Veneer Gigi: Fungsi, Biaya, Jenis, serta Efek Sampingnya
Veneer gigi telah menjadi salah satu alternatif populer bagi orang yang ingin meningkatkan kepercayaan diri dan mendapatkan senyuman yang indah.
Dalam dunia estetika gigi, veneer gigi memberikan hasil yang mengesankan dalam memperbaiki bentuk, warna, dan penampilan gigi yang tidak sempurna.
Lantas, apa sebenarnya veneer gigi? Apakah ini boleh dilakukan dan apa saja risikonya bagi kesehatan gigi?
Mari cari tahu penjelasan selengkapnya mengenai veneer gigi berikut ini.
Baca Juga: 6 Penyebab Gigi Tonggos dan Perawatan untuk Merapikannya
Apa itu Veneer Gigi?
Veneer gigi merupakan rangkaian prosedur kecantikan dari dokter gigi yang bisa membuat gigi Moms jadi lebih baik, dari segi warna, bentuk, atau posisi.
Menurut penelitian yang diterbitkan di Contemporary Clinical Dentistry, ini adalah cara memutihkan gigi yang banyak diminati karena kecanggihannya.
Fungsi Veneer Gigi
Prosedur ini umumnya digunakan untuk mengubah warna gigi, memperbaiki gigi yang patah, rusak, tidak rata, atau ada gap.
Caranya adalah veneer dipasang menutupi permukaan bagian depan gigi.
Terdapat 2 jenis veneer, yakni veneer dari porselen dan veneer dari komposit resin.
Untuk segi kualitas, veneer dari bahan porselen lebih baik karena lebih mirip bentuk gigi asli.
Prosedur Veneer Gigi
Prosedur pemasangannya cukup sederhana namun memerlukan keahlian dari dokter gigi untuk memastikan hasil yang natural dan tahan lama.
Simak penjelasan lengkap mengenai prosedur veneer gigi untuk mengetahui langkah-langkahnya dan apa yang perlu Moms persiapkan!
1. Konsultasi Awal
Pada kunjungan pertama, dokter gigi akan melakukan pemeriksaan menyeluruh untuk menentukan apakah veneer gigi cocok untuk Moms.
Dokter juga akan mendiskusikan jenis veneer yang paling sesuai, apakah komposit atau porselen, serta merencanakan desain dan jenis-jenis gigi yang diinginkan.
2. Persiapan Gigi
Sebelum memasang veneer, dokter gigi akan mengikis sedikit lapisan enamel gigi untuk memberi ruang bagi veneer agar dapat menempel dengan baik.
Proses ini tidak menyakitkan dan biasanya hanya membutuhkan sedikit pengikisan.
3. Pembuatan Veneer
Setelah gigi dipersiapkan, dokter akan mengambil cetakan gigi untuk membuat veneer yang pas dan sesuai bentuk gigi. Proses pembuatan veneer ini biasanya memakan waktu beberapa hari hingga satu minggu.
4. Pemasangan Veneer
Ketika veneer siap, dokter akan memeriksa kecocokannya dengan gigi Moms, memastikan bentuk dan warnanya sesuai.
Setelah itu, veneer akan dipasang menggunakan bahan perekat kuat, dan lapisan pengikatan akan digunakan untuk memastikan veneer menempel dengan sempurna.
5. Perawatan dan Pemeliharaan
Setelah veneer terpasang, dokter gigi akan memberikan instruksi tentang cara merawatnya. Moms perlu menjaga kebersihan gigi dan rutin memeriksakan kondisi veneer agar tetap awet.
Baca Juga: Tambal Gigi: Proses, Biaya, hingga Prosedur Pelayanannya
Fakta Seputar Veneer Gigi
Nah, kalau Moms berencana untuk melakukan veneer, berikut ini beberapa hal yang perlu diketahui, ya.
1. Pilih Dokter Gigi yang Kredibel
Veneer gigi merupakan bentuk tindakan perawatan gigi yang hanya bisa dilakukan oleh dokter gigi.
Maka, pastikan kalau Moms bisa melihat hasil kerja dokter gigi kosmetik tersebut untuk memastikan kalau mereka memang kredibel dan sesuai dengan style Moms.
Pastikan juga Moms bisa melihat karya-karya before dan after-nya agar bisa lebih meyakinkan.
Jangan tergiur dengan biaya yang murah apalagi jika dilakukan tidak dengan ahlinya.
2. Tidak Bisa Bisa Dilepas
Veneer dipasang permanen pada gigi dan hanya bisa dilepaskan oleh dokter gigi.
Metode ini biasanya bertahan sekitar 10–20 tahun, tapi ada juga yang bertahan lebih lama.
Namun, kalau Moms malas merawat dan menyikatnya, maka bisa bertahan kurang dari waktu tersebut.
Setelah 10–20 tahun berlalu, veneer harus diganti.
3. Gigi Bisa Jadi Terlalu Putih dan Tidak Natural
Pernah kan Moms melihat ada orang yang punya warna gigi sangat putih sampai rasanya tidak wajar?
Ya, itulah hasil dari veneer yang terlalu putih sehingga tidak nampak natural.
Bila Moms mau melakukan metode ini, sebaiknya pilih warna putih yang memang sesuai dengan warna kulit.
Biasanya soft white jadi pilihan netral.
4. Bisa Pecah
Seperti gigi asli, veneer gigi pun bisa pecah kalau Moms tidak berhati-hati.
Misalnya saja akibat mengunyah makanan yang terlalu keras atau terbentur sesuatu.
Untuk itu, berhati-hatilah saat menggunakan veneer.
Hindari makanan dengan tekstur keras atau mengunyah terlalu cepat.
5. Gigi Jadi Lebih Sensitif
Sebelum dipasang veneer, gigi akan dikikis sebanyak 0,5 mm supaya ada ruang untuk memasang veneer.
Karena pengikisan inilah, kekuatan gigi berkurang sehingga jadi lebih sensitif.
Setelah menggunakan veneer, Moms mungkin akan merasa ngilu saat mengonsumsi makanan dingin dan panas.
Selain itu, gigi jadi sensitif saat menggigit makanan yang terlalu keras.
6. Gusi Jadi Rentan Iritasi
Selain gigi jadi lebih sensitif, hal yang harus diketahui setelah pasang veneer gigi adalah gusi jadi rentan iritasi.
Umumnya iritasi gusi terjadi pada awal pemasangan, karena gusi harus menyesuaikan bentuk gigi yang baru.
Namun, iritasi pada gusi juga bisa terjadi kalau Moms tidak menjaga kebersihan mulut dengan baik.
7. Tersedia Veneer Gigi Sementara
Setelah Moms berdiskusi dengan dokter gigi tentang veneer seperti apa yang diinginkan, dokter akan mencetak gigi Moms untuk membuat veneer temporary.
Veneer sementara ini terbuat dari komposit cair atau liquid composite dan seperti blue print untuk gigi Moms.
Ini juga tidak mengilap seperti veneer porselen asli dan ukurannya sedikit lebih besar.
Baca Juga: 10 Cara Mengobati Luka Memar Agar Cepat Sembuh dan Pulih
8. Tidak Semua Gigi Harus Di-Veneer
Kalau Moms hanya butuh melapisi satu gigi (karena jatuh atau gompal dan jadi kurang bagus), bisa untuk melakukan veneer hanya satu gigi saja.
Jadi, tidak perlu semua gigi dilapisi. Bisa tergantung kebutuhan atau budget.
Nanti, Moms cukup konsultasikan dengan dokter dan disesuaikan dengan saran dokter gigi.
9. Tidak Semua Orang Bisa Pakai Veneer
Veneer memang kian populer, tapi bukan berarti semua orang bisa menggunakannya.
Sebelum menggunakan veneer, tentu saja Moms harus melewati beberapa prosedur dan pemeriksaan yang dilakukan oleh dokter gigi.
Kalau tidak disetujui dokter, maka veneer tidak bisa dilakukan. Misalnya saja kalau Moms punya penyakit mulut atau kerusakan gigi yang parah.
Harga Veneer Gigi
Perlu diketahui juga veneer gigi membutuhkan biaya yang cukup besar.
Untuk direct veneer atau yang menggunakan resin komposit, biayanya bisa mencapai Rp1.000.000–Rp2.000.000 per satu gigi.
Sementara untuk indirect veneer atau yang menggunakan porselen, memakan biaya sekitar Rp3.000.000–Rp10.000.000 per satu gigi.
Jenis Veneer Gigi
Sebelum memakai veneer gigi, ada baiknya mengetahui jenis-jenis yang bisa Moms pilih.
Namun, ini dikembalikan pada jenis dan bentuk gigi setiap orang dari hasil pemeriksaan dokter gigi, ya.
Berikut perbedaan jenis veneer gigi menurut American Dental Association, antara lain:
1. Veneer Porselen
Veneer gigi porselen adalah cangkang tipis yang dibuat khusus dari porselen agar pas dengan gigi.
Menerapkan veneer jenis porselen ini melibatkan beberapa struktur gigi, terkadang mencabut beberapa gigi.
Hal ini juga kadang membutuhkan anestesi lokal untuk mereda nyeri.
Manfaat veneer porselen:
- Lebih kuat dan tahan lama.
- Tampak alami.
- Lebih sedikit enamel gigi yang perlu dihilangkan dibandingkan dengan mahkota atau penutup gigi.
2. Vener Resin Komposit
Veneer resin komposit adalah cangkang tipis dari porselen transparan atau resin komposit berwarna gigi, tembus pandang, dan dibuat khusus agar sesuai dengan gigi.
Ia memperbaiki warna, bentuk, dan penampilan secara keseluruhan.
Penempatan veneer dapat meningkatkan senyum dan penampilan secara lebih baik.
Manfaat veneer resin komposit, yaitu:
- Biasanya lebih sedikit enamel gigi yang perlu dihilangkan dibandingkan dengan veneer porselen.
- Biayanya lebih murah daripada veneer porselen.
- Mudah diperbaiki jika rusak.
Meskipun veneer resin komposit umumnya tidak sekuat atau tahan lama seperti veneer porselen, tapi dapat diperbaiki dengan mudah dan cepat.
3. Veneer Lumineers
Lumineers adalah merek dagang veneer gigi yang terbuat dari porselen.
Mereka sangat tipis, sekitar setebal kontak lensa, dan memungkinkan untuk penggunaan minim invasif.
Karena seringkali tidak perlu menghilangkan banyak jaringan gigi asli sebelum pemasangan.
4. Veneer Resin
Veneer resin terbuat dari bahan resin komposit yang sama dengan bahan yang digunakan dalam pengisian gigi.
Mereka lebih murah daripada veneer porselen tetapi biasanya tidak sekuat atau sehalus.
Dan mereka mungkin lebih mudah terwarnai atau rusak dari waktu ke waktu.
5. Veneer CAD/CAM
Ini adalah veneer yang dirancang dan diproduksi menggunakan teknologi CAD/CAM (Computer-Aided Design/Computer-Aided Manufacturing).
Mereka dibuat secara khusus untuk setiap pasien dengan bantuan komputer.
Sehingga memberikan hasil yang sangat presisi dan sesuai dengan struktur gigi individu.
Pilihan jenis veneer gigi tergantung pada preferensi pasien, kebutuhan estetik, dan kondisi klinis gigi mereka.
Konsultasikan dengan dokter gigi Moms untuk menentukan jenis veneer yang paling cocok untuk kebutuhan.
Risiko dan Efek Samping Veneer Gigi bagi Kesehatan
Meskipun jarang terjadi, ada beberapa risiko dari perawatan veneer gigi.
Sebagian besar risiko dan efek samping ini dapat dengan mudah diperbaiki dengan baik oleh dokter gigi.
Risiko-risiko yang bisa terjadi antara lain:
1. Gigi Lebih Sensitif
Untuk memasang veneer, dokter gigi harus menghilangkan lapisan enamel.
Lapisan luar pelindung gigi ini adalah zat yang paling keras di dalam tubuh.
Setelah sebagian dari enamel dicabut, struktur internal gigi akan lebih terlihat.
Melansir studi dalam Journal of Dentistry, ada juga risiko kecil kerusakan gigi yang terjadi.
Ini juga dapat meningkatkan sensitivitas terhadap suhu panas dan dingin.
Efek samping ini akan memudar seiring waktu.
2. Nyeri Rahang
Penempatan veneer gigi dapat menyebabkan peningkatan sensitivitas gigi termasuk nyeri di sekitar rahang mulut.
Sensitivitas yang berkepanjangan dapat menjadi indikasi bahwa veneer gigi tidak dipasang dengan benar atau terjadi kerusakan saraf selama perawatan.
Jika Moms masih mengalami nyeri ini 3 hingga 6 bulan setelah prosedur, segera berkonsultasi dengan dokter gigi.
Baca Juga: 10 Cara Menghilangkan Sakit Gigi dalam 5 Menit, Manjur!
3. Hasil Tidak Memuaskan
Sebelum memasang veneer gigi, dokter gigi akan melakukan beberapa pemeriksaan menyeluruh untuk memastikannya pas dan tidak berdampak negatif.
Namun, salah memilih jenis veneer gigi yang tepat dapat menyebabkan hasil yang tidak memuaskan.
Veneer gigi yang tidak pas dapat memengaruhi keseimbangan gigitan dan terjadi peningkatan risiko kerusakan, ketidaknyamanan saat makan, dan sakit pada sendi rahang.
4. Gigi Retak
Berdasarkan studi yang diterbitkan di Clinical Oral Investigation, risiko selanjutnya dari pemakaian veneer gigi yakni gigi akan mudah retak dan tidak kokoh.
Veneer gigi dapat memberikan tekanan dan menggeretakkan gigi, yang menyebabkan retak, aus, atau lepas.
Kebiasaan tertentu seperti menggigit kuku, mengunyah barang kecil, dan kebiasaan makan es batu juga dapat menyebabkan veneer gigi rusak sebelum waktunya dan memerlukan perawatan ulang yang mahal.
5. Perubahan Warna Veneer Gigi
Meskipun veneer gigi tahan noda, semen yang mengikatnya ke gigi membuat ia warnanya tidak tahan lama.
Seiring waktu, bahan ini bisa berubah warna dan membuat warnanya menjadi kusam.
Perubahan warna dapat diperbaiki dengan mengaplikasikan semen baru setelah veneer gigi diganti.
6. Perubahan Struktur Gigi
Untuk memasang veneer gigi, lapisan tipis permukaan gigi asli harus dihilangkan.
Proses ini bersifat permanen dan tidak dapat diubah.
Jadi, jika memutuskan untuk menghapus veneer di masa depan, gigi akan tetap dalam keadaan terukir.
7. Alergi Bahan
Beberapa orang mungkin mengalami reaksi alergi terhadap bahan yang digunakan dalam veneer gigi, seperti resin komposit atau keramik.
Ini bisa menyebabkan iritasi atau masalah kesehatan lainnya.
Hal yang Perlu Diperhatikan Sebelum Melakukan Veneer Gigi
Sebelum mendapatkan prosedur veneer, diskusikan dengan dokter gigi.
Hal ini bertujuan untuk pilihan mana yang tepat untuk gigi dan berapa banyak prosedur veneer pada gigi yang ingin dipasang.
Dalam beberapa kasus, jika gigi bengkok atau tidak rata, Moms mungkin perlu memasang kawat gigi sebelum dokter gigi dapat memasang veneer.
Dilansir dari Healthline.com, selanjutnya dokter gigi akan melakukan rontgen untuk mengevaluasi kesehatan gigi.
Mereka akan mencari tanda-tanda adanya kerusakan gigi, penyakit gusi, atau kebutuhan akan saluran akar.
Jika memiliki salah satu dari kondisi ini, Moms mungkin tidak dapat melakukan prosedur veneer gigi.
Untuk mendapatkan veneer gigi dengan ukuran yang akurat, dokter gigi biasanya akan memangkas sekitar setengah milimeter gigi (menghilangkan email gigi menggunakan alat gerinda) sebelum mengambil cetakan gigi.
Cetakan ini kemudian dikirim ke laboratorium untuk membuat veneer khusus gigi Moms.
Kontraindikasi Veneer Gigi
Veneer gigi memang merupakan solusi estetika yang bagus, namun ada beberapa kondisi di mana pemasangannya tidak disarankan. Berikut adalah beberapa kontraindikasi yang perlu Moms ketahui:
- Struktur enamel gigi yang kurang: Gigi dengan enamel yang sangat tipis atau rusak tidak cocok untuk pemasangan veneer.
- Gigi desidui (gigi susu): Anak-anak atau remaja yang masih memiliki gigi susu tidak boleh menggunakan veneer.
- Gigi berlubang parah: Gigi yang memiliki kerusakan atau lubang besar harus diperbaiki terlebih dahulu sebelum veneer dipasang.
- Penyakit gusi aktif: Penyakit gusi seperti gingivitis atau periodontitis harus diobati terlebih dahulu sebelum pemasangan veneer.
- Sisa akar gigi yang belum dicabut: Veneer tidak dapat dipasang jika ada sisa akar gigi yang belum dicabut setelah pencabutan gigi.
- Gigi rapuh akibat pembusukan atau patah: Gigi yang sangat rapuh atau rusak tidak dapat mendukung veneer dengan baik dan memerlukan perawatan lebih lanjut.
- Kebiasaan menggesekkan gigi (bruxism): Orang yang memiliki kebiasaan menggertakkan gigi atau bruxism berisiko merusak veneer, sehingga pemasangan tidak disarankan.
Tren Veneer Gigi Kelinci
Beberapa tahun belakang, tren veneer gigi kelinci makin digemari masyarakat.
Tren ini diawali dari negara Jepang yang menganggap bentuk gigi yang tampak seperti kelinci lebih lucu dan menarik.
Menurut drg. Annisa Kheria, Sp.KG yang dikutip dari Chanel Youtube Net Entertainment News tahun 2014, menjelaskan bahwa kebanyakan yang tertarik dengan tren bunny smile ini adalah perempuan.
Lebih lanjut dijelaskan, prosedur ini dilakukan dengan melakukan veneer gigi terlebih dahulu lalu menambah ukuran gigi menjadi sedikit lebih panjang di dua gigi seri bagian atas.
Tidak ada efek samping dari prosedur gigi ini, namun diperlukan perawatan ekstra setelah menjalani prosedur gigi kelinci.
Baca Juga: Penyebab Sakit Gigi pada Ibu Hamil dan Cara Mengatasinya Menurut Dokter Gigi!
Nah, itulah beberapa hal yang perlu Moms ketahui sebelum melakukan veneer gigi, ya.
Bagaimana, apakah sudah mengambil keputusan mau melakukan veneer atau tidak?
Jangan lupa yang paling utama adalah selalu jaga kebersihan gigi dan mulut ya, Moms!
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3703685/
- https://www.aspendental.com/dental-services/cosmetic-dentistry/dental-veneers
- https://www.sciencedirect.com/journal/journal-of-dentistry
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2238777/
- https://www.healthline.com/health/dental-veneers
- https://www.youtube.com/watch?v=mFUZxxymIB8
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.