11 Maret 2022

Manfaat Echinacea dalam Pengobatan dan Efek Sampingnya

Membantu mengatasi flu lebih cepat
Manfaat Echinacea dalam Pengobatan dan Efek Sampingnya

Pernah mendengar tanaman echinacea?

Semua jenis tanaman tersebut berasal dari Amerika Utara.

Tanaman ini awalnya digunakan oleh penduduk asli Amerika Utara di wilayah Great Plains sebagai obat tradisional.

Melansir dari National Center for Complementary and Integrative Health, echinacea saat ini sering dipromosikan sebagai suplemen makanan.

Bukan suplemen makanan biasa, tanaman tersebut direkomendasikan untuk mengatasi flu dan infeksi lainnya.

Sebelum memutuskan untuk menggunakannya, Moms perlu mengetahui lebih dulu serba-serbi terkait dengan tanaman ini!

Baca Juga: 14 Tanaman Obat dan Manfaatnya untuk Kesehatan

Apa Itu Echinacea?

echinacea CNN Indonesia
Foto: echinacea CNN Indonesia (CNN Indonesia)

Foto: CNN Indonesia

Melanjutkan dari penjelasan sebelumnya, echinacea kini banyak digunakan sebagai suplemen makanan.

Suplemen makanan tersebut diklaim mampu merangsang sistem kekebalan tubuh agar lebih efektif dalam melawan infeksi.

Suplemen tersedia dalam berbagai bentuk, termasuk penggunaan yang diaplikasikan langsung pada kulit untuk mengatasi luka dan masalah kulit.

Jenis yang paling umum dan dapat dimasukkan ke dalam suplemen makanan, yaitu Echinacea purpurea atau Echinacea angustifolia.

Echinacea sebenarnya adalah tumbuhan liar yang tumbuh di Great Plains dan bagian timur Amerika Utara.

Tanaman ini juga tumbuh subur di dataran Eropa.

Nama umum untuk echinacea, meliputi:

  • Coneflower, coneflower ungu, atau coneflower Amerika
  • Akar ular Kansas
  • Sampson hitam atau akar sampson

Ada berbagai varietas, termasuk:

  • Echinacea purpurea
  • Echinacea angustifolia
  • Echinacea pallida

Echinacea diolah daun, akar, dan keseluruhan tanaman untuk diolah menjadi suplemen kesehatan.

Tanaman ini sebagian besar tersedia sebagai obat herbal, tetapi tidak mengatakan varietas apa yang terkandung di dalamnya.

Para produsen mempromosikan tanaman ini sebagai suplemen untuk mencegah dan mengurangi gejala pilek, flu, dan infeksi saluran pernapasan.

Klaim lainnya juga mengatakan, tanaman ini dapat dikonsumsi sebagai antiseptik dan membantu menyembuhkan luka.

Baca Juga: Mengenal Sindrom Inflamasi Multisistem, Penyakit yang Menyerang Anak Pasca COVID-19

Benarkah Echinacea Mampu Atasi Infeksi COVID-19?

Hingga kini, para peneliti belum membuktikan bahwa tanaman herbal ini dapat mengurangi gejala pilek.

Namun, ada sedikit bukti bahwa tanaman dapat membantu mengatasi penyakit lain.

Melansir dari jurnal berjudul Echinacea—A Source of Potent Antivirals for Respiratory Virus Infections, pada tahun 2011 ditemukan bahwa beberapa ekstrak tanaman dapat membantu mengatasi infeksi virus pernapasan.

Namun, para peneliti menunjukkan bahwa kurangnya standarisasi produksi pada produk dapat menurunkan keefektifitasan penggunaan suplemen.

Sementara itu, penelitian yang dilakukan pada tahun 2020 menunjukkan, produk komersial yang mengandung ekstrak tanaman mencegah penyakit pernapasan parah yang disebabkan oleh virus corona.

Namun, ilmuwan lain memperingatkan bahwa penyelidikan terbatas ini tidak dapat melihat efektivitas produk pada virus yang menjadi pemicu COVID-19.

Selain itu, para peneliti hanya menguji produk pada garis sel dan partikel virus saja, bukan manusia.

Sejauh ini, studi ini juga belum ditinjau oleh rekan sejawat, dan sama sekali tidak menunjukkan bahwa tanaman dapat membantu menyembuhkan COVID-19.

Para ilmuwan yang mengeluarkan peringatan itu juga memperingatkan bahwa produk tersebut bisa berbahaya bagi orang-orang dengan kondisi autoimun.

Jangan sembarangan dipakai, ya!

Sejauh ini, tidak ada bukti medis bahwa tanaman atau bahan lain dalam jamu dapat mencegah atau menyembuhkan penyakit pernapasan parah, termasuk COVID-19.

Baca Juga: 17 Manfaat Daun Pepaya untuk Obat Tradisional

Apakah Dapat Membantu Mengatasi Flu Lebih Cepat?

Flu
Foto: Flu

Foto: Orami Photo Stock

Melansir dari Mayo Clinic, mungkin saja, tapi tidak cukup banyak bukti yang ditemukan.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa suplemen tanaman dapat mempersingkat durasi pilek dan sedikit mengurangi keparahan gejala.

Namun, hasilnya terlalu sedikit untuk dianggap sebagai bukti.

Beberapa penelitian telah menemukan echinacea dapat membantu.

Sedangkan penelitian lain yang dilakukan tidak menemukan manfaat dalam mengobati pilek.

Sebagian dari masalahnya adalah produk dapat mengandung konsentrasi ramuan yang berbeda.

Selain itu, ekstrak yang digunakan dalam produk bisa berasal dari bunga, batang, atau akar dari tiga spesies tanaman echinacea.

Hal tersebut yang membuat para peneliti kesulitan untuk membandingkan hasil studi.

Echinacea umumnya tidak menimbulkan masalah bagi kebanyakan orang.

Namun beberapa pengguna melaporkan efek samping, seperti sakit perut atau diare.

Tanaman juga berpotensi berinteraksi dengan obat lain yang dikonsumsi.

Jadi, bicarakan dengan dokter terlebih dulu sebelum menggunakan suplemen tanaman ini, ya!

Baca Juga: Bisoprolol Obat Hipertensi, Ini Dosis dan Aturan Pakainya

Penggunaan Echinacea dalam Pengobatan Kanker

Melansir dari Cancer Research UK, sebuah survei di Amerika meneliti penggunaan pengobatan komplementer dan alternatif pada orang dewasa.

Mereka menemukan bahwa tanaman ini adalah produk alami yang paling umum digunakan.

Namun, sejauh ini tidak ada bukti bahwa tanaman dapat membantu mengatasi kanker.

Meski demikian, beberapa orang mengonsumsi karena alasan tertentu, seperti:

  • Tanaman dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
  • Tanaman diklaim dapat melawan kanker yang mereka alami.
  • Tanaman turut andil terhadap pengobatan kanker yang dialami.
  • Tanaman dapat mengobati kanker jika pengobatan konvensional tidak dapat lagi menawarkan kemungkinan penyembuhan.

Penelitian laboratorium dan hewan telah menunjukkan bahwa tanaman dapat merangsang sel-sel kekebalan.

Hal tersebut yang diklaim ampun dalam mencegah peradangan.

Meski demikian, tidak ada hasil uji klinis yang menunjukkan hal tersebut pada manusia.

Studi yang dilakukan pada manusia hanya menunjukkan perubahan pada sistem kekebalan tubuh saja.

Penelitian berkelanjutan dilakukan tentang penggunaannya dalam melawan infeksi, virus, dan kanker.

Dalam penelitian laboratorium pada sel kanker usus besar manusia, tanaman menyebabkan kematian sel.

Meski demikian, hasil tersebut tidak cukup bukti untuk menggunakan tanaman sebagai pengobatan kanker.

Dalam beberapa penelitian, ilmuwan menemukan bahwa tanaman dapat menurunkan efektivitas kemoterapi yang dilakukan.

Hal tersebut berbahaya, karena dapat memicu munculnya efek samping yang tidak diinginkan.

Peringatan Khusus sebelum Mengonsumsi

Sama halnya dengan obat atau suplemen lainnya, tanaman ini juga dapat memicu munculnya sejumlah efek samping:

Ibu Hamil

Tanaman mungkin saja aman jika diminum dalam 7 hari, dan tidak melebihi waktu tersebut.

Ibu Menyusui

Tidak ada informasi yang cukup untuk mengetahui apakah tanaman aman digunakan saat menyusui.

Sebaiknya hindari penggunaannya.

Anak-Anak

Tanaman mungkin aman jika diminum atau dioleskan ke kulit dalam 10 hari pada anak berusia 2-11 tahun.

Penderita Alergi

Penderita berisiko tinggi mengembangkan reaksi alergi jika mengoleskan krim topikal pada kulit.

Untuk menghindari sejumlah kondisi yang telah disebutkan, diskusikan dengan dokter sebelum menggunakannya.

Efek Samping yang Mungkin Dialami

ruam-HIV.jpg
Foto: ruam-HIV.jpg

Foto: Orami Photo Stock

Seperti pada ulasan sebelumnya, suplemen, atau obat herbal dari tanaman ini tersedia dalam berbagai bentuk.

Ini efek sampingnya masing-masing:

1. Efek Samping saat Dikonsumsi

Tanaman aman bagi kebanyakan orang jika dikonsumsi dalam jangka pendek hingga hingga 10 hari.

Beberapa produk, seperti Echinaforce (A. Vogel Bioforce AG) diklaim aman digunakan hingga 6 bulan.

Efek samping yang paling umum adalah sakit perut, sembelit, diare, mulas, muntah, dan ruam.

Reaksi alergi mungkin terjadi pada beberapa orang, terutama pada penderita alergi terhadap tanaman ragweed, mums, marigold, atau aster.

Baca Juga: Catat Manfaat, Dosis, dan Efek Samping Obat Phenytoin

2. Efek Samping saat Dioleskan ke Kulit

Tanaman mungkin aman saat digunakan dalam jangka pendek.

Krim topikal yang mengandung echinacea diklaim aman digunakan hingga 12 minggu.

Hati-hati, karena pengaplikasian krim topikal ke kulit dapat menyebabkan kemerahan, gatal, atau ruam.

Itulah manfaat echinacea dalam pengobatan, beserta efek sampingnya.

Sebelum mengonsumsi, pastikan mendiskusikan keputusan tersebut dengan dokter, ya!

  • https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4058675/
  • https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/common-cold/expert-answers/echinacea/faq-20058218
  • https://www.cancerresearchuk.org/about-cancer/cancer-in-general/treatment/complementary-alternative-therapies/individual-therapies/echinacea
  • https://www.nccih.nih.gov/health/echinacea
  • https://www.webmd.com/vitamins/ai/ingredientmono-981/echinacea

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb