30 Januari 2024

Molexflu (Obat Flu dan Batuk): Kandungan, Dosis, dan Efek Samping

Pahami dosis dan aturan pakainya
Molexflu (Obat Flu dan Batuk): Kandungan, Dosis, dan Efek Samping

Memiliki kandungan yang berkualitas, Molexflu banyak dipilih sebagai obat untuk mengatasi batuk dan flu.

Bahkan ada yang memasukkan sebagai obat untuk mengatasi COVID-19 pada beberapa waktu lalu.

Molexflu ini akan lebih baik untuk terus berada di kotak obat sebagai kondisi darurat.

Ini karena virus influenza, virus penyebab flu dapat dengan cepat menular.

Apabila Anda sudah telanjur menderita gejala-gejala tersebut, segera atasi dengan obat yang sesuai. Salah satunya Molexflu.

Baca Juga: Keputihan Bening, Tanda Masa Subur atau Penyakit Tertentu?

Kandungan Molexflu

Molexflu (Biggo.id)
Foto: Molexflu (Biggo.id)

Sering digunakan sebagai obat untuk mengatasi batuk dan pilek, Molexflu juga dapat menghilangkan rasa sakit dan juga panas.

Obat ini digunakan untuk mengobati nyeri ringan sampai sedang (dari sakit kepala, flu, periode menstruasi, sakit gigi, sakit punggung, osteoarthritis serta menurunkan demam.

Termasuk dalam golongan obat bebas atau tanpa resep dokter, Molexflu terdiri dalam kemasan strip kaplet dan juga sirup.

Dalam setiap kapletnya, Molexflu mengandung Paracetamol 500 mg, phenylpropanolamine HCI 12,5 mg, chlorpheniramine maleate 2mg.

Dalam 5 ml sirup mengandung Paracetamol 125 mg, phenylpropanolamine HCI 3,125 mg, chlorpheniramine maleate 0,5 mg.

Komposisi tersebut dapat membantu mengatasi gejala-gejala flu, seperti bersin-bersin, demam, hidung tersumbat, dan sakit kepala.

Phenylpropanolamine adalah salah satu kandungan penting yang dimiliki obat Molexflu.

Obat ini termasuk dalam senyawa yang mengandung dekongestan.

Ini bekerja dengan menyempitkan pembuluh darah di dalam tubuh. Penyempitan pembuluh darah di sinus, hidung, dan dada akan mengurangi pengap yang sering teras saat pilek atau batuk.

Phenylpropanolamine digunakan untuk mengatasi hidung tersumbat yang berhubungan dengan alergi, demam, iritasi sinus, dan flu.

Adanya kabar tentang efektifnya Molexflu sebagai obat untuk mengatasi COVID-19 belum memiliki landasan yang ilmiah.

Bisa jadi klaim tersebut hanya karena gejala yang ditimbulkan saat influenza tau flu mirip dengan gejala COVID-19.

Baca Juga: 5+ Mitos Penyakit Flu, Cek Fakta Sebenarnya!

Dosis dan Cara Pemakaian Molexflu

Remaja Minum Obat
Foto: Remaja Minum Obat (Orami Photo Stock)

Dosis Molexflu untuk orang dewasa yang mengalami hidung tersumbat, yakni:

  • 25 mg per oral setiap 4 jam atau 75 mg pelepasan diperpanjang secara oral setiap 12 jam, namun tidak lebih dari 150 mg/hari.

Dosis Molexflu untuk bayi saat mengatasi hidung tersumbat:

  • 2 sampai 6 tahun: 6,25 mg per oral setiap 4 jam. Dosis harian maksimum adalah 37,5 mg.
  • 6 hingga 12 tahun: 12,5 mg per oral setiap 4 jam. Dosis harian maksimum adalah 75 mg.
  • Lebih dari 12 tahun: 25 mg per oral setiap 4 jam atau 75 mg pelepasan diperpanjang secara oral setiap 12 jam. Tidak melebihi 150 mg/hari.

Dosis obat Molexflu bermanfaat untuk mengatasi gejala-gejala flu. Dosisnya yakni:

  • Anak usia 6-12 tahun: 3 kali sehari 2 sendok takar (10 ml).
  • Dewasa: sebanyak 3 kali sehari 1 kaplet. Dapat diminum sebelum atau sesudah makan.
  • Anak usia 6 - 12 tahun: minum 3 kali sehari sebanyak ½ kaplet. Dapat diminum sebelum atau sesudah makan.

Karena bisa digunakan untuk hampir semua umur, pemberian dosis pemakaian harus diperhatikan. Misalnya jika akan diberikan untuk anak yang perlu perhatian lebih.

Gunakan berat badan anak untuk menemukan dosis yang tepat pada kemasan produk.

Jika tidak mengetahui berat badan anak, gunakan usia anak saat akan diberikan obat.

Untuk obat berbentuk suspensi, kocok obat dengan baik sebelum dikonsumsi.

Beberapa cairan tidak perlu dikocok sebelum digunakan. Ikuti semua petunjuk yang terdapat pada kemasan.

Selain itu, ukur obat cair dengan pengukur dosis yang disediakan untuk memastikan menggunakan dosis yang benar. Jangan gunakan sendok yang ada di rumah.


Untuk tablet yang cepat larut, kunyah atau biarkan larut di lidah, lalu telan dengan atau tanpa air. Untuk tablet kunyah, kunyah secara menyeluruh sebelum menelan.

Jangan menghancurkan atau mengunyah tablet. Melakukannya dapat melepaskan semua kandungan obat sekaligus, juga meningkatkan risiko efek samping.

Obat pereda nyeri seperti Molexflu bekerja paling baik jika digunakan saat gejala nyeri terjadi.

Jika menunggu sampai gejalanya memburuk, obatnya mungkin tidak bekerja dengan baik.

Baca Juga: 6 Jenis Obat Perangsang Pria dan Wanita, Bikin Tahan Lama!

Efek Samping dan Interaksi

Sakit Kepala (Orami Photo Stocks)
Foto: Sakit Kepala (Orami Photo Stocks)

Obat ini biasanya tidak memiliki efek samping. Jika Moms memiliki efek yang tidak biasa, segera hubungi dokter.

Sebab, jika dokter merekomendasikan obat ini, dokter telah menilai bahwa manfaatnya lebih besar daripada risiko efek sampingnya.

Banyak orang yang menggunakan obat ini tidak memiliki efek samping yang serius. Reaksi alergi yang sangat serius terhadap obat ini jarang terjadi.

Namun, segera hubungi dokter jika melihat gejala reaksi alergi yang serius seperti ruam, gatal, bengkak, pusing parah, hingga kesulitan bernapas.

Selain memperhatikan efek samping, hal lain yang harus diperhatikan adalah interaksi obat.

Karena ini dapat mengubah cara kerja obat, hingga meningkatkan risiko efek samping yang serius.

Beberapa produk yang dapat berinteraksi dengan obat ini tanpa menimbulkan efek samping yakni ketoconazole, levoketoconazole.

Jangan mengonsumsi selama lebih dari 7 hari jika kondisi tidak membaik atau jika gejala disertai dengan demam tinggi.

Selain itu, jangan minum obat ini lebih dari yang direkomendasikan pada paket atau dokter.

Berhati-hatilah saat mengemudi, mengoperasikan mesin, atau melakukan aktivitas berbahaya lainnya.

Kandungan dari Molexflu dapat menyebabkan pusing atau mengantuk. Jika mengalami pusing atau mengantuk, hindari aktivitas tersebut.

Selain itu, ada beberapa efek samping yang tidak disebutkan di atas.

Oleh karena itu, bicaralah dengan dokter jika ada efek samping yang tampaknya tidak biasa atau yang sangat mengganggu.

Sebaiknya, hindari penggunaan Molexflu pada Moms yang memiliki riwayat hipersensitif pada kandungan di dalamnya.

Sebaiknya obat ini tidak diminum jika memiliki penyakit gangguan hati, jantung ginjal, ataupun riwayat penyakit diabetes serta gagal jantung.

Karena obat ini memberikan efek mengantuk, hindari aktivitas yang membutuhkan kewaspadaan saat sedang mengonsumsi obat ini.

Baca Juga: Balita Sakit Flu, Perlukah Minum Antibiotik?

Molexflu untuk Ibu Hamil dan Menyusui

Minum Obat (Orami Photo Stocks)
Foto: Minum Obat (Orami Photo Stocks)

Dalam beberapa penelitian pada binatang, obat ini tidak menunjukkan gejala bahaya pada janin.

Di sisi lain, studi terhadap wanita hamil masih belum memadai.

Jadi, tetap beri tahu dokter jika akan mengonsumsi obat ini saat hamil.

Obat ini juga berpotensi bisa ikut terdistribusi ke ASI. Disarankan untuk menginformasikan kepada dokter apabila Moms yang sedang hamil membutuhkan Molexflu.

Melihat kandungannya, Moms dapat menyimpannya dan disesuaikan dosisnya jika sedang sakit, ya.

Baca Juga: 10 Tempat Makan Keluarga di Bandung, Cocok untuk Wisata Juga

Semoga informasi tentang panduan obat ini bermanfaat!

  • https://www.mims.com/indonesia/drug/info/molexflu/molexflu?lang=id
  • https://www.webmd.com/drugs/2/drug-57595/paracetamol-oral/details
  • https://www.drugs.com/mtm/phenylpropanolamine.html

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb