21 Oktober 2022

Kisah Nabi Idris, Penemu Islam yang Pantang Menyerah

Pernah meminta Allah menurunkan hujan untuk umatnya
Kisah Nabi Idris, Penemu Islam yang Pantang Menyerah

Menjadi nabi kedua yang dikenal oleh umat Islam, banyak pelajaran yang bisa dipetik dari kisah Nabi Idris AS.

Dalam agama Yahudi dan Nasrani, Nabi Idris dikenal dengan nama Henokh.

Nabi Idris adalah keturunan keenam dari Nabi Adam AS, putra dari Yarid bin Mihla'iel (Mahlail) bin Qinan (Qainan) bin Anusy bin Shiyth (Syits) bin Adam AS.

Nabi Idris adalah orang yang sangat cerdas, Moms.

Dirinya dianugerahi kepandaian untuk menguasai berbagai bidang seperti keilmuan, keahlian, hingga kemampuan untuk menciptakan alat-alat.

Penasaran dengan kisah Nabi Idris? Yuk, simak selengkapnya berikut ini!

Baca Juga: Kisah Nabi Daud, Nabi Sekaligus Raja yang Pemberani dan Cerdik

Biografi Singkat Nabi Idris

Sungai Nil
Foto: Sungai Nil (Arabamerica.com)

Nabi Idris dilahirkan di kota Manfis (Manaf), Mesir.

Dalam bahasa Suryani, kota ini disebut dengan Hirmisal Haramisah.

Sebetulnya, nama asli Nabi Idris adalah Akhnukh.

Dirinya dinamakan Idris karena sering belajar dan membaca kitab dan shuhuf Nabi Adam serta Nabi Syits.

Nabi Idris dapat dikatakan sebagai seorang penemu, Moms.

Pasalnya, Nabi Idris merupakan orang pertama yang bisa menulis dengan pena, menjahit pakaian, mengenakan pakaian berjahit, dan mempelajari ilmu perbintangan.

Beliau juga mempelajari ilmu hitung (aritmetika) dan menjadi orang pertama yang menjahit serta memakai baju dari kain.

Sebab, para pendahulunya tidak mengenakan pakaian dari kain, tetapi dari kulit.

Ada yang mengatakan Nabi Idris dilahirkan di Babilonia dan Hijrah ke Mesir.

Ketika melihat sungai Nil, dia berkata ‘Babilonia’ yang berarti sungai seperti sungai besar atau sungai yang penuh berkah.

Pada zamannya, dibangun 188 kota dan yang terkecil di antaranya adalah Ar-Ruha.

Nabi Idris berdakwah di sana untuk menegakkan agama Allah, mengajarkan tauhid, dan beribadah.

Seperti disebutkan dalam Alquran, Nabi Idris dinyatakan sebagai manusia pilihan Allah sehingga Dia mengangkatnya ke langit.

Ibnu Abi Hatim dalam tafsirnya mengatakan bahwa Nabi Idris wafat saat sedang berada di langit keempat, dan ditemani oleh seorang malaikat.

Baca Juga: Kisah Nabi Ilyasa, Nabi yang Membimbing Bani Israil untuk Percaya pada Allah SWT

Dakwah Nabi Idris

Suasana Mesir
Foto: Suasana Mesir (Usda.edu)

Berkat kecerdasannya yang dianugerahkan oleh Allah SWT, Nabi Idris dapat menghimpun ilmu orang-orang terdahulu.

Pada zaman Nabi Idris, manusia dapat berbicara dengan 72 bahasa.

Mereka bahkan mampu mendesain kota-kota mewah.

Saat itu, Bumi dibagi menjadi empat bagian dan setiap bagian tersebut memiliki raja sendiri.

Nama-nama raja tersebut adalah Elaus, Zous, Asghalebioos, dan Zous Amon.

Nabi Idris mewarisi ilmu dari Nabi Syits bin Adam.

Setelah beranjak dewasa, Allah SWT kemudian mengangkatnya sebagai nabi.

Nabi Idris melarang orang-orang berbuat kerusakan yang menentang syariat Nabi Adam dan Nabi Syits.

Akan tetapi, hanya sedikit yang menaatinya karena sebagian besar menentang dakwahnya.

Nabi Idris sangat hati-hati dalam berbicara, cenderung pendiam, berwibawa, dan memiliki berbagai petuah serta untaian kata-kata indah dalam nasihatnya.

Selain itu, sifat Nabi Idris yang patut diteladani adalah akhlaknya yang sangat agung, baik, mulia, dan memiliki kedudukan yang sangat tinggi di antara kaumnya.

Baca Juga: Amalkan Hadits Menuntut Ilmu agar Mendapatkan Keutamaannya

Beliau juga mendapat kemuliaan dari Allah SWT karena sosoknya yang benar-benar merupakan orang yang sangat baik.

Nabi Idris selalu menyebarkan keadilan dan dikenal dengan kehormatannya.

Dalam suatu masa, banyak sekali manusia melupakan Allah SWT sehingga harus dihukum dengan memberikannya kemarau yang berkepanjangan.

Sebagai bagian dari dakwahnya dan bentuk kasih sayang kepada umatnya, Nabi Idris pun turun tangan dan memohon kepada Allah SWT untuk mengakhiri hukuman tersebut.

Kemudian, Allah SWT mengabulkan permohonan dari Nabi Idris tersebut dan berakhirlah musim kemarau yang panjang itu dengan ditandai turunnya hujan.

Namun, bukti ini tidak cukup untuk membuat masyarakat mengikuti Nabi Idris dan kembali pada jalan yang benar.

Meski demikian, Nabi Idris tetap sabar dan meneruskan misinya untuk berdakwah.

Menjelang wafat, beliau berwasiat kepada keturunannya agar mengikhlaskan diri dalam beribadah kepada Allah SWT.

Baca Juga: Kisah dan Doa Nabi Ayyub Saat Sakit

Ajaran dalam Kisah Nabi Idris

Ilustrasi Kisah Nabi Idris
Foto: Ilustrasi Kisah Nabi Idris (Dongengceritarakyat.com)

Dalam Alquran, nama Nabi Idris AS disebutkan 2 kali, yaitu dalam surat Maryam ayat 56 dan 57, serta surat Al-Anbiya ayat 85 dan 86.

Melalui sebuah hadits, Nabi Idris disebutkan sebagai salah seorang nabi yang berbicara dengan Nabi Muhammad di surga selama beliau melakukan Isra Miraj.

Ada banyak hikmah yang diajarkan Nabi Idris kepada kaumnya, seperti:

  • Tanpa membagi-bagikan nikmat yang diperolehnya, seseorang dikatakan tidak bersyukur kepada Allah atas nikmat-nikmat yang diperolehnya itu.
  • Kesabaran yang disertai iman kepada Allah akan membawa kemenangan.
  • Orang yang bahagia adalah orang yang waspada dan mengharapkan syafaat dari Tuhannya dengan amal-amal salehnya.
  • Bila kamu memohon sesuatu kepada Allah dan berdoa, maka ikhlaskanlah niatmu. Demikian pula (untuk) puasa dan shalatmu.
  • Janganlah bersumpah palsu dan janganlah menutup-nutupi sumpah palsu supaya kamu tidak ikut berdosa.
  • Taatlah kepada rajamu dan tunduklah kepada pembesarmu serta penuhilah selalu mulutmu dengan ucapan syukur dan puji kepada Allah.
  • Janganlah iri hati kepada orang-orang yang nasibnya baik, karena kesenangan yang mereka peroleh sebenarnya sangat sedikit.
  • Barangsiapa tidak merasa cukup, maka tidak ada sesuatu pun yang membuatnya puas.
  • Cinta dunia dan cinta akhirat, keduanya tidak akan berkumpul dalam satu hati, selamanya.

Baca Juga: 6 Hadis tentang Kehidupan, Ingatkan Akhirat yang Abadi

Ada pula pesan lain disampaikan oleh Nabi Idris kepada umatnya sepanjang hidupnya.

Beberapa pesan, nasihat, dan ajaran yang diberikan oleh Nabi Idris adalah:

  • Salat jenazah sebagai penghormatan. Nabi Idris mengatakan bahwa salat jenazah pada hakikatnya adalah penghormatan kepada orang yang meninggal. Sedangkan keselamatan dan syafaat adalah hak Allah SWT.
  • Rasa syukur tidak sepadan dengan nikmat Allah. Sebanyak apa pun seseorang bersyukur, nikmat Allah SWT selalu masih jauh lebih besar.
  • Sambut seruan Allah secara ikhlas. Memilih untuk memiliki agama tentu memiliki konsekuensi dan pengorbanan. Berbagai perintah Allah SWT itu harus disambut dengan baik dan ikhlas. Baik salat, puasa, dan berbagai ibadah lain yang diperintahkan adalah dalam rangka menaati semua perintah Allah SWT.
  • Menumpuk harta tidaklah bermanfaat. Harta yang dimiliki tidak akan dibawa mati. Karena itu, tidak ada manfaat menumpuk harta dan serakah dalam masalah harta.

Baca Juga: 25 Nama-Nama Nabi, Bisa Menjadi Kisah Inspiratif untuk Si Kecil

Demikianlah kisah Nabi Idris AS secara singkat. Semoga kita dapat mengambil hikmah dan mengamalkan sifat-sifat baiknya, ya!

  • https://www.muslimidia.com/2017/03/kisah-nabi-idris-as.html
  • https://islampedia.id/kisah-nabi-idris-dalam-al-quran-dan-alkitab-415b97d09049
  • https://paudit.alhasanah.sch.id/pengetahuan/mengenal-nabi-idris-dan-pesan-yang-diwariskannya/

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb