
Scroll untuk melanjutkan membaca
Puasa weton merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan oleh sebagian masyarakat adat Jawa atau masyarakat yang meyakini ajaran Kejawen.
Sesuai dengan namanya, puasa ini biasanya dilakukan tepat pada weton kelahiran atau hari pasaran lahir seseorang.
Umumnya, puasa weton dilakukan oleh seseorang untuk meminta sesuatu, misalnya keselamatan, kesehatan atau bahkan jodoh dari Tuhan.
Sama halnya dengan jenis puasa lainnya, puasa weton juga memiliki tata cara dan niat yang harus dilakukan sebelum berpuasa.
Ingin tahu informasi lebih lanjut mengenai puasa weton? Simak penjelasannya di artikel ini hingga akhir, yuk, Moms!
Baca Juga: 13 Doa Akhir Ramadan untuk Menyambut Hari Kemenangan, Yuk Amalkan!
Weton berasal dari bahasa Jawa yang memiliki arti hari kelahiran.
Kelahiran dalam tradisi Jawa juga dikenal dalam acara Upacara Wetonan yang dilakukan ketika bayi telah menginjak usia 35 hari.
Pada hari pelaksanaan, pihak keluarga akan mengadakan upacara nyelapani.
Kata “nyelapani” mempunyai bentuk dasar “selapan” yang artinya sama dengan satu bulan dalam perhitungan Jawa (selapan = 35 hari).
Perhitungan tersebut berdasarkan pada perhitungan hari dari berdasarkan penanggalan Masehi (Senin- Jumat) dan kalender Jawa (Pon, Wage, Kliwon, Legi, Pahing).
Weton atau kelahiran ini digunakan untuk penentuan tanggal jodoh, penentuan tanggal baik, hingga pelaksanaan puasa weton.
Baca Juga: Mengenal Weton Rabu Kliwon, dari Watak, Jodoh, dan Rezeki!
Puasa weton biasanya dikenal dengan puasa kelahiran atau secara singkatnya puasa yang dilakukan saat hari kelahiran atau hari pasaran lahir.
Jenis puasa ini merupakan puasa yang berada dalam kepercayaan dan ajaran Kejawen yang pelaksanaannya dilihat dan mengacu pada Kalender Jawa.
Misalnya, Moms lahir pada hari Kamis dengan pasaran Kliwon, maka Moms bisa melakukan puasa weton setiap Kamis Kliwon.
Berdasarkan Primbon Jawa, puasa weton dilakukan seseorang untuk memohon sesuatu kepada Tuhan agar dikabulkan.
Dalam praktiknya, puasa weton dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu:
Jenis puasa weton yang pertama adalah puasa satu hari penuh.
Sesuai dengan namanya, puasa ini dilakukan satu hari penuh yang dimulai sehari sebelum hari kelahiran.
Jenis puasa weton selanjutnya adalah puasa tiga hari.
Puasa jenis ini dipercayai oleh kepercayaan Kejawen dengan sebutan "puasa apit weton".
Berbeda dengan jenis sebelumnya, puasa ini dilakukan selama 3 hari. Puasa dimulai sehari sebelum hingga satu hari setelah hari kelahiran.
Orang yang melakukan puasa ini tidak boleh makan dan minum selama 3 hari. Waktu berbuka puasa jatuh pada hari ketiga.
Baca Juga: Perbedaan Prostitusi Online dengan Prostitusi Biasa dan Penjelasan tentang Sanksi Hukumnya
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Copyright © 2023 Orami. All rights reserved.