23 Februari 2024

Niat Puasa Ayyamul Bidh, Waktu Pelaksanaan, dan Keutamaannya

Yuk amalkan ibadah puasa ini!
Niat Puasa Ayyamul Bidh, Waktu Pelaksanaan, dan Keutamaannya

Jika banyak yang mengetahui puasa Senin Kamis, ternyata ada pula puasa sunah lain yang memiliki keutamaan yang tak kalah luar biasa, yakni puasa Ayyamul Bidh.

Selain melaksanakan puasa wajib di bulan Ramadan, ada pula puasa sunah lain yang bisa dilakukan oleh kaum muslim selain dalam bulan tersebut.

Puasa ini juga menjadi kebiasaan yang dilakukan oleh Rasulullah SAW tanpa terputus hingga beliau wafat.

Ini juga menjadi wasiat yang diberikan secara khusus kepada para sahabatnya. Dalil yang menjadi acuan dari puasa ayyamul bidh adalah berdasarkan hadis Rasulullah SAW, yakni:

“Kekasihku (yaitu Rasulullah SAW) mewasiatkan padaku tiga nasehat yang aku tidak meninggalkannya hingga aku mati: berpuasa tiga hari setiap bulannya, mengerjakan salat Dhuha, mengerjakan shalat witir sebelum tidur.” (HR Bukhari).

Baca Juga: Beda Karakter Anak, Beda Pula Cara Mengajarkan Puasa

Waktu Puasa Ayyamul Bidh

Puasa Ayyamul Bidh (Orami Photo Stock)
Foto: Puasa Ayyamul Bidh (Orami Photo Stock)

Puasa ayyamul bidh adalah puasa sunah yang dikerjakan pada pertengahan bulan.

Namun, waktunya berdasarkan kalender Islam atau qomariah dan tidak bisa ditentukan menggunakan kalender yang biasa ditemukan atau kalender masehi.

Waktu pastinya dalam pelaksanaannya adalah bisa dilakukan pada setiap tanggal 13-15 dalam setiap bulan hijriah.

Kecuali bila bertepatan dengan hari tasyrik atau hari yang terlarang untuk berpuasa maka puasa tersebut tidak boleh dilakukan.

Hal ini sesuai dengan keterangan dalam sebuah hadis dari Ibnu ‘Abbas RA mengatakan bahwa:

“Rasulullah SAW biasa berpuasa pada ayyamul biidh ketika tidak bepergian maupun ketika bersafar.” (HR An-Nasai).

Ayyaamul Bidh adalah bentuk jamak dari kata ‘al yauma’ yang artinya ‘hari’, sedangkan ‘bidh’ artinya putih.

Jadi puasa ini juga sering disebut dengan puasa putih.

Namun, puasa putih ini berbeda dengan puasa putih yang umum dilakukan oleh orang Jawa yang hanya memakan nasi dan air putih saja.

Dilansir NU Online ada alasan mengapa puasa ini dinamai puasa ayyamul bidh.

Menurut kitab ‘Umdatul Qari`Syarhu Shahihil Bukhari, hal ini terkait dengan kisah Nabi Adam AS ketika diturunkan ke bumi.

Ibnu Abbas mengatakan, ketika Nabi Adam AS diturunkan ke bumi seluruh tubuhnya terbakar oleh matahari sehingga menjadi hitam atau gosong.

Kemudian Allah SWT memberikan wahyu kepadanya untuk berpuasa selama tiga hari (tanggal 13, 14, 15).

“Sebab dinamai ‘ayyamul bidh’ adalah riwayat Ibnu Abbas RA, dinamai ayyamul bidh karena ketika Nabi Adam AS diturunkan ke muka bumi, matahari membakarknya sehingga tubuhnya menjadi hitam.

Allah SWT kemudian mewahyukan kepadanya untuk berpuasa pada ayyamul bidh (hari-hari putih); ‘Berpuasalah engkau pada hari-hari putih (ayyamul bidh)’.

Nabi Adam AS pun melakukan puasa pada hari pertama, maka sepertiga anggota tubuhnya menjadi putih.

Ketika beliau melakukan puasa pada hari kedua, sepertiga anggota yang lain menjadi putih.

Dan pada hari ketiga, sisa sepertiga anggota badannya yang lain menjadi putih.”

Ada juga yang berpendapat bahwa puasa tersebut dinamai ayyamul bidh karena malam-malam itu terang benderang disinari rembulan, dan rembulan selalu menyinari bumi sejak matahari terbenam sampai terbit kembali.

“Pendapat lain menyatakan, hari itu dinamai ayyamul bidh karena malam-malam tersebut terang benderang oleh rembulan dan rembulan selalu menampakkan wajahnya mulai matahari tenggelam sampai terbit kembali di bumi.

Karenanya malam dan siang pada saat itu menjadi putih (terang).” (Badruddin Al-‘Aini Al-Hanafi, ‘Umdatul Qari` Syarhu Shahihil Bukhari).

Baca Juga: Ini Dia 10 Manfaat Puasa untuk Kesehatan

Niat Puasa Ayyamul Bidh dan Tata Caranya

Wanita Muslim Memanjatkan Doa (Orami Photo Stock)
Foto: Wanita Muslim Memanjatkan Doa (Orami Photo Stock)

Dalam pelaksanaannya, puasa ini tidak jauh berbeda dengan puasa lainnya.

Orang yang melakukannya tidak bolah melakukan hal-hal yang membuat puasa batal dari terbit fajar terbit hingga matahari terbenam.

Perbedaannya hanya terletak pada niat dan waktu pengerjaannya.

Puasa ayyamul bidh hanya dapat dilakukan pada pertengahan bulan Hijriah dan diawali dengan membaca niat puasa, yaitu:

Nawaitu sauma ayyamal bidh sunnatan lillaahi ta’ala.

Artinya: “Saya niat puasa ayyamul bidh, sunah karena Allah ta’ala,”.

Niat puasa ini bisa bisa diucapkan dalam hati maupun dengan lisan.

Selain itu, seorang istri hendaknya tidak berpuasa sunnah ketika sedang bersama dengan suaminya, kecuali telah mendapat izin dari suami sebelumnya.

Dari Abu Hurairah, Rasulullah saw bersabda: "Janganlah seorang perempuan berpuasa sunnah ketika ada sang suami, kecuali dengan seizinnya."

Selain itu, puasa ayyamul bidh juga dianjurkan untuk dilakukan saat tidak sedang bepergian.

Dari Ibnu ‘Abbas RA, beliau berkata: “Rasulullah SAW biasa berpuasa pada ayyamul biidh ketika tidak bepergian dan tidak sedang bersafar.” (HR An Nasai).

Baca Juga: 9 Tips Mempersiapkan Tubuh Agar Tak Kaget Saat Puasa

Keutamaan Puasa Ayyamul Bidh

Puasa Ayyamul Bidh (Orami Photo Stock)
Foto: Puasa Ayyamul Bidh (Orami Photo Stock)

Melihat dari dalil tentang puasa ayyamul bidh tersebut, ada beberapa keutamaan yang terkandung di dalamnya, seperti:

1. Menghidupkan Sunnah

Rasulullah SAW tidak pernah meninggalkan puasa Ayyamul Bidh hingga beliau wafat.

Puasa sunnah ini merupakan salah satu teladan yang baik untuk diikuti dan dilaksanakan sesuai yang dilakukan oleh Rasulullah SAW.

Selain mengikuti sunnah, melakukan puasa ayyamul bidh juga akan memberikan pahala yang banyak, seperti berpuasa sebulan hingga setahun lamanya.

Ini akan menjadi manfaat yang baik untuk lebih banyak beramal hingga mendapatkan pahala yang diterima oleh Allah SWT.

2. Pahala seperti Puasa Setahun

Pahala melakukan puasa tiga hari setiap bulannya seperti melakukan puasa sepanjang tahun, karena pahala satu kebaikan adalah sepuluh kebaikan yang sama.

Hal ini sesuai dengan sebuah hadis dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al ‘Ash, Rasulullah SAW bersabda:

“Sungguh, cukup bagimu berpuasa selama tiga hari di setiap bulan, sebab kamu akan menerima sepuluh kali lipat pada setiap kebaikan yang kamu lakukan.

Karena itu, puasa ayyamul bidh sama dengan puasa setahun penuh.” (HR Bukhari-Muslim).

Dengan melakukan puasa ayyamul bidh, seseorang bisa memberi waktu istirahat pada anggota badan...

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb