
Moms, terkadang penampilan gigi yang kurang oke memang membuat kita jadi hilang percaya diri. Apalagi saat bertemu orang banyak. Untuk mengatasinya, beberapa orang pun melakukan veneer gigi.
Lantas, apa sebenarnya veneer gigi? Apakah ini boleh dilakukan dan apa saja risikonya bagi kesehatan gigi?
Mari cari tahu penjelasan selengkapnya mengenai veneer gigi berikut ini.
Baca Juga: Tidak Perlu Veneer, Ini 3 Cara Memutihkan Gigi Secara Alami
Veneer gigi merupakan rangkaian prosedur kecantikan dari dokter gigi yang bisa membuat gigi Moms jadi lebih baik, dari segi warna, bentuk, posisi, ataupun yang gompal.
Menurut penelitian yang diterbitkan di Contemporary Clinical Dentistry, ini adalah cara memutihkan gigi yang banyak diminati karena kecanggihannya.
Prosedur ini umumnya digunakan untuk mengubah warna gigi, memperbaiki gigi yang patah, rusak, tidak rata, atau ada gap.
Caranya adalah veneer dipasang menutupi permukaan bagian depan gigi.
Terdapat dua jenis veneer gigi, yakni veneer dari porselen dan veneer dari komposit resin.
Untuk segi kualitas, veneer dari bahan porselen lebih baik karena lebih mirip bentuk gigi asli.
Nah, kalau Moms berencana untuk melakukan veneer, berikut ini beberapa hal yang perlu diketahui, ya.
Foto: Pilih Dokter Gigi yang Kredibel
Foto: Orami Photo Stocks
Veneer gigi merupakan bentuk tindakan perawatan gigi yang hanya bisa dilakukan oleh dokter gigi.
Maka, pastikan kalau Moms bisa melihat hasil kerja dokter gigi kosmetik tersebut untuk memastikan kalau mereka memang kredibel dan sesuai dengan style Moms.
Pastikan juga Moms bisa melihat karya-karya before dan after-nya agar bisa lebih meyakinkan.
Jangan tergiur dengan biaya yang murah apalagi jika dilakukan tidak dengan ahlinya.
Veneer gigi dipasang permanen pada gigi dan hanya bisa dilepaskan oleh dokter gigi.
Metode ini biasanya bertahan sekitar 10 - 20 tahun, tapi ada juga yang bertahan lebih lama.
Namun, kalau Moms malas merawat dan menyikatnya, maka bisa bertahan kurang dari waktu tersebut. Setelah 10-20 tahun berlalu, veneer gigi harus diganti.
Foto: Gigi Bisa Jadi Terlalu Putih
Foto: Orami Photo Stocks
Pernah kan Moms melihat ada orang yang punya warna gigi sangat putih sampai rasanya tidak wajar?
Ya, itulah hasil dari veneer gigi yang terlalu putih sehingga tidak nampak natural.
Bila Moms mau melakukan metode ini, sebaiknya pilih warna putih yang memang sesuai dengan warna kulit. Biasanya soft white jadi pilihan netral.
Baca Juga: Bagaimana Cara Memutihkan Gigi Kuning?
Seperti gigi asli, veneer gigi pun bisa pecah kalau Moms tidak berhati-hati. Misalnya saja akibat mengunyah makanan yang terlalu keras atau terbentur sesuatu.
Untuk itu, berhati-hatilah saat menggunakan veneer. Hindari makanan dengan tekstur keras atau mengunyah terlalu cepat.
Foto: Gigi Jadi Lebih Sensitif (<a href="https://www.freepik.com/free-photos-vectors/hand">Hand photo created by katemangostar - www.freepik.com</a>)
Foto: Orami Photo Stocks
Sebelum dipasang veneer, gigi akan dikikis sebanyak 0,5 mm supaya ada ruang untuk memasang veneer.
Karena pengikisan inilah, kekuatan gigi berkurang sehingga jadi lebih sensitif.
Setelah menggunakan veneer, Moms mungkin akan merasa ngilu saat mengonsumsi makanan dingin dan panas.
Selain itu, gigi jadi sensitif saat menggigit makanan yang terlalu keras.
Selain gigi jadi lebih sensitif, hal yang harus diketahui setelah pasang veneer gigi adalah gusi jadi rentan iritasi.
Umumnya iritasi gusi terjadi pada awal pemasangan, karena gusi harus menyesuaikan bentuk gigi yang baru.
Namun, iritasi pada gusi juga bisa terjadi kalau Moms tidak menjaga kebersihan mulut dengan baik.
Foto: Tersedia Veneer Gigi Sementara
Foto: Orami Photo Stocks
Setelah Moms berdiskusi dengan dokter gigi tentang veneer gigi seperti apa yang diinginkan, dokter akan mencetak gigi Moms untuk membuat veneer temporary.
Veneer sementara ini terbuat dari komposit cair atau liquid composite.
Veneer sementara ini seperti blue print untuk gigi Moms.
"Veneer sementara ini tidak mengilap seperti veneer porselen asli dan ukurannya sedikit lebih besar.
Tapi jangan khawatir, karena mereka hanya sementara," jelas Dr. Michael Apa, seorang dokter gigi di New York, Los Angeles, dan Dubai.
Kalau Moms hanya butuh melapisi satu gigi (karena jatuh atau gompal dan jadi kurang bagus), Moms bisa untuk melakukan veneer hanya satu gigi saja.
Jadi, tidak perlu semua gigi dilapisi. Bisa tergantung kebutuhan atau budget.
Nanti, Moms cukup konsultasikan dengan dokter dan disesuaikan dengan saran dokter gigi.
Baca Juga: Implan Gigi, Prosedur Pemasangan Gigi Tiruan dengan Mengganti Akar Gigi
Foto: Tidak Semua Orang Bisa Pakai Veneer
Foto: Orami Photo Stocks
Veneer gigi memang kian populer, tapi bukan berarti semua orang bisa menggunakannya.
Sebelum menggunakan veneer, tentu saja Moms harus melewati beberapa prosedur dan pemeriksaan yang dilakukan oleh dokter gigi.
Kalau tidak disetujui dokter, maka veneer tidak bisa dilakukan. Misalnya saja kalau Moms punya penyakit mulut atau kerusakan gigi yang parah.
Perlu diketahui juga veneer gigi membutuhkan biaya yang cukup besar.
Untuk direct veneer atau veneer yang menggunakan resin komposit, biayanya bisa mencapai Rp1.000.000 - Rp2.000.000 per satu gigi.
Sementara untuk indirect veneer atau veneer yang menggunakan porselen, memakan biaya sekitar Rp3.000.000 - Rp10.000.000 per satu gigi.
Foto: Jenis Veneer Gigi
Foto: Orami Photo Stocks
Sebelum memakai veneer gigi, ada baiknya mengetahui jenis-jenis yang bisa Moms pilih.
Namun, ini dikembalikan pada jenis dan bentuk gigi setiap orang dari hasil pemeriksaan dokter gigi, ya.
Berikut perbedaan jenis veneer gigi menurut American Dental Association, antara lain:
Veneer gigi porselen adalah cangkang tipis yang dibuat khusus dari porselen agar pas dengan gigi.
Menerapkan veneer jenis porselen ini melibatkan beberapa struktur gigi, terkadang mencabut beberapa gigi.
Hal ini juga kadang membutuhkan anestesi lokal untuk mereda nyeri.
Manfaat veneer gigi porselen:
Veneer gigi resin komposit adalah cangkang tipis dari porselen transparan atau resin komposit berwarna gigi, tembus pandang, dan dibuat khusus agar sesuai dengan gigi.
Ia memperbaiki warna, bentuk, dan penampilan secara keseluruhan.
Penempatan veneer gigi dapat meningkatkan senyum dan penampilan secara lebih baik.
Manfaat veneer resin komposit, yaitu:
Meskipun veneer resin komposit umumnya tidak sekuat atau tahan lama seperti veneer porselen, veneer komposit dapat diperbaiki dengan mudah dan cepat.
Baca Juga: 10 Rekomendasi Obat Gusi Bengkak dan Tindakan Perawatan yang Bisa Dilakukan untuk Mengatasinya
Foto: Efek Samping Veneer Gigi
Foto: Orami Photo Stocks
Meskipun jarang terjadi, ada beberapa risiko dari perawatan veneer gigi.
Sebagian besar risiko dan efek samping ini dapat dengan mudah diperbaiki dengan baik oleh dokter gigi.
Risiko-risiko yang bisa terjadi antara lain:
Untuk memasang veneer gigi, dokter gigi harus menghilangkan lapisan enamel. Lapisan luar pelindung gigi ini adalah zat yang paling keras di dalam tubuh.
Setelah sebagian dari enamel dicabut, struktur internal gigi akan lebih terlihat.
Mengutip studi dalam Journal of Dentistry, ada juga risiko kecil kerusakan gigi yang terjadi.
Ini juga dapat meningkatkan sensitivitas terhadap suhu panas dan dingin. Efek samping ini akan memudar seiring waktu.
Foto: Nyeri Rahang
Foto: Orami Photo Stocks
Penempatan veneer gigi dapat menyebabkan peningkatan sensitivitas gigi termasuk nyeri di sekitar rahang mulut.
Sensitivitas yang berkepanjangan dapat menjadi indikasi bahwa veneer gigi tidak dipasang dengan benar atau terjadi kerusakan saraf selama perawatan.
Jika Moms masih mengalami nyeri ini 3 hingga 6 bulan setelah prosedur, segera berkonsultasi dengan dokter gigi.
Baca Juga: 5 Cara Mencegah Gigi Berlubang Pada Anak
Sebelum memasang veneer gigi, dokter gigi akan melakukan beberapa pemeriksaan menyeluruh untuk memastikannya pas dan tidak berdampak negatif.
Namun, salah memilih jenis veneer gigi yang tepat dapat menyebabkan hasil yang tidak memuaskan.
Veneer gigi yang tidak pas dapat memengaruhi keseimbangan gigitan dan terjadi peningkatan risiko kerusakan, ketidaknyamanan saat makan, dan sakit pada sendi rahang.
Foto: Gigi Retak
Foto: Orami Photo Stocks
Berdasarkan studi yang diterbitkan di Clinical Oral Investigation, risiko selanjutnya dari pemakaian veneer gigi yakni gigi akan mudah retak dan tidak kokoh.
Veneer gigi dapat memberikan tekanan dan menggeretakkan gigi, yang menyebabkan retak, aus, atau lepas.
Kebiasaan tertentu seperti menggigit kuku, mengunyah barang kecil, dan kebiasaan makan es batu juga dapat menyebabkan veneer gigi rusak sebelum waktunya dan memerlukan perawatan ulang yang mahal.
Meskipun veneer gigi tahan noda, semen yang mengikatnya ke gigi membuat ia warnanya tidak tahan lama.
Seiring waktu, bahan ini bisa berubah warna dan membuat warnanya menjadi kusam.
Perubahan warna dapat diperbaiki dengan mengaplikasikan semen baru setelah veneer gigi diganti.
Foto: Hal yang Perlu Diperhatikan Sebelum Melakukan Veneer Gigi
Foto: wmsmile.com
Sebelum mendapatkan prosedur veneer, pertama-tama Moms akan memiliki janji temu awal dengan dokter gigi untuk mendiskusikan pilihan mana yang tepat untuk gigi dan berapa banyak prosedur veneer pada gigi yang ingin dipasang.
Dalam beberapa kasus, jika gigi bengkok atau tidak rata, Moms mungkin perlu memasang kawat gigi sebelum dokter gigi dapat memasang veneer.
Dilansir dari Healthline.com, Selanjutnya dokter gigi akan melakukan rontgen untuk mengevaluasi kesehatan gigi.
Mereka akan mencari tanda-tanda adanya kerusakan gigi, penyakit gusi, atau kebutuhan akan saluran akar.
Jika Moms memiliki salah satu dari kondisi ini, Moms mungkin tidak dapat melakukan prosedur veneer gigi.
Untuk mendapatkan veneer gigi dengan ukuran yang akurat, dokter gigi biasanya akan memangkas sekitar setengah milimeter gigi (mereka menghilangkan email gigi menggunakan alat gerinda) sebelum mereka mengambil cetakan gigi.
Cetakan ini kemudian dikirim ke laboratorium untuk membuat veneer khusus gigi Moms.
Foto: Tren Veneer Gigi Kelinci
Foto: Orami Photo Stocks
Beberapa tahun ini, tren veneer gigi kelinci mulai digemari masyarakat.
Tren ini diawali dari negara Jepang yang menganggap bentuk gigi yang tampak seperti kelinci lebih lucu dan menarik.
Menurut drg. Annisa Kheria, Sp.KG yang dikutip dari Chanel Youtube Net Entertainment News tahun 2014, menjelaskan bahwa kebanyakan yang tertarik dengan tren bunny smile ini adalah perempuan.
Lebih lanjut dijelaskan, prosedur ini dilakukan dengan melakukan veneer gigi terlebih dahulu lalu menambah ukuran gigi menjadi sedikit lebih panjang di dua gigi seri bagian atas.
Tidak ada efek samping dari prosedur gigi ini, namun diperlukan perawatan ekstra setelah menjalani prosedur gigi kelinci.
Baca Juga: Belum Perlu Ke Dokter, Ini 5 Obat Sakit Gigi Alami agar Cepat Sembuh
Nah, itulah beberapa hal yang perlu Moms ketahui sebelum melakukan veneer gigi, ya.
Bagaimana, apakah sudah mengambil keputusan mau melakukan veneer gigi atau tidak?
Jangan lupa yang paling utama adalah selalu jaga kebersihan gigi dan mulut ya, Moms!