30 Juli 2023

Penyebab dan Cara Mengatasi Jerawat Inversa, Perhatikan yuk!

Bukan cuma wajah yang bisa muncul jerawat, Moms, vagina juga!
Penyebab dan Cara Mengatasi Jerawat Inversa, Perhatikan yuk!

Jerawat inversa (Hidradenitis supurativa) adalah kondisi kulit yang menyebabkan peradangan dan pembentukan benjolan merah yang menyakitkan di area tubuh tertentu.

Biasanya, jerawat inversa muncul di daerah lipatan kulit, seperti ketiak, selangkangan, bokong, atau area di sekitar puting payudara.

Kondisi ini dapat sangat mengganggu dan menyebabkan rasa sakit yang signifikan, serta mempengaruhi kualitas hidup seseorang.

Oleh karena itu, sangat penting untuk mengetahui penyebab dan cara mengatasi jerawat inversa.

Baca Juga: 5+ Makanan Penyebab Kurap, Kenali dan Batasi Konsumsinya!

Apa Itu Jerawat Inversa?

Hidradenitis Supurativa
Foto: Hidradenitis Supurativa (Medicalnewstoday.com)

Dilansir dari Mayo Clinic, jerawat inversa juga dikenal sebagai Hidradenitis supurativa (HS), adalah kondisi kulit yang kronis dan inflamasi yang ditandai dengan pembentukan benjolan merah, nyeri, dan berisi nanah di area tubuh tertentu.

Jerawat inversa muncul di daerah lipatan kulit yang rentan terhadap gesekan, seperti ketiak, selangkangan, bokong, dan area di sekitar puting payudara.

Kondisi ini dapat sangat mengganggu dan mempengaruhi kualitas hidup seseorang karena rasa sakit yang ditimbulkan dan adanya risiko infeksi.

Faktor risiko untuk jerawat inversa termasuk faktor genetik, peradangan, gangguan pada kelenjar keringat dan folikel rambut, serta faktor gaya hidup seperti obesitas dan merokok.

Gejala jerawat inversa meliputi munculnya benjolan merah yang menyakitkan di area lipatan kulit, biasanya berukuran dari sebesar biji kacang hingga lebih besar.

Benjolan tersebut dapat pecah dan mengeluarkan nanah, meninggalkan luka terbuka yang sulit sembuh.

Baca Juga: Rekomendasi 9 Obat Jerawat Alami, Bisa Bantu Hilangkan Jerawat Membandel dengan Cepat!

Penyebab Jerawat Inversa

Penyebab Hidradenitis Supurativa
Foto: Penyebab Hidradenitis Supurativa (Health.clevelandclinic.org)

Berikut beberapa penyebab jerawat inversa yang perlu Moms ketahui.

1. Faktor Genetik

Dilansir dari National Institute of Health, penyebab jerawat inversa juga dapat terkait dengan faktor genetik.

Studi menunjukkan bahwa riwayat keluarga dengan Hidradenitis supurativa dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami kondisi ini.

Penelitian genetik telah mengidentifikasi beberapa varian genetik yang terkait dengan jerawat inversa, Hasilnya menunjukkan adanya hubungan genetik dalam perkembangan kondisi jerawat ini.

2. Faktor Hormonal

Selain faktor genetik, hormon juga dapat memainkan peran penting dalam perkembangan jerawat inversa.

Menurut NHS, Kondisi ini lebih sering terjadi pada wanita, dan sering kali mulai muncul sekitar masa pubertas.

Pada beberapa kasus, jerawat inversa dapat terkait dengan fluktuasi hormon, seperti perubahan hormonal selama siklus menstruasi atau saat kehamilan.

Hormon seperti hormon seks wanita (estrogen dan progesteron) dan hormon yang terlibat dalam produksi minyak kulit (seperti hormon androgen) dapat berperan dalam mempengaruhi aktivitas kelenjar minyak dan peradangan di dalam folikel rambut.

Ketidakseimbangan hormon atau sensitivitas terhadap hormon ini dapat memengaruhi perkembangan jerawat inversa pada individu yang rentan.

Baca Juga: 9 Manfaat Licorice untuk Kesehatan, Bisa Menurunkan Obesitas

3. Kebiasaan Hidup yang Tidak Sehat

Kebiasaan hidup yang tidak sehat dapat mempengaruhi perkembangan jerawat HS.

Kebiasaan merokok diketahui menjadi faktor risiko yang berhubungan dengan kondisi ini.

Merokok dapat memperburuk peradangan, mengganggu sirkulasi darah, dan mempengaruhi respons imun tubuh, sehingga meningkatkan kemungkinan munculnya jerawat.

Selain itu, obesitas juga dapat menjadi faktor yang berperan dalam jerawat HS.

Penelitian menunjukkan adanya korelasi antara obesitas dan keparahan jerawat HS.

Obesitas dapat menyebabkan peningkatan gesekan dan tekanan pada area lipatan kulit, serta meningkatkan produksi minyak yang dapat menyumbat folikel rambut.


4. Penyumbatan Folikel Rambut

Menurut America Academy of Dermatology Association, gangguan dalam produksi minyak kulit atau keratinisasi (proses pembentukan lapisan keratin pada kulit) dapat mempengaruhi jalannya kelenjar keringat dan folikel rambut.

Kondisi ini yang kemudian dapat menyebabkan jerawat HS.

Ketika pori-pori pada kulit tersumbat, baik oleh penumpukan minyak kulit yang berlebihan atau oleh penumpukan keratin, hal ini dapat memicu benjolan meradang yang khas dari jerawat HS.

Baca Juga: 6 Penyebab Gatal-Gatal saat Hamil dan Cara Mengatasinya

Gejala Jerawat Inversa

Kulit Gatal
Foto: Kulit Gatal (Freepik.com/karlyukav)

Berikut beberapa gejala munculnya jerawat inversa yang dapat Moms kenali.

1. Muncul Benjolan Merah

Jerawat inversa ditandai dengan munculnya benjolan merah dan bengkak di area-area tertentu seperti ketiak, selangkangan, bokong, atau area di sekitar puting payudara.

Benjolan ini umumnya berukuran dari sebesar biji kacang hingga lebih besar, dan sering kali terasa keras atau lunak ketika disentuh.

benjolan ini dapat terlihat seperti tonjolan merah di bawah kulit.

2. Rasa Nyeri di Area Kulit

Jerawat HS sering kali menyebabkan rasa sakit yang signifikan.

Benjolan-benjolan tersebut dapat menjadi nyeri ketika ditekan atau digerakkan, dan dapat menyebabkan sensasi terbakar atau gatal.

Rasa sakit dan ketidaknyamanan yang diakibatkan oleh jerawat inversa dapat mempengaruhi aktivitas sehari-hari seseorang.

Aktivitas seperti berjalan, duduk, berolahraga, atau mengenakan pakaian dapat menjadi sulit atau menyakitkan.

Kondisi ini juga dapat mempengaruhi aspek psikologis dan emosional, seperti rasa malu atau penurunan kepercayaan diri.

Baca Juga: Nyeri Tumit: Penyebab, Diagnosis, dan Cara Mengatasinya

3. Luka Terbuka

Jerawat inversa dapat pecah dan membentuk luka terbuka yang sulit sembuh.

Luka ini dapat menyebabkan perdarahan, mengeluarkan nanah, dan meninggalkan area kulit yang terbuka dan rentan terhadap infeksi.

Luka tersebut seringkali sulit sembuh dengan sendirinya dan membutuhkan waktu yang lama untuk penyembuhan.

Selain itu, ketika benjolan pecah, dapat terbentuk sinus atau saluran yang terhubung dengan luka.

Sinus ini berbentuk jalur yang melintasi jaringan kulit dan dapat mengeluarkan nanah atau cairan yang berbau tidak sedap.


4. Peradangan atau Infeksi Berulang

Menurut Cleveland Clinic, jerawat HS biasanya bersifat kronis dengan serangkaian flare-up atau siklus kambuh yang berulang.

Setelah kondisi membaik, benjolan merah dan bengkak dapat muncul kembali secara berulang di area yang sama.

Kondisi ini seringkali disebabkan oleh peradangan berulang dan infeksi.

Ketika jerawat inversa kambuh, benjolan dapat membesar, berisi nanah, dan terinfeksi bakteri.

Hal ini dapat meningkatkan peradangan, rasa sakit, dan melebar ke area kulit yang lebih luas.

Baca Juga: 6 Jenis Benjolan di Payudara dan Cara Mengatasinya

Cara Mengatasi Jerawat Inversa

Antibiotik
Foto: Antibiotik (Nhs.org.uk)

Berikut beberapa cara mengatasi jerawat inversa yang bisa Moms terapkan. Cek yuk!

1. Konsumsi Antibiotik

Kondiri jerawat HS yang ringan dapat diatasi dengan antibiotik. Untuk jerawat inversa yang lebih parah atau terinfeksi, antibiotik dapat digunakan untuk mengontrol infeksi bakteri dan mengurangi peradangan.

Antibiotik oral suga sering digunakan dalam pengobatan jerawat inversa. Dalam beberapa kasus, antibiotik topikal juga dapat diresepkan.

2. Injeksi Steroid

Suntikan steroid dapat diberikan pada benjolan yang lebih besar atau terisi nanah untuk mengurangi peradangan dan mempercepat penyembuhan.

Injeksi ini biasanya dilakukan oleh dokter kulit yang berpengalaman dan dapat memberikan bantuan sementara untuk gejala yang akut.

3. Terapi Hormonal

Pada wanita dengan jerawat inversa yang terkait dengan fluktuasi hormonal, terapi hormonal seperti kontrasepsi oral (pil KB) atau antagonis reseptor androgen seperti spironolakton dapat direkomendasikan.

Terapi ini bertujuan untuk mengendalikan produksi hormon dan mengurangi gejala jerawat inversa.

Baca Juga: Mengenal Varises, dari Gejala hingga Pencegahannya

4. Prosedur Bedah

Untuk kondisi yang lebih parah atau berulang, prosedur bedah dapat menjadi pilihan.

Prosedur bedah yang umum dilakukan meliputi eksisi (pemotongan dan pengangkatan jaringan yang terkena), drenase (pengeluaran nanah), atau debridemen (pengangkatan jaringan yang mati).

Operasi lebih ekstensif, seperti pembentukan luka atau pengangkatan lipatan kulit, dapat dilakukan dalam kasus yang sangat parah.

Demikian penjelasan tentang penyebab, gejala, dan cara mengatasi jerawat infersa.

Semoga Moms terhindar dari jerawat ini, ya!

  • https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/hidradenitis-suppurativa/symptoms-causes/syc-20352306
  • https://www.niams.nih.gov/health-topics/hidradenitis-suppurativa-hs
  • https://www.nhs.uk/conditions/hidradenitis-suppurativa/
  • https://www.aad.org/public/diseases/a-z/hidradenitis-suppurativa-causes
  • https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/17716-hidradenitis-suppurativa

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb