Kisah Nabi Ibrahim dan Mukjizat serta Keteladanannya
Mengenalkan kisah Nabi Ibrahim AS pada anak penting untuk memberi mereka contoh keteladanan.
Nabi Ibrahim adalah sosok yang mendapatkan mukjizat dari Allah setelah melalui berbagai ujian.
Melalui kisahnya, anak dapat belajar tentang pengorbanan, keteguhan iman, dan ketaatan kepada Allah.
Ini menjadi cara yang baik untuk menanamkan nilai-nilai Islam sejak dini.
Baca Juga: 25 Nama-Nama Nabi, Bisa Menjadi Kisah Inspiratif untuk Si Kecil
Kisah Nabi Ibrahim Kecil
Kisah Nabi Ibrahim kecil berawal saat dia dilahirkan di sebuah kerajaan yang dipimpin oleh Raja Namrud.
Dia adalah raja dzalim yang sangat angkuh dan egois.
Salah satu peraturan yang meresahkan masyarakatnya adalah membunuh bayi laki-laki agar tidak ada lagi penggantinya sebagai raja.
Agar tidak ketahuan, maka ibunda Nabi Ibrahim AS mengasingkannya ke hutan.
Atas kuasa Allah SWT, Nabi Ibrahim tumbuh menjadi anak yang cerdas dan tangguh hingga selalu selamat dari berbagai macam bahaya.
Hingga suatu ketika dia dapat kembali ke masyarakat.
Ketika Nabi Ibrahim AS telah kembali, dia begitu bingung karena banyak yang menyembah patung berhala.
Hampir di sepanjang perjalanan ke rumah dia melihat patung.
Sampai di rumahnya, benda itu masih ditemukan dan ternyata ayahnya bekerja sebagai pembuat patung.
Nabi Ibrahim AS merasa bingung terhadap apa yang dilakukan oleh ayah dan masyarakatnya hingga memutuskan untuk menyendiri di gunung.
Dalam usia sekecil itu, dia pun bertanya-tanya kepada dirinya dan rasa ingin tahunya sangat besar.
Di manakah Tuhan itu? Manakah yang dinamakan Tuhan?
Kemudian Allah memberikan mukjizat kepadanya, yaitu sebuah pemikiran yang cerdas dan kritis.
Allah SWT mengutusnya sebagai penyampai keberadaan-Nya selama ini kelak masyarakat meninggalkan berhala yang tidak penting dan bertakwa kepada-Nya.
Dengan kecerdasannya, dia menjalankan taktik untuk menyadarkan Raja Namrud dan pengikutnya.
Nabi Ibrahim menjalankan aksinya dengan menghancurkan semua berhala terkecuali berhala yang paling besar.
Saat Raja Namrud kembali dari luar kota, dia marah besar. Dia mencari orang yang merusak berhala-berhalanya.
Salah satu pengikutnya memberi tahu bahwa Nabi Ibrahim yang melakukannya. Dengan penuh rasa marah, dia meminta Nabi Ibrahim untuk menghadapnya.
Raja Namrud: “Wahai Ibrahim, bukankah engkau yang telah menghancurkan berhala-berhala ini?”
Nabi Ibrahim: “Bukan!”
Raja Namrud: “Lalu siapa lagi kalau, bukankah kau berada di sini saat kami pergi dan engkau membenci berhala-berhala ini?”
Nabi Ibrahim: “Ya, tapi bukan aku yang menghancurkan berhala-berhala itu. Aku pikir, berhala besar itulah yang menghancurkannya, bukankah kampaknya berada di lehernya?”
Raja Namrud: “Mana mungkin patung berhala dapat berbuat semacam itu!”.
Mendengar hal itu dengan tegas Nabi Ibrahim berkata: “Kalau begitu, kenapa engkau menyembah berhala yang tidak dapat berbuat apa-apa?”
Begitu pintar dan cerdiknya Nabi Ibrahim menjawab segala pertanyaan dari Raja Namrud tersebut.
Hingga akhirnya banyak masyarakat yang tersadar bahwa Tuhan yang selama ini mereka sembah tidak dapat bergerak, melihat, dan hanya bisa diam.
Kisah Pengorbanan Nabi Ibrahim dan Keluarganya
Kisah Nabi Ibrahim berlanjut saat dia, istrinya Hajar dan bayi kecil mereka Ismail melakukan perjalanan selama berhari-hari.
Kemudian, mereka berhenti di tempat yang tidak memiliki air, tumbuhan atau kehidupan manusia.
Satu-satunya hal yang bisa dilihat adalah bukit dan pasir.
Nabi Ibrahim membantu istri dan anaknya turun dan kemudian meninggalkan mereka dengan sedikit makanan dan air minum.
Saat dia naik kembali ke atas untanya, Hajar sangat terkejut dan bertanya kepadanya, "Mau ke mana Ibrahim, meninggalkan kami di lembah tandus ini?"
Nabi Ibrahim tidak menjawabnya. Hajar khawatir hal buruk akan menimpa mereka, terutama bayinya yang bisa mati kelaparan dan kehausan.
Kemudian Hajar bertanya lagi, "Apakah Allah memerintahkanmu untuk melakukannya?". “Ya,” jawab Nabi Ibrahim.
Karena Hajar adalah istri yang taat dan memiliki iman yang kuat, dia berkata: “Jika ini adalah perintah Allah, maka Dia tidak akan meninggalkan kita,”.
Meski Nabi Ibrahim sangat mengkhawatirkan keluarganya, dia tahu Allah SWT sedang mengujinya; dan Allah SWT pasti menjaga keluarganya.
Nabi Ibrahim pun berdoa: “Ya Tuhan Kami, Sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati.
Ya Tuhan Kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan salat.
Maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezekilah mereka dari buah-buahan, Mudah-mudahan mereka bersyukur,” (QS Ibrahim: 37).
Setelah air dan makanan habis, Hajar dan bayinya kelaparan dan kehausan.
Bayi Ismail mulai menangis dengan sedih dan air mata Hajar pun mulai mengalir.
Karena tidak tahan, Hajarpun meletakkan Ismali dan mulai mencari air.
Dia berlarian dari Gunung As-Safa ke gunung Al-Marwa berharap menemukan makanan, air atau seseorang untuk membantu mereka.
Hajar melakukannya selama 7 kali sambil terus berdoa.
Kejadian ini menjadi salah satu bagian dari haji, yakni berlari kecil antara Safa dan Marwa.
Hajar kembali dan memandang bayinya yang tanpa daya.
Dia menangis dan berdoa dengan sepenuh hati agar Allah SWT membantu mereka.
Kemudian keajaiban terjadi. Hajar melihat air jernih keluar dari tanah yang kering di dekat kaki bayinya.
Allah SWT telah menanggapi tangisannya! Dengan cepat, dia menuangkan air ke mulut Ismail dan kemudian meminumnya juga.
Inilah yang menjadi kisah hadirnya air Zam-zam yang masih mengalir tanpa mengering hingga kini.
Kisah Nabi Ibrahim dan keluarganya yang taat berlanjut ketika dia bermimpi aneh.
Saat Nabi Ismail masih muda, dia bermimpi bahwa dia mengorbankan putra satu-satunya yang sangat dicintai.
Namun, Nabi Ibrahim tahu bahwa mimpinya merupakan perintah Allah SWT dan dia akan menaati perintah itu.
Ini adalah pengorbanan yang sangat besar.
Hanya seorang nabi besar seperti Ibrahim yang mampu melakukan tugas ini sebagai bukti cinta sejatinya kepada Penciptanya.
Nabi Ibrahim kemudian memberi tahu Isma'il tentang mimpi itu dengan rasa pilu.
Ismail berkata: "Oh ayahku! Lakukan apa yang diperintahkan, jika Allah menghendaki,".
Ismail kemudian melepas pakaiannya dan meminum air.
Khawatir akan kesulitan, Ismail meminta ayahnya untuk mengikat tangan dan kakinya.
Nabi Ibrahim kemudian menajamkan pisaunya agar kematiannya cepat dan rasa sakitnya berkurang.
Dengan berat hati, dia mengangkat pisaunya dan membawanya ke tenggorokan Ismail, tetapi pisaunya tidak mau memotong!
Ismail mendesak ayahnya untuk menekan lebih keras namun tetap saja tidak terpotong.
Nabi Ibrahim kemudian meminta pengampunan atas kelemahannya, dan Allah SWT menjawab permohonannya, "Wahai Ibrahim, kamu telah memenuhi mimpinya, maka kami memberi pahala yang taat,"
Setelah itu, muncullah seekor domba jantan besar menggantikan Ismail.
Pisau tajam itu nyatanya dapat memotong tenggorokan domba itu dengan satu gerakan cepat.
Inilah kisah Nabi Ibrahim yang menjadi dasar adanya hari raya qurban atau Idul Adha.
Baca Juga: Kisah Istri Nabi Ibrahim yang Salihah, Siti Hajar dan Sarah
Kisah Nabi Ibrahim yang Memengaruhi Umat Islam
Kisah Nabi Ibrahim mempengaruhi umat Islam hingga saat ini melalui dua ritual penting:
- Kurban: Nabi Ibrahim rela menyembelih putranya sebagai wujud ketaatan kepada Allah, yang kemudian diganti dengan domba. Ritual kurban dilakukan setiap Idul Adha untuk memperingati pengorbanan ini dan menumbuhkan nilai keikhlasan serta kepedulian sosial.
- Haji: Beberapa ritual haji, seperti lempar jumrah dan sa’i, mengikuti jejak Nabi Ibrahim dan keluarganya, mengajarkan ketundukan total pada Allah dan keteguhan iman.
Mukjizat Nabi Ibrahim
Berikut mukjizat Nabi Ibrahim yang sebaiknya umat Islam ketahui.
1. Tidak Hangus saat Terbakar Api
Kisah Nabi Ibrahim terdapat dalam Al-Qur'an (Surat Al-Anbiya, ayat 69-70) dilemparkan ke dalam api oleh raja Namrud sebagai hukuman karena menentang penyembahan berhala.
Namun, Allah SWT memerintahkan api tersebut menjadi sejuk dan aman bagi Nabi Ibrahim, sehingga ia tidak terbakar dan terlindung dari bahaya.
2. Serangan Lalat untuk Raja Namrud
Usai lolos dari panasnya api, raja Namrud kembali berusaha menangkap Nabi Ibrahim.
Lalu Allah SWT mendatangkan serangat lalat yang tak terlihat oleh pasukan raja Namrud.
Lalat tersebut membinasakan pasukan raja Namrud dengan memakan daging dan darahnya hingga hanya tersisa tulangnya.
Salah satu lalat juga masuk ke dalam hidung raja Namrud dan menetap di sana hingga 400 tahun lamanya.
3. Membangkitkan Makhluk Hidup yang Telah Mati
Dalam sebuah kisah Nabi Ibrahim yang disebutkan dalam Al-Qur'an, Nabi Ibrahim meminta Allah untuk menunjukkan kepadanya bagaimana Allah menghidupkan kembali orang-orang yang mati.
Allah kemudian memberikan perintah kepada Nabi Ibrahim untuk mengambil empat burung, memotong mereka, dan meletakkan bagian-bagian burung tersebut di berbagai bukit.
Setelah itu, Allah menghidupkan kembali burung-burung tersebut sehingga mereka terbang kembali.
Ini adalah mukjizat yang menunjukkan kekuasaan Allah dalam menghidupkan kembali makhluk.
4. Orang Pertama yang Membangun Ka'bah
Salah satu mukjizat terbesar Nabi Ibrahim adalah kontribusinya dalam pembangunan Ka'bah di Mekah.
Saat itu, Nabi Ibrahim bersama putranya, Nabi Ismail, membangun kembali Ka'bah yang pertama kali dibangun oleh Nabi Adam.
Konstruksi Ka'bah ini merupakan mukjizat karena dianggap sebagai tugas yang luar biasa dan dilakukan di tengah gurun pasir yang tandus.
5. Jarinya Mengeluarkan Susu dan Madu
Mukjizat jari Nabi Ibrahim yang mengeluarkan susu dan madu terjadi ketika ia masih bayi.
Kala itu, raja Namrud memimpikan seorang anak laki-laki yang mengancam kekuasaannya.
Kekhawatiran ini membuatnya mengeluarkan pengumuman untuk membinasakan seluruh anak laki-laki di masyarakat sekitar kerajaan.
Orang tua Nabi Ibrahim pun menyembunyikan anak bayinya ke dalam gua agar selamat.
Ketika ditinggal di dalam gua sepi tanpa makanan, Ibrahim kecil kelaparan dan menghisap ibu jarinya.
Jari yang dihisap sang bayi akhirnya mengeluarkan susu dan madu sehingga Ibrahim kecil tetap bertahan dan tumbuh sehat.
Baca Juga: 10 Hikmah Ibadah Haji yang Menenangkan Hati, Masya Allah!
Nilai yang Terkandung dalam Kisah Nabi Ibrahim
Ada beberapa keutamaan yang bisa didapatkan dalam kisah Nabi Ibrahim. Salah satunya seperti yang dicatat oleh Jurnal Ilmu Pendidikan Islam dan Keagamaan Pascasarjana UIN Sumatera Utara.
Hasil penelitian ini menunjukkan adanya nilai-nilai pendidikan Islam dalam aspek aqidah yang tertera dalam surat Al-an'am ayat 74-81, yakni:
1. Nilai Aqidah
Allah SWT tidak akan meninggalkan dan akan selalu mengawasi makhluk-Nya.
Allah SWT akan memberikan petunjuk kepada makhluk-Nya; dan Allah SWT tidak sederajat dengan makhluk-Nya.
2. Nilai Moral
Akhlak kepada Allah (habluminallah): jika Allah SWT memberi petunjuk dan menjawab doa hambanya, maka kewajiban manusia untuk menerima dan mematuhinya.
3. Nilai Edukasi
Akhlak yang ditampilkan dalam kisah Nabi Ibrahim AS adalah akhlak yang luhur, baik dalam menghadapi ayahnya atau umatnya yang kafir.
Dia mengajak manusia berdialog menggunakan logika dan gaya persuasif dalam menyampaikan kebenaran.
Baca Juga: Ini 20 Sifat Wajib Allah, Yuk Kenalkan sejak Dini pada Si Kecil!
Keteladanan Nabi Ibrahim yang Dapa Dicontoh
Selain itu, dalam kisah Nabi Ibrahim juga ditemukan sosok nabi, pemimpin, ayah, dan suami yang luar biasa.
Mengutip Human Appeal, inilah karakteristik Nabi Ibrahim yang terpuji.
1. Sosok Pemimpin Sejati
Allah SWT menjadikannya seorang imam, pemimpin umat, dan fokusnya adalah melanjutkan warisan ini untuk keturunannya dan umat.
Dia tahu cara menumbuhkan kepemimpinan dan berdoa kepada Allah SWT.
Dia selalu terbuka saat memimpin dan melakukan kebaikan, serta menginspirasi orang lain untuk mengambil tindakan.
Dia juga tahu pentingnya memastikan bahwa dia tidak mengabaikan keluarganya dalam dakwah, karena dia adalah orang yang seimbang.
2. Memiliki Kepercayaan yang Sempurna
Nabi Ibrahim sangat menginspirasi dalam hal ketakwaan dan ketauhidan.
Dia lebih fokus untuk menyenangkan Allah SWT dan menjadikan-Nya sebagai prioritas.
Dalam perjalanan hidupnya, Nabi Ibrahim memiliki tawakul atau kepercayaan, karena hanya bergantung kepada Allah SWT dan tidak ada yang bisa menggoyangkan keimanannya.
3. Contoh Kesabaran
Ketika dihadapkan pada tantangan, cobaan dan ujian, Nabi Ibrahim selalu bersikap tenang dan bijaksana.
Ketika ayahnya menentang dia dan pesannya, dia tidak marah dan tetap sabar.
Dia berbicara kepada ayahnya dengan cara yang lemah lembut.
4. Dia Beribadah dengan Ihsaan (Keunggulan)
Banyak orang yang beribadah dengan tergesa-gesa, misalnya terburu-buru salat.
Namun, Nabi Ibrahim menunjukkan kualitas ibadah yang sangat istimewa sepanjang hidupnya.
5. Penuh Kasih Sayang dan Mampu Bersikap Adil
Melalui kisah Nabi Ibrahim, kita juga bisa meneladani perilakuknya yang penuh kasih sayang dan adil terhadap sesama.
Ia memperlakukan semua orang dengan kebaikan dan menghargai mereka tanpa memandang status sosial atau latar belakang.
Contohnya adalah ketika Nabi Ibrahim menjamu tamu-tamu yang datang kepadanya dengan penuh keramahan dan kasih sayang.
Banyak hikmah yang bisa dipetik dalam kisah Nabi Ibrahim ini.
Jangan lupa beri tahu kisah Nabi Ibrahim pada Si Kecil agar mereka bisa mencintai sekaligus mengimani para nabi dan rasul.
- http://jurnal.uinsu.ac.id/index.php/eduriligia/article/view/5621
- https://www.humanappeal.org.uk/news/2018/5-praiseworthy-characteristics-of-ibrahim-as/
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.