09 Oktober 2022

Vaksin Prevenar Untuk Bayi, Apa Fungsinya?

Disimak dengan baik ya, Moms!
Vaksin Prevenar Untuk Bayi, Apa Fungsinya?

Ada banyak jenis vaksinasi yang diberikan oleh bayi maupun anak-anak, salah satunya vaksin prevenar.

Pemberian vaksin untuk bayi menjadi salah satu cara yang dapat membantu melindungi mereka terhadap serangan berbagai macam penyakit berbahaya.

Dari sekian banyaknya vaksin, mungkin Moms masih cukup asing dengan istilah vaksin prevenar. Padahal ini termasuk vaksin yang juga diberikan kepada bayi.

Lalu, apa itu vaksin prevenar? Apa tujuan pemberian vaksin prevenar untuk bayi?

Baca Juga: Mengenal Karakter Plegmatis, Si Pecinta Damai yang Imajinatif

Manfaat Vaksin Prevenar

vaksin prevenar untuk bayi
Foto: vaksin prevenar untuk bayi (Orami Photo Stock)

Vaksin prevenar dapat melindungi bayi, anak-anak dan orang dewasa dari penyakit pneumokokus.

Melansir Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), penyakit pneumokokus dapat menyerang siapa saja dengan angka tertinggi menyerang anak usia kurang dari 5 tahun dan usia di atas 50 tahun.

Terdapat kelompok lain yang memiliki resiko tinggi terserang pneumokokus (meskipun dari segi usia bukan risiko tinggi), yaitu:

  • anak dengan penyakit jantung bawaan
  • HIV
  • thalassemia
  • anak dengan keganasan yang sedang mendapatkan kemoterapi
  • kondisi medis lain yang menyebabkan kekebalan tubuh berkurang.

“Anak-anak sering menjadi pembawa pneumokokus,” kata William Schaffner, MD., direktur medis dari National Foundation for Infdectious Diseases dan profesor pencegahan dan penularan penyakit di Vanderbit University Medical Center di Nashville, Tenn, serta anggota panel ACIP, seperti dikutip dari American Association of Retired Persons (AARP).

“Vaksinasi (Prevenar 13) untuk anak-anak berhasil menghentikan penyebaran bakteri, termasuk ke kelompok usia yang lebih tua.”

Melansir jurnal Nature Reviews Microbiology, adapun jenis vaksin prevenar untuk bayi dan anak-anak di bawah 2 tahun adalah vaksin konjugasi pneumokokus (PCV) yang saat ini lebih dikenal sebagai PCV 13 atau Prevenar 13.

Vaksin ini membantu melindungi terhadap 13 jenis bakteri pneumokokus yang paling umum menyebabkan infeksi serius pada bayi.

Baca Juga: 11 Rekomendasi Drama Korea tentang Jaksa, Banyak Misteri yang Harus Diungkap!

Pemberian Vaksin Prevenar pada Bayi

vaksin prevenar untuk bayi
Foto: vaksin prevenar untuk bayi (Orami Photo Stock)

World Health Organization (WHO) merekomendasikan bayi mendapat imunisasi PCV sebanyak 3 kali suntikan wajib dan dua suntikan booster atau pengulangan.

Jadwal pemberian vaksin prevenar yaitu saat bayi berusia 6 minggu, dengan jarak 4-8 minggu. Jadi bila bayi menerima imunisasi pada usia 6 minggu, pemberian vaksin berikutnya ketika ia berusia 10 dan 14 minggu (2, 4, 6 bulan).

Pemberian vaksin ini sering bersamaan dengan vaksin pentavalen (DPT-HiB-HB) dan rotavirus. Imunisasi booster dilakukan ketika anak berusia 12-15 bulan, Moms bisa memilih di antara usia tersebut.

Bila anak terlambat mendapatkan vaksin PCV, tidak perlu mengulang dari awal, cukup lanjutkan sesuai usia si kecil.

Sebagai contoh, bayi usia 6 bulan belum mendapat vaksin PCV, maka lakukan pemberian imunisasi PCV 1 dan 2 pada usia 7-11 bulan dengan jeda satu bulan.

Sementara kalau bayi berusia 12 bulan belum menerima imunisasi PCV, lakukan pemberian vaksin PCV 1 dan 2 pada usia 12-23 bulan dengan jeda 2 bulan.

Dosis ekstra vaksin prevenar 13 umumnya diberikan pada bayi usia 6 bulan dengan kondisi kesehatan seperti:

  • Tidak memiliki limpa atau limpa yang tidak berfungsi dengan baik
  • Menderita penyakit sel sabit
  • Sistem kekebalan melemah akibat penyakit atau perawatan medis
  • Memiliki penyakit hati kronis, termasuk sirosis, hepatitis B kronis atau hepatitis C
  • Menderita ginjal kronis, penyakit jantung atau paru-paru
  • Melakukan transplantasi sel induk
  • Kondisi neurologis kronis yang membuat bayi sulit membersihkan cairan dari mulut atau tenggorokan
  • Menderita diabetes, fibrosis kistik atau kebocoran cairan serebrospinal kronis
  • Menunggu proses transplantasi organ padat atau implan koklea (telinga bagian dalam)

Untuk bayi yang terlahir prematur, WHO juga menjelaskan bahwa bayi prematur tetap harus mendapatkan vaksin prevenar, tetapi perlu pemantauan dari usia kronologis atau ketika ia lahir.

Untuk bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) yang beratnya kurang dari 1500 gram, imunisasi baru bisa didapatkan ketika si kecil mencapai usia kronologis 6-8 minggu.

Namun, vaksin sudah bisa langsung bayi dapatkan ketika beratnya sudah lebih dari 2000 gram atau 2 kilogram.

Baca Juga: Gejalanya Terlihat Sama, Ini Perbedaan Flu Perut dan Keracunan Makanan, Jangan Terbalik!

Tidak Semua Bayi Boleh Menerima Vaksin Prevenar

vaksin prevenar untuk bayi
Foto: vaksin prevenar untuk bayi (Orami Photo Stock)

Menurut Medline Plus, bayi yang pernah mengalami reaksi alergi terhadap dosis vaksin ini, vaksin prevenar untuk bayi yang sebelumnya (PCV 7) atau vaksin apa pun yang mengandung toksoid difteri (misalnya DTap), tidak boleh menerima PCV 13.

Selain itu, bayi dengan alergi parah terhadap komponen PCV 13 juga tidak boleh mendapatkan vaksin.

Bayi yang sedang kurang sehat ketika jadwal pemberian vaksin tiba umumnya diharuskan untuk menjadwal ulang pada hari lainnya untuk menghindari risiko yang tidak diinginkan.

Vaksin prevenar untuk bayi bukanlah imunisasi atau pemberian vaksin yang diwajibkan di Indonesia.

Baca Juga: 20+ Hydrating Toner Terbaik, Aman untuk Kulit Sensitif!

Efek Samping Vaksin Prevenar

Demam
Foto: Demam (Orami Photo Stock)

Seperti vaksin pada umumnya, tentu bisa menimbulkan efek samping.

Melansir Aging and Disease, biasanya anak yang mendapatkan vaksin prevenar hanya mengalami efek samping ringan dan tidak ada masalah serius.

Beberapa efek samping dari vaksin prevenar, yaitu:

  • Rewel
  • Demam ringan (38 derajat celcius)
  • Kemerahan dan rasa sakit pada area suntikan
  • Kehilangan nafsu makan
  • Sakit kepala

Efek samping tersebut biasanya akan hilang dengan sendirinya dalam waktu 2-3 hari. Namun pada kasus yang sangat jarang terjadi, vaksin ini bisa menyebabkan efek samping reaksi alergi parah, seperti:

  • Kulit ruam
  • Sakit tenggorokan
  • Detak jantung cepat
  • Kesulitan bernapas

Namun reaksi alergi parah ini sangat jarang terjadi. Jadi jangan terlalu khawatir ya Moms.

Baca Juga: Mengenal Psikosis Postpartum, Kondisi Ibu Baru yang Lebih Berbahaya dari Depresi Pascamelahirkan

Nah itu dia Moms penjelasan mengenai vaksin prevenar untuk bayi. Jadi, konsultasikan dengan dokter jika ingin memberikan vaksin ini pada Si Kecil ya!

  • https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6457056/
  • https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5949087/
  • https://www.idai.or.id/artikel/klinik/imunisasi/sekilas-vaksin-pneumokokus
  • https://www.healthline.com/health/pneumonia-vaccine-side-effects
  • https://www.cdc.gov/vaccines/vpd/pneumo/public/index.html
  • https://www.healthline.com/health/how-long-does-a-pneumonia-shot-last

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb