
Scroll untuk melanjutkan membaca
Mendengar tangisan Si Kecil mungkin bisa membuat Moms dan Dads ikut merasa jengkel, sehingga secara otomatis melarang anak menangis.
Mendidik anak memanglah tidak mudah. Perkataan yang kelihatannya sepele pun bisa berdampak negatif pada psikologis anak.
Contohnya, saat Si Kecil asyik bermain kejar-kejaran, kakinya tidak sengaja menendang sesuatu yang membuatnya kesakitan dan menangis.
Lantas, Moms mengatakan “Jangan menangis, Sayang...” untuk meredakan tangisan Si Kecil. Berhasilkah? Atau malah membuatnya semakin memperkeras tangisannya?
Melarang anak menangis sebenarnya tidak diperbolehkan karena beberapa alasan. Apa saja? Simak ulasannya pada artikel ini Moms.
Baca Juga: 5 Cara Mendidik Anak Agar Selalu Berpikir Positif
Melihat anak menangis dan menjerit sepanjang hari, meski Moms sudah mencoba berbicara dengannya, mengalihkan perhatiannya, hingga menenangkannya, namun semua usaha tersebut tidak memberikan hasil.
Hal tersebut akan membuat Moms terpaksa dan memberitahu mereka untuk berhenti menangis.
Namun ketika anak menangis, sebagai orang tua tidak seharusnya mengatakan pada mereka untuk berhenti
Hal tersebut bukan bertujuan agar anak-anak dapat menikmati perasaan sedih dalam waktu yang lama.
Tetapi melarang anak menangis atau menyuruh mereka untuk berhenti menangis bukanlah pilihan terbaik, betapapun besar keinginan orang untuk menghentikannya.
Berikut beberapa alasan mengapa tidak boleh melarang anak menangis.
Melarang anak menangis dapat membatasi emosi anak dalam mengekspresikan diri.
Cobalah membayangkan ketika sedang mengalami hari yang buruk yang memicu rasa sedih hingga menangis, namun seseorang mengatakan untuk tidak menangis.
Rasanya pasti tidak menyenangkan. Begitulah yang juga dirasakan oleh Si Kecil.
Emosinya sama nyata seperti emosi orang lain pada umumnya.
Membiarkan anak menangis dapat memberi mereka ruang aman yang dia butuhkan untuk memilah-milah perasaannya.
Dilansir Psychology Today, ketika orang tua terus-menerus memberi tahu anak-anak mereka untuk berhenti menangis, hal tersebut dapat menekan emosi mereka dan secara tidak langsung memberi tahu mereka untuk tidak memiliki perasaan.
Selain itu, menangis dapat membuat perasaan menjadi lebih baik daripada menahan emosi.
Pada kebanyakan kasus, melarang anak menangis atau meneriaki anak untuk berhenti menangis tidak akan membuat anak dapat berhenti.
"Hindari dorongan untuk menyuruh anak berhenti menangis, sebab hal tersebut tidak memberikan hasil dan bahkan dapat membuat anak menangis lebih lama," jelas dr. Michele Borba, Ed.D., penulis buku The Big Book of Parenting Solutions.
Baca Juga: 5 Hadist Tentang Kehidupan, Bikin Hidup Lebih Tenang dan Damai
Ketika Si Kecil merasa sedih atau marah akan sesuatu, mereka belum mampu untuk mengungkapkannya secara benar, sehingga mereka mengeluarkannya dalam bentuk tangisan agar dapat dimengerti.
Diberitahu untuk tidak menangis tentunya membingungkan bagi anak-anak, sebab mereka belum mampu untuk mengelola emosi dengan benar.
Di situlah peran orang tua dalam membimbing anak mengetahui emosi apa yang dimiliki, dan membiarkan anak mengeluarkan semua emosinya melalui tangisan agar perasaan mereka dapat lebih baik daripada harus memendamnya.
Menangis merupakan bentuk komunikasi yang penting bagi anak-anak.
Ketika mereka merasa sedih, marah, atau kesal, menangis dapat menjadi cara mereka menyampaikan perasaan mereka kepada orang dewasa di sekitarnya.
Jika orang tua melarang anak menangis, mereka mungkin akan kesulitan dalam mengekspresikan dan mengkomunikasikan emosi dengan cara yang lebih efektif.
Padahal, tangisan adalah salah satu cara utama bagi anak untuk mengekspresikan emosi, terutama saat mereka belum sepenuhnya mengembangkan kemampuan verbal.
Ke depannya, hal ini dapat menghambat kemampuan mereka untuk berkomunikasi secara efektif dan mengungkapkan kebutuhan atau masalah yang mendasarinya.
Baca Juga: 5 Cara Melakukan Afirmasi Positif, Kunci Pikiran Tenang dan Perasaan Bahagia
Dampak lain yang bisa ditimbulkan orang tua ketika mereka melarang anak menangis, yakni kepercayaan diri Si Kecil dapat terpengaruh.
Hal ini karena saat anak-anak tidak diizinkan untuk menangis, mereka mungkin merasa bahwa emosinya diabaikan atau tidak penting.
Bahkan, dapat membuat anak merasa bahwa ada sesuatu yang salah dengan mereka, malu, dan perasaan tidak berharga ketika merasa sedih atau kesal.
Tanpa Moms dan Dads sadari, ini dapat menyebabkan rendahnya kepercayaan diri dan merusak hubungan interpersonal mereka.
Dalam jangka panjang, hal ini dapat menyebabkan mereka merasa tidak percaya diri dalam mengenali dan mengelola emosi mereka sendiri.
Akibatnya, Si Kecil tumbuh menjadi anak yang kurang percaya diri dalam mengekspresikan emosi mereka dengan jujur dan terbuka.
Jadi sebaiknya, orang tua bisa membuat anak-anak merasa didukung dan diterima dalam mengekspresikan emosi mereka.
Termasuk untuk tidak melarangnya menangis agar dapat mengembangkan kepercayaan diri yang sehat.
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Copyright © 2023 Orami. All rights reserved.