Mengenal Rebo Wekasan, dari Tolak Bala hingga Larangannya
Larangan saat Rebo Wekasan
Sebagian masyarakat Jawa percaya tentang larangan yang harus dihindari ketika Rebo Wekasan.
Berikut adalah beberapa larangan Rebo Wekasan yang dipercaya oleh masyarakat Jawa.
1. Tidak Boleh Menikah
Larangan yang pertama adalah tidak boleh menikah. Jika menikah, diyakini akan mendatangkan musibah dan kesialan.
Namun, dari beberapa sumber, larangan ini hanya berdasarkan kepercayaan masyarakat Jawa yang turun-temurun.
Hal ini juga berlaku dengan tidak mengadakan hajatan atau pesta pada bulan Safar.
2. Dilarang Melakukan Aktivitas
Larangan selanjutnya adalah tidak melakukan aktivitas yang dianggap membawa kesialan pada hari Rebo Wekasan.
Seperti memotong kuku, mencuci pakaian, atau memotong rambut.
3. Jangan Belanja
Larangan terakhir yang juga dipercaya secara turun temurun adalah adalah tidak memulai usaha baru atau membeli barang mahal.
Sebab, aktivitas tersebut dianggap membawa kesialan di bulan Safar.
Amalan Rebo Wekasan
Terdapat dua amalan yang bisa dilakukan saat Rebo Wekasan, yaitu salat hajat dan membaca doa.
Mengutip dari Nu Online, hal ini dijelaskan dalam hadis yang berbunyi:
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِى أَوْفَى الأَسْلَمِىِّ قَالَ خَرَجَ عَلَيْنَا رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- فَقَالَ « مَنْ كَانَتْ لَهُ حَاجَةٌ إِلَى اللَّهِ أَوْ إِلَى أَحَدٍ مِنْ خَلْقِهِ فَلْيَتَوَضَّأْ وَلْيُصَلِّ رَكْعَتَيْنِ ثُمَّ لْيَقُلْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ الْحَلِيمُ الْكَرِيمُ سُبْحَانَ اللَّهِ رَبِّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ اللَّهُمَّ إِنِّى أَسْأَلُكَ مُوجِبَاتِ رَحْمَتِكَ وَعَزَائِمَ مَغْفِرَتِكَ وَالْغَنِيمَةَ مِنْ كُلِّ بِرٍّ وَالسَّلاَمَةَ مِنْ كُلِّ إِثْمٍ أَسْأَلُكَ أَلاَّ تَدَعَ لِى ذَنْبًا إِلاَّ غَفَرْتَهُ وَلاَ هَمًّا إِلاَّ فَرَّجْتَهُ وَلاَ حَاجَةً هِىَ لَكَ رِضًا إِلاَّ قَضَيْتَهَا لِى ثُمَّ يَسْأَلُ اللَّهَ مِنْ أَمْرِ الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ مَا شَاءَ فَإِنَّهُ يُقَدَّرُ ».
Artinya: “Barangsiapa punya hajat kepada Allah atau di antara makhluk Allah, maka wudu lah dan salat lah 2 rakaat, lalu baca doa ….” (HR Ibnu Majah)
Sebagian ulama menilai hadis ini dhaif, tetapi boleh diamalkan. Maupun salat sunah mutlak, dan salat tasbih, maka diperbolehkan. Setelah salat kemudian dilanjutkan dengan berdoa.
Jadi, jika ingin melaksanakan salat hajat, Moms dan Dads bisa membacakan niat salat hajat yang berbunyi,
“Ushall sunnatal hjati rak‘ataini ad’an lillhi ta‘l.”
Artinya, “Aku menyengaja salat sunah hajat dua rakaat tunai karena Allah SWT.”
Selain salat hajat, Moms juga bisa mengamalkan doa di malam Rabu Wekasan. Berikut penjelasan ulama ahli hadis Syekh Abdurrauf al-Munawi:
قَالَ ابْنُ رَجَبَ : الْمَشْرُوْعُ عِنْدَ وُجُوْدِ الْأَسْبَابِ الْمَكْرُوْهَةِ الْاِشْتِغَالُ بِمَا يُرْجَى بِهِ دَفْعُ الْعَذَابِ مِنْ أَعْمَالِ الطَّاعَةِ وَالدُّعَاءِ وَتَحْقِيْقِ التَّوَكُّلِ وَالثِّقَةِ بِاللهِ. فيض القدير – ج 6 / ص 562
Artinya: Ibnu Rajab berkata: Yang disyariatkan jika ada hal yang tidak disuka, adalah dengan memperbanyak doa tolak bala, yang terdiri dari perbuatan taat, doa, benar-benar pasrah, dan percaya pada Allah.
Baca Juga: 20+ Pilihan Nama yang Artinya Bulan untuk Bayi Perempuan
Demikian informasi lengkap mengenai tradisi Rebo Wekasan yang bisa Moms ketahui.
- https://islam.nu.or.id/ubudiyah/penjelasan-mengenai-rebo-wekasan-SB92l
- https://jatim.nu.or.id/keislaman/penjelasan-lebih-rinci-terkait-rabu-wekasan--SFk6O
- https://budaya.jogjaprov.go.id/artikel/detail/298-upacara-rebo-wekasan
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.