10 Maret 2024

Tradisi Pingitan di Indonesia dari Berbagai Suku, Pahami!

Pingitan bukan sekadar mengurung calon pengantin di rumah, lho
Tradisi Pingitan di Indonesia dari Berbagai Suku, Pahami!

5. Suku Buton

Tradisi Posuo
Foto: Tradisi Posuo (Orami Photo Stock)

Dalam tradisi Suku Buton yang juga merupakan suku asli dari daerah Sulawesi Tenggara, pingitan dikenal dengan nama Posuo atau Bakurung.

Seperti Suku Muna, Bakurung dilakukan sebagai penanda transisi bagi perempuan yang akan menjadi dewasa.

Tata cara pingitan Suku Buton ini dilakukan dalam tiga tahap di sebuah ruangan yang disebut Suo.

Tahap pertama dilaksanakan dengan pemberian asap kemenyan pada wanita yang melakukan Bakurung.

Makna dari pemberian asap kemenyan ini adalah sebagai tanda dimulainya bakurung.

Tahap kedua dilaksanakan setelah lima hari, yaitu dengan melakukan perubahan penampilan serta arah tidur wanita.

Makna dari perubahan penampilan dan arah tidur calon mempelai wanita ini adalah menandakan bahwa adanya perubahan besar dalam kehidupan calon pengantin wanita.

Pengantin yang tadinya seorang perawan menjadi seorang istri setelah menikah.

Baca Juga: Unik dan Berbeda-beda, Seperti Inilah Tradisi Perayaan Tahun Baru di 5 Benua

Pada tahap ketiga yang dilaksanakan pada malam kedelapan, wanita dimandikan dengan alat khusus bernama Wadah Bhosu dan selanjutnya didandani seperti wanita dewasa.

Jurnal Ilmu Budaya memaparkan makna pingitan Suku Buton ini.

Dalam Posuo, salah satu tahapan yang harus dilakukan adalah para gadis yang dimandikan oleh para wanita yang dituakan.

Caranya dengan membasahi rambut dan kepala menggunakan sampo dari santan kelapa.

Prosesi ini bermakna para gadis yang membersihkan serta menyucikan diri.

Hal ini berpedoman pada salah satu syarat mandi wajib yang dilakukan dalam ajaran Islam.

Harapannya, para gadis yang mengikuti ritual posuo akan tetap dalam keadaan bersih dan suci saat dimasukkan maupun setelah dikeluarkan dari ruang kurungan.

Selain itu, ada pula penggunaan kain putih untuk menutupi seluruh sisi dinding ruang kurungan, atau diletakkan di lantai sebagai pengalas tikar pada ruang kurungan.

Warna kain yang putih dan bersih memberikan makna “kesucian”.

Hal ini diharapkan para gadis peserta Posuo akan keluar dari kurungan dalam keadaan bersih dan suci layaknya kain putih tersebut.

Baca Juga: 7 Potret Siraman Chelsea Islan, Cantik dan Menawan dengan Balutan Kebaya Ungu!

6. Suku Sumbawa

Dalam tradisi suku Sumbawa, kedua calon pengantin melakukan prosesi pingitan setelah bertukar cincin atau bertunangan.

Tata cara pingitan Suku Sumbawa mulai dilakukan dengan kedua calon pengantin tidak saling bertemu dan harus berpuasa.

Makna dari puasa untuk calon pengantin adalah untuk membersihkan diri dari dosa-dosa dan juga ditujukkan untuk menjaga berat badan serta kesehatan.

Pada hari terakhir masa pingitan, kedua calon pengantin tak diperbolehkan untuk mandi.

Makna dari prosesi ini agar hujan tidak turun saat acara pernikahan dilangsungkan.

Baca Juga: Ini yang Dimaksud dengan Pecah Perawan, Kenali Yuk!

Inilah beberapa adat pingitan yang dilakukan oleh sebagian kecil suku-suku di Indonesia.

Tidak hanya di Indonesia, banyak suku yang masih menerapkan tradisi pingitan ini terhadap anak-anak mereka untuk melestarikan budaya dan pada dasarnya bertujuan baik.

Apakah Moms dan Dads juga pernah mengalami pingitan?

Share pengalamannya di kolom komentar, ya!

  • https://journal.unhas.ac.id/index.php/jib/article/download/7952/4241/21790
  • https://media.neliti.com/media/publications/126878-ID-analisis-nilai-nilai-budaya-karia-dan-im.pdf

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb