkan Hati, Masya Allah!

Kisah Nabi Ismail dan Air Zamzam

Kisah Nabi Ismail
Foto: Kisah Nabi Ismail (Zamzam.com)

Setelah melakukan pembangkangan terhadap Raja Namrud, Nabi Ibrahim pindah bersama keluarganya.

Nabi Ismail lahir di Kanaan dan sempat tinggal di Palestina.

Pada suatu hari, Allah SWT menguji Nabi Ibrahim untuk memboyong Ismail kecil dan Siti Hajar ke tempat tandus.

Hajar bertanya pada suaminya akan pergi ke mana saat melihat lembah tidak berpenghuni.

Ia terus mengulang pertanyaan hingga bertanya, "apakah Allah yang memerintahkan?"

Nabi Ibrahim mengiyakan. Hajar menjawab dengan keyakinan bahwa Allah SWT tidak akan menelantarkan mereka.

Nabi Ibrahim meninggalkan mereka dengan perasaan kalut sambil berdoa agar Allah senantiasa melindungi mereka.

Hajar juga yang terus meyakinkan diri bahwa Allah SWT tidak akan meninggalkannya sendiri.

Dirinya hanya bertahan hidup dari bekal air yang dibawa dari Syam (Palestina).

Saat persediaan bekal habis, Hajar dan Ismail kecil haus.

Hajar pun berusaha mencari air dengan berlari dari Bukit Shafa dan Bukit Marwah sebanyak tujuh kali, tapi tidak menghasilkan apapun.

Tiba-tiba ada yang menyapa Hajar saat berada di puncak bukit Marwah dan mengatakan bahwa akan ada yang menolong Hajar dan anaknya.

Ternyata, Allah SWT menurunkan malaikat Jibril untuk membuat sumber mata air yang airnya tidak pernah kering hingga saat ini.

Sambil menangis, Ismail kecil menghentakkan kakinya dan keluarlah air jernih dari tanah yang tandus.

Hajar senang sekali hingga bergumam: “Zam, zam, zam (berkumpul).”

Allah SWT mencatatkan kisah Hajar bolak-balik bukit Shafa dan Marwah dalam surat Al-Baqarah ayat 158.

Lalu, ini menjadi salah satu rukun dalam ibadah haji.

Baca Juga: Hukum Melaksanakan Penyembelihan Hewan Kurban, Wajib Tahu!

Kisah Nabi Ismail dan Sejarah Kurban

Kisah Nabi Ismail dan Sejarahnya
Foto: Kisah Nabi Ismail dan Sejarahnya (Suara.com)

Setelah kisah air zamzam, Nabi Ibrahim rutin berkunjung ke Makkah untuk bertemu keluarganya dan melepas rindu.

Semakin lama bersama, Nabi Ibrahim begitu sayang kepada mereka.

Namun, ternyata dalam tidurnya, ia bermimpi menyembelih dan mengurbankan putra tersayangnya itu.

Allah SWT kembali menguji keimanan Nabi Ibrahim. Meski sempat merasa ragu, akhirnya ia meminta pendapat anaknya.

Ismail mantap untuk melakukannya dan meminta ayahnya untuk patuh pada perintah Allah SWT.

Kemudian, Nabi Ibrahim membawa Ismail ke perbatasan Mina dan Muzdalifah.

Melansir NU Online, menurut sebagian pendapat, ketika Nabi Ibrahim mendapatkan mimpi tersebut, Nabi Ismail sedang berumur tujuh tahun.

Ada juga yang mengatakan berumur tiga belas tahun, sebagaimana yang dijelaskan Syekh Wahbah Zuhaili dalam Kitab Tafsir Al-Munir.

Sebagai sosok yang sangat taat pada perintah Allah, Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail melakukan apa yang telah menjadi ketetapan bagi keduanya.

Hal ini menunjukkan bahwa seorang hamba harus mengikuti semua perintah Tuhan-Nya.

Baca Juga: 9+ Keutamaan Surat Al Qadr, Salah Satunya Dirahmati Malaikat

Kejadian itu juga merupakan contoh keteladanan luar biasa yang harus dilakukan oleh seluruh umat Islam.

Bahwa tidak ada yang lebih mulia selain mengikuti perintah-Nya dan tidak ada kenikmatan yang lebih sempurna selain menjalankan semua kewajiban-Nya.

Saat menuju lokasi penyembelihan, iblis menggoda Nabi Ibrahim agar membatalkan rencananya.

Namun, dirinya menyambitnya dengan batu yang kini dikenal dengan sebutan lempar jumrah saat prosesi haji.

Di Jabal Qurban, Nabi Ibrahim membaringkan Ismail dan menutup matanya dengan kain putih.

Setelah pisau sudah ada di tangannya, Nabi Ibrahim meletakkan pisau tajam itu ke leher Nabi Ismail.

Namun, keajaiban datang dari Allah SWT. Pisau itu ternyata sama sekali tidak melukai Nabi Ismail.

Beberapa kali Nabi Ibrahim mengulanginya, tapi tidak ada yang berubah.

Berbagai pertanyaan muncul saat itu, sebab pisau yang sangat tajam dan bahkan bisa membelah batu yang begitu keras.

Namun, justru tidak bisa melukai leher Nabi Ismail yang begitu halus dan lembut.

Baca Juga: 11+ Tips Membangun Keluarga Harmonis menurut Islam

Saat pisau siap menyembelih anaknya, malaikat Jibril kemudian datang dan menggantikannya dengan seekor domba yang layak dikorbankan.

Tindakan ini menunjukkan bahwa Allah hanya menguji kesetiaan Nabi Ibrahim dan bukanlah niat-Nya untuk mengambil nyawa Ismail.

Kejadian tersebut Allah catat dalam surat As-Shafaat ayat 107.

Menurut tafsir dari Ibnu Abbas, hewan yang menggantikan Nabi Ismail tersebut adalah sejenis kibas atau kambing spesial yang berasal dari surga.

Peristiwa yang dialami Nabi Ismail ini menjadi awal mula turunnya perintah berkurban untuk umat Islam yang memiliki finansial lebih.

Hingga akhirnya peristiwa ini kemudian diperingati oleh umat Muslim dalam perayaan Iduladha, yang juga dikenal sebagai Hari Raya Kurban.

Hari Raya Iduladha menjadi momen penting di mana umat Muslim mengorbankan hewan kurban sebagai penghormatan terhadap kesetiaan Nabi Ibrahim dan sebagai bentuk ibadah kepada Allah.

Baca Juga: 7 Manfaat Berkumur Air Garam, Bisa Redakan Sakit Tenggorokan

Kisah Nabi Ismail dan Pembangunan Ka’bah

Kisah Nabi Ismail dalam Islam
Foto: Kisah Nabi Ismail dalam Islam (Zawiyahjakarta.or.id)

Setelah dua kejadian besar tersebut, kisah Nabi Ismail dan ayahnya terus berlanjut.

Saat dewasa, Allah SWT meminta keduanya untuk membangun Ka'bah sebagai rumah ibadah pertama bagi manusia.

Keduanya membangun Ka’bah langsung di bawah bimbingan Allah SWT melalui perantara awan.

Setelah menentukan derajat posisi, Nabi Ibrahim membangun pondasi.

Kemudian, ia meminta tolong pada Nabi Ismail untuk mencari batu paling bagus sebagai penanda manusia.

Dan Ismail bertemu Jibril kemudian memberinya batu hitam yang dikenal sebagai Hajar Aswad.

Ismail pun berlari menemui ayahnya untuk memberikan batu cantik tersebut.

Betapa senangnya Nabi Ibrahim hingga mencium batu tersebut berkali-kali.

Setelah batu tersebut diletakkan di tempatnya, Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail berdoa kepada Allah SWT agar banyak yang berkunjung ke Makkah untuk melihat Ka’bah.

Allah SWT mengabulkan doanya hingga masuk ke dalam rukun Islam kelima, yakni menunaikan haji.

Bekas pijakan Nabi Ibrahim saat membangun Ka'bah diabadikan dengan sebutan Maqam Ibrahim.

Dikutip dari studi Ta’dibuna Jurnal Pendidikan Islam, dari keseluruhan kisah Nabi Ismail ini menunjukkan keberhasilan Nabi Ibrahim dalam mendidik putranya karena menjadikan tauhid sebagai fondasi utama.

Sejak kecil Ismail pun sudah dikenalkan dengan nilai-nilai ketuhanan.

Hal ini mulai dari kepatuhan kepada Tuhan, sehingga akan berbuah kepatuhan kepada orang tua.

Baca Juga: Jenis-Jenis Hewan Kurban dan Tips Memilih Hewan Kurban yang Baik

Pelajaran dari Kisah Nabi Ismail

Berdoa Pada Allah
Foto: Berdoa Pada Allah (Freepik.com/h9images)

Setelah mengetahui kisah Nabi Ismail yang mengandung beberapa pelajaran penting bagi umat Muslim.

Berikut adalah beberapa pelajaran yang dapat dipetik dari kisah beliau:

  • Ketundukan kepada Allah

Kisah Nabi Ismail di atas mengajarkan sifat atau rasa tunduk kepada perintah Allah.

Sekalipun ia harus dikorbankan oleh Nabi Ibrahim atas perintah Allah, Nabi Ismail dengan penuh ketulusan menerima takdir dan menunjukkan kesetiaannya kepada Allah.

Pelajaran ini mengajarkan pentingnya ketundukan dan kepercayaan kepada Allah dalam menjalani kehidupan.

  • Ketaatan dan Pengorbanan

Kisah Nabi Ismail yang selanjutnya menunjukkan ketaatan dan pengorbanan yang besar terhadap Allah dan ayahnya, Nabi Ibrahim.

Meskipun masih muda, Nabi Ismail dengan rela untuk dikorbankan sebagai ujian kesetiaan kepada Allah.

Pelajaran ini mengajarkan pengorbanan dalam menjalankan ajaran-Nya.

  • Kepercayaan pada Rencana Allah

Pelajaran dari kisah Nabi Ismail selanjutnya adalah pentingnya memiliki kepercayaan penuh pada rencana Allah.

Meskipun takdirnya dituliskan sebagai seorang yang dikorbankan, ia percaya akan rencana Allah sehingga dirinya digantikan dengan seekor domba yang layak dikorbankan.

Pelajaran ini mengajarkan bahwa sebagai umat Muslim harus percaya bahwa Allah memiliki rencana yang lebih baik dan keputusan-Nya adalah yang terbaik bagi umat-Nya.

  • Nilai-nilai Ibadah dalam Hari Raya Iduladha

Kisah Nabi Ismail menjadi dasar perayaan Iduladha dalam agama Islam.

Di mana umat Muslim mengorbankan hewan tertentu sebagai penghormatan terhadap kesetiaan Nabi Ibrahim dan sebagai bentuk ibadah kepada Allah.

Pelajaran ini mengajarkan pentingnya pengorbanan, ketaatan, dan pengabdian dalam menjalankan ibadah kepada Allah.

Dari beberapa kisah Nabi Ismail di atas bisa memberikan inspirasi dan pelajaran berharga bagi umat Islam.

Pelajaran-pelajaran ini memainkan peran penting dalam membentuk umat Muslim dalam menjalani kehidupan sehari-hari.

Baca Juga: Hukum Mengingkari Hadis bagi Umat Muslim

Itulah kisah Nabi Ismail yang sarat hikmah dan menjadi contoh dalam menjadi muslim yang taat atas perintah Allah SWT.

Kenalkan pada Si Kecil ya, Moms!

  • https://zakat.or.id/kisah-nabi-ismail-lengkap-dari-haji-hingga-kurban/
  • https://islam.nu.or.id/sirah-nabawiyah/sejarah-kurban-teladan-nabi-ibrahim-dan-nabi-ismail-7hy6W
  • https://www.researchgate.net/publication/341067889_Pendidikan_karakter_berbasis_keluarga_pada_kisah_Nabi_Ibrahim_dan_Ismail

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb