07 April 2024

Sejarah 4 Rumah Adat Kalimantan Selatan dan Filosofinya

Masing-masing rumah adat punya sejarah yang menarik
Sejarah 4 Rumah Adat Kalimantan Selatan dan Filosofinya

Moms pernah melihat rumah adat Kalimantan Selatan?

Provinsi Kalimantan Selatan yang beribu kota di Banjarmasin ini memiliki luas wilayah 38.744 km dengan populasi 4,3 juta penduduk.

Kalimantan Selatan dikenal dengan wisata alamnya yang indah dan asri.

Beberapa di antaranya adalah Pasar Terapung Lok Baintan, Pantai Angsana, dan lainnya.

Kuliner khasnya juga tak kalah menggugah selera, seperti soto Banjar hingga nasi kuning ayam abang.

Namun, bukan itu saja, di Kalimantan Selatan juga punya rumah adat yang wajib dikenal.

Terlebih jika Moms menyukai wisata sejarah dan penasaran dengan budaya khas Kalimantan Selatan.

Tapi, Kalimantan Selatan tak hanya memiliki satu rumah adat saja.

Nah, dalam artikel ini, akan dibahas lebih lanjut mengenai beberapa jenis rumah adat Kalimantan Selatan dan keunikannya. Yuk, simak penjelasannya!

Baca Juga: Mengenal 5 Rumah Adat NTB dan Keunikan yang Dimiliki!

Ragam dan Keunikan Rumah Adat Kalimantan Selatan

Rumah Adat Kalimantan Selatan
Foto: Rumah Adat Kalimantan Selatan (Goodnewsfromindonesia.id)

Keberagaman adat dan suku di Kalimantan Selatan menjadikan jenis rumah adat Kalimantan Selatan menjadi beraneka ragam.

Meskipun bentuknya mirip, tapi rumah-rumah adat ini memiliki filosofi dan sejarah yang berbeda-beda.

Namun, saat ini, beberapa jenis rumah adatnya sudah langka dan jarang ditemui.

Oleh sebab itu, mempelajari keunikannya jadi salah satu cara melestarikan keberadaannya.

Berikut ini jenis dan keunikan rumah adat Kalimantan Selatan.

Baca Juga: Mengenal 4 Rumah Adat Riau Berserta Filosofi dan Keunikannya

1. Rumah Bubungan Tinggi

Rumah Bubungan Tinggi
Foto: Rumah Bubungan Tinggi (Foto: kebudayaan.kemdikbud.go.id)

Seperti namanya, Rumah Bubungan Tinggi ini memiliki bubungan atau puncak rumah yang tinggi.

Menurut buku berjudul Iklim Tropis dan Uniknya Bentuk Rumah Tradisional Nusantara (2019) karya Nur Inayah Syara, rumah adat Kalimantan Selatan tersebut merupakan jenis rumah adat tertua.

Bentuknya juga paling tinggi dari 11 jenis kelompok rumah tradisional suku Banjar lainnya.

Di masa Kesultanan Banjar, Rumah Bubungan Tinggi digunakan oleh para keturunan bangsawan atau saudagar.

Rumah Bubungan Tinggi berbentuk rumah panggung dengan pondasi berbentuk titik dan atap miring yang besar.

Lantaran Kalimantan Selatan beriklim tropis dengan kelembapan serta curah hujan yang tinggi, maka kayu yang digunakan untuk membangun Rumah Bubungan Tinggi memiliki ketahanan air dan cuaca yang baik

Kayu tersebut antara lain seperti kayu galam, kayu besi dan kayu ulin.

Baca Juga: 10 Fakta Midodareni, Rangkaian Upacara Adat Jawa sebelum Pernikahan

2. Rumah Gajah Baliku

Rumah Gajah Baliku
Foto: Rumah Gajah Baliku (Kebudayaan.kemdikbud.go.id)

Setelah Rumah Bubungan Tinggi dibangun, munculah jenis rumah adat Kalimantan Selatan lainnya yakni Rumah Gajah Baliku.

Rumah adat ini diperuntukkan bagi anak dari H.Arif yakni pendiri Rumah Bubungan Tinggi.

Meski begitu, tahun didirikannya Rumah Gajah Baliku belum dapat dipastikan.

Melansir dari Kebudayaan.kemdikbud.go.id, diperkirakan Rumah Gajah Baliku dibangun 20 tahun kemudian setelah Rumah Bubungan Tinggi didirikan.

Dahulu, Rumah Gajah Baliku ini digunakan oleh para pejuang kemerdekaan atau sebagai markas dan tempat latihan.

Namun, setelah masa perjuangan berakhir, rumah tersebut mulai ditinggalkan penghuninya.

Pada bagian atap Rumah Gajah Baliku, bentuknya tidak terlalu tinggi dengan tingkat kemiringan sekitar 60 derajat.

Selain itu, atapnya berbentuk perisai dan terdiri dari tiga bagian yakni bagian kaki, badan, dan atap.

Baca Juga: 8 Rumah Adat Sunda yang Punya Bentuk Unik, Cek, Yuk!

3. Rumah Balai Laki

Rumah Balai Laki
Foto: Rumah Balai Laki (Wikipedia.org)

Rumah adat Kalimantan Selatan berikutnya adalah Rumah Balai Laki atau Rumah Baanjung.

Rumah adat ini dikenal sebagai hunian para punggawa mantri dan prajurit pengawal keamanan Kesultanan Banjar.

Rumah Balai Laki tidak dibangun dengan sisi panjang sejajar jalan, melainkan tegak lurus berhadapan dengan jalan.

Bentuk atap bangunan Rumah Balai Laki menggunakan atap pelana teknik model atap gudang yang bagian atapnya dapat digunakan untuk menyimpan berbagai barang.

Atap sayap bangunan (anjung) menggunakan atap sengkuap yang dikenal dengan sebutan atap pisang...

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb