
Scroll untuk melanjutkan membaca
Bicara soal gangguan obsesif kompulsif atau sering disebut dengan OCD, tak banyak orang yang tahu hubungannya dengan sindrom PANDAS pada anak.
Menurut penjelasan dari National Institute of Mental Health, PANDAS adalah singkatan dari Pediatric Autoimmune Neuropsychiatric Disorders Associated with Streptococcal Infections.
Secara singkat ini bisa diterjemahkan menjadi gangguan autoimun neuropsikiatrik yang berhubungan dengan infeksi Streptococcus pada anak.
Sindrom PANDAS biasanya muncul pada anak berusia 3-12 tahun yang pernah mengalami infeksi Streptococcus, serta menyebabkan perubahan drastis secara mendadak pada kepribadian, perilaku, dan gerakan anak.
Lalu seperti apa sebenarnya hubungan antara autoimun, infeksi Streptococcus, dan OCD?
Simak penjelasan berikut untuk tahu lebih banyak ya, Moms.
Baca Juga: Mengenal Tanda dan Gejala OCD, Salah Satunya Terlalu Sering Mengecek Ulang Segala Hal!
Mengutip dari Cleveland Clinic, sindrom PANDAS terjadi ketika sistem kekebalan tubuh anak menghasilkan antibodi untuk melawan bakteri yang menyebabkan infeksi radang.
Sindrom PANDAS pada anak dimulai dari infeksi bakteri Streptococcus, yang selama ini diketahui menyebabkan gejala ringan seperti radang tenggorokan dan infeksi kulit ringan.
Dari beberapa masalah kesehatan tersebut menjadi masalah kesehatan yang lebih serius seperti infeksi strep dan demam scarlet.
Meski butuh penelitian lebih lanjut, sindrom PANDAS diduga terjadi akibat kesalahan respon sistem imun saat menghadapi bakteri Streptococcus yang masuk ke dalam tubuh.
Akibatnya, antibodi menyerang area otak yang disebut dengan basal ganglia dan menyebabkan gejala neuropsikiatrik.
Diketahui pula kalau infeksi lain seperti penyakit lyme, mononukleosis, mikoplasma (pneumonia berjalan), dan flu H1N1 juga bisa memicu gejala neuropsikiatrik akibat reaksi autoimun yang dikenal dengan sindrom PANS.
Baca Juga: Mengenal Sindrom Asperger, Sindrom yang Memiliki Kemampuan Intelektual Tinggi
Berbeda dengan gejala OCD pada umumnya yang muncul secara perlahan dan bertahap, gejala sindrom PANDAS pada anak muncul secara mendadak dan dengan cepat menjadi lebih parah.
Seperti dikutip dari laman International OCD Foundation, gejala sindrom PANDAS biasanya muncul dalam kurun waktu 4-6 minggu setelah anak terkena infeksi Streptococcus.
Selain ditandai dengan munculnya gejala OCD dan sindrom Tourette secara mendadak, juga diikuti dengan gejala lain seperti:
Gejala neurologis yang telah dilaporkan terkait sindrom PANDAS meliputi:
Tidak semua anak penderita sindrom PANDAS mengalami semua gejala secara bersamaan, tapi umumnya menunjukkan kombinasi beberapa gejala fisik dan psikiatrik seperti di atas.
Baca Juga: 8 Cara Mencegah Sindrom Kematian Bayi Mendadak (SIDS)
Kebanyakan anak dengan OCD tidak bersumber karena sindrom PANDAS atau PANS, lho Moms.
Maka dari itu, untuk mendiagnosis PANDAS atau PANS, dokter akan berbicara dengan orang tua dan mengajukan pertanyaan tentang gejala Si Kecil.
Selain itu, dokter juga akan melakukan beberapa tes untuk mengecek infeksi, seperti:
Baca Juga: Mengenal Sindrom Klinefelter, Adanya Kelebihan Kromosom pada Balita
Pengobatan sindrom PANDAS pada anak biasanya dilakukan untuk gejala fisik maupun psikiatrik.
Perawatan untuk sindorm PANDAS mungkin termasuk:
Anak-anak dengan infeksi radang aktif, termasuk gejala karakteristik infeksi (seperti demam, sakit tenggorokan, nyeri saat menelan), memerlukan antibiotik.
Antibiotik diberikan untuk memastikan infeksi bakteri Streptococcus sembuh sepenuhnya dan tidak berulang.
Pada tahap ini, anggota keluarga lain juga perlu di tes untuk infeksi Streptococcus, tidak bergantian dalam menggunakan peralatan makan, juga mengganti sikat gigi dengan yang baru.
Obat ini dapat menenangkan sistem kekebalan tubuh.
Anak mungkin mendapatkan pil steroid selama beberapa hari. Obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) seperti ibuprofen juga dapat membantu.
Setelah itu gejala psikiatrik akan ditangani dengan terapi perilaku kognitif dan pemberian obat tertentu.
CBT adalah bentuk psikoterapi. Ini dapat membantu anak Anda mengelola kesulitan mental dan emosional dengan lebih baik.
Pada kasus yang parah, Si Kecil mungkin harus menjalani pertukaran plasma darah untuk menyingkirkan antibodi abnormal dari tubuh.
Obat yang disebut inhibitor reuptake serotonin selektif (SSRI) dapat membantu mengelola OCD.
Tapi mereka bisa berbahaya bagi anak-anak, dan anak-anak dengan PANDAS tampaknya sangat mungkin memiliki efek samping.
Jika dokter merekomendasikannya, pastikan Moms memahami dosis yang tepat untuk diberikan dan masalah yang harus diperhatikan.
Jika tak segera diatasi hingga tuntas, gejala fisik dan psikiatrik dari sindrom PANDAS bisa bertambah parah dan menyebabkan kerusakan kognitif permanen.
Pada beberapa kasus, anak juga bisa mengalami kondisi autoimun kronis.
Baca Juga: Serba-serbi Sindrom Savant, Sindrom dengan Kecerdasaan Menonjol pada Anak Autisme
Cara terbaik untuk mencegah sindrom PANDAS pada anak adalah segera mengatasi infeksi Streptococcus dengan pemberian antibiotik sesuai resep dokter hingga tuntas.
Moms juga perlu membiasakan anak untuk tidak berbagai peralatan makan, sikat gigi, maupun makanan dan minuman untuk memperkecil resiko terkena infeksi Strep.
Menurut Moms, adakah cara lain yang perlu dilakukan supaya Si Kecil tidak rentan terkena penyakit menular?
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Copyright © 2023 Orami. All rights reserved.