31 Agustus 2023

Rekomendasi Olahraga Skoliosis yang Aman dan Perlu Dihindari

Balet tidak disarankan untuk penderita skoliosis
Rekomendasi Olahraga Skoliosis yang Aman dan Perlu Dihindari

6. Bulu Tangkis

Bermain Bulu Tangkis
Foto: Bermain Bulu Tangkis (unsplash.com)

Rekomendasi olahraga skoliosis yang disarankan oleh dr. Widyastuti selanjutnya adalah bulu tangkis.

"Selain berenang, bulu tangkis juga menjadi olahraga untuk mengatasi rasa pegal bagi pasien skoliosis, karena olahraga jenis ini mampu meregangkan otot di daerah punggung," tambah dr. Widyastuti Srie.

Olahraga bulutangkis melibatkan gerakan tubuh yang cukup dinamis, termasuk loncatan, berlari, dan gerakan tiba-tiba.

Namun, jika seseorang menderita skoliosis, ada beberapa pertimbangan yang perlu diperhatikan sebelum memutuskan untuk bermain bulutangkis, ya.

Menarik dicoba ya, Moms?

Penting untuk mendapatkan saran medis sebelum berpartisipasi dalam olahraga tertentu, ya Moms.

Olahraga untuk Skoliosis yang Dilarang

Meski olahraga untuk penderita skoliosis boleh dilakukan, tak semua olahraga itu aman, Moms.

Di bawah ini ada beberapa jenis olahraga yang sebaiknya dihindari.

Apa sajakah olahraga yang termasuk? Berikut daftarnya.

1. Angkat Beban

Olahraga Angkat Beban
Foto: Olahraga Angkat Beban (Orami Photo Stock)

"Olahraga yang tidak disarankan untuk pasien skoliosis adalah angkat beban. Selain untuk pasien skoliosis, ini karena akan membuat bantalan tulang belakang lebih cepat aus," jelas dr. Widyastuti Srie.

Ketika dilakukan secara tidak benar, angkat beban bisa menjadi masalah bahkan untuk orang dengan tulang belakang yang sehat.

Lalu, bagaimana dengan penderita skoliosis? Tentu ini termasuk dalam olahraga yang sebaiknya dihindari ya, Moms.

Faktor risiko cedera pada tulang belakang akan lebih tinggi akibat tulang yang tidak merata.

Khususnya bagi Dads, lebih baik pertimbangkan jenis olahraga lain yang lebih aman ya.

Baca Juga: Mengenal Jenis-Jenis Olahraga Mata Minus dan Juling

2. Golf

Ilustrasi Olahraga Golf
Foto: Ilustrasi Olahraga Golf (iStock)

Olahraga tertentu berisiko membuat tulang belakang bekerja dengan tidak baik.

Hal ini karena adanya tekanan pada salah satu sisi tubuh untuk melakukan gerakan tertentu.

Nah, olahraga skoliosis yang perlu dihindari lainnya adalah golf. Golf sedang marak akhir-akhir ini diminati sebagian orang.

Sayangnya, pada seseorang dengan skoliosis, golf dapat menyebabkan ketidaknyamanan dan perkembangan tulang memburuk.

3. Sepak Bola

Bermain Sepak Bola
Foto: Bermain Sepak Bola (Completesoccerguide.com)

Penderita skoliosis sering direkomendasikan untuk menghindari atau mengurangi olahraga yang menyangkut 'banyak orang'.

Seperti halnya bola basket, rugby , dan juga sepak bola.

Olahraga skoliosis ini perlu dihindari karena ia berisiko tinggi menyebabkan benturan.

Ketika itu terjadi, dapat menyebabkan patah tulang belakang dan kerusakan sendi.

Ini meningkatkan risiko gangguan lebih lanjut bagi mereka yang sudah menderita skoliosis.

Tentu ini menjadi mimpi buruk yang tak pernah mau dialami, bukan?

Baca Juga: Si Kecil Malas Bergerak? Ini 7+ Cara agar Anak Suka Olahraga

4. Gymnastic

Gymnastic (Freepik.com)
Foto: Gymnastic (Freepik.com)

Khususnya anak-anak, mereka menyukai olahraga yang bikin hati 'senang'. Salah satunya seperti gymnastic.

Gerakan yang banyak melibatkan pembengkokan dan pelenturan tulang belakang ini tak baik untuk penderita skoliosis.

Diketahui juga, kasus skoliosis juga lebih tinggi terjadi pada penari dan pesenam.

Namun, ini masih dalam proses penelitian dan kebanyakan skoliosis disebabkan oleh faktor genetik.

Setelah mengetahui daftar olahraga skoliosis di atas, sekarang jadi lebih paham ya. Catat dan jangan sampai tertukar ya, Moms!

  • https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/scoliosis/symptoms-causes/syc-20350716
  • https://www.treatingscoliosis.com/blog/sports-scoliosis-which-sports-are-safe-to-play/
  • https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5412502/
  • https://scoliosisjournal.biomedcentral.com/articles/10.1186/s13013-015-0048-5

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb