20 Desember 2023

Menorrhagia, Kondisi Menstruasi Abnormal yang Tidak Berhenti

Menorrhagia bisa disebabkan karena ketidakseimbangan hormon
Menorrhagia, Kondisi Menstruasi Abnormal yang Tidak Berhenti

Menorrhagia bisa menjadi salah satu hal yang diperhatikan ketika siklus menstruasi tidak normal. Meski demikian, perlu diketahui siklus menstruasi tidak sama untuk setiap wanita.

Siklus menstruasi yang normal terjadi sekitar setiap 28 hari dan berlangsung sekitar lima hari.

Rata-rata, banyaknya darah yang keluar saat menstruasi, yakni antara 30-40 ml atau setara 2 hingga 3 sendok makan.

Namun, ada beberapa perempuan memiliki darah berlebih saat menstruasi. Hal ini disebut menorrhagia.

Baca Juga: 12 Cara Mengatasi Telat Haid agar Cepat Menstruasi

Apa itu Menorrhagia?

Menorrhagia (Orami Photo Stock)
Foto: Menorrhagia (Orami Photo Stock)

Menorrhagia adalah istilah medis untuk periode menstruasi dengan perdarahan yang abnormal berat atau berkepanjangan.

Meskipun perdarahan menstruasi yang berat dan panjang merupakan masalah umum, namun kebanyakan wanita tidak mengalami kehilangan darah yang cukup berat untuk didefinisikan sebagai menorrhagia.

Dengan menorrhagia, Moms tidak dapat melakukan aktivitas yang biasa dilakukan saat menstruasi karena kehilangan banyak darah dan mengalami kram.

Mari kita simak pembahasan menorrhagia, menstruasi yang tidak berhenti-henti.

Senada dengan itu dr. Thomas Chayadi, Sp.OG, Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan RS Pondok Indah - Puri Indah menjelaskan mengenai Menorrhagia lebih dalam.

Mengenai kondisi ini, dr. Thomas menjelaskan, menorrhagia adalah istilah medis untuk menggambarkan jumlah darah yang keluar saat haid berlebihan atau berlangsung dalam waktu lebih dari 7 hari.

Baca Juga: 10 Cara Meredakan Nyeri Haid dengan Ampuh dan Efektif

Penyebab Menorrhagia

Pembalut (Orami Photo Stock)
Foto: Pembalut (Orami Photo Stock)

Menorrhagia dapat terjadi ketika siklus menstruasi tidak menghasilkan sel telur, yang menyebabkan ketidakseimbangan hormon.

Dalam siklus menstruasi normal, ada keseimbangan antara estrogen dan progesteron.

Ini adalah hormon dalam tubuh yang membantu mengatur penumpukan endometrium (lapisan dalam rahim), yang ditumpahkan setiap bulan selama menstruasi.

Untuk menorrhagia, mungkin ada ketidakseimbangan kadar estrogen dan progesteron.

Siklus menstruasi tanpa ovulasi, yang dikenal sebagai anovulasi, paling umum terjadi pada mereka yang baru-baru mulai menstruasi dan mereka yang sedang mendekati menopause.

Mengenai penyebab Menorrhagia, dr. Thomas pun menjelaskan hal tersebut. Ia menguraikan, penyebab kondisi ini bisa disebabkan oleh berbagai macam hal.

Hal yang bisa menjadi penyebab menorrhagia adalah gangguan hormonal, penebalan dinding rahim, mioma uteri, atau keganasan seperti kanker serviks.

Apabila berhubungan dengan keseimbangan hormon, tentunya hal tersebut akan mengganggu kesuburan karena siklus haid menjadi tidak menentu dan sulit menentukan masa subur.

Namun, tak hanya itu, ada faktor lain yang bisa sebabkan menorrhagia, yakni:

  • Gangguan hormonal.
  • Fibroid rahim. Ini adalah tumor non-kanker, atau tumor jinak.
  • Polip uterus yang dapat menghasilkan kadar hormon yang lebih tinggi.
  • Adenomyosis. Kelenjar dari endometrium yang tertanam di otot rahim.
  • Alat kontrasepsi non-hormonal (IUD). Alat kontrasepsi jenis ini dapat menyebabkan perdarahan yang lebih berat dari biasanya.
  • Penyakit radang panggul (PID). Ini adalah infeksi pada organ reproduksi yang dapat memiliki komplikasi parah.
  • Kanker rahim, kanker leher rahim, dan/atau kanker ovarium.
  • Gangguan pendarahan yang diwariskan.
  • Kondisi kesehatan lain yang dapat memicu menorrhagia termasuk gangguan tiroid, endometriosis, dan penyakit hati atau ginjal.

Walau begitu, penyebab pasti setiap orang yang memiliki menorrhagia berbeda-beda.

Dalam beberapa kasus, penyebab perdarahan menstruasi yang berat tidak diketahui, tetapi sejumlah kondisi dapat menyebabkan menorrhagia.

Penyebab umumnya meliputi:

1. Ketidakseimbangan Hormon

Dalam siklus menstruasi yang normal, keseimbangan antara hormon estrogen dan progesteron mengatur penumpukan lapisan rahim (endometrium), yang ditumpahkan selama menstruasi.

Jika ketidakseimbangan hormon terjadi, endometrium berkembang secara berlebihan dan akhirnya mati karena perdarahan menstruasi yang berat.

Sejumlah kondisi dapat menyebabkan ketidakseimbangan hormon, termasuk sindrom ovarium polikistik (PCOS), obesitas, resistensi insulin, dan masalah tiroid.

2. Disfungsi Ovarium

Jika ovarium Moms tidak melepaskan telur (ovulasi) selama siklus menstruasi (anovulasi), tubuh Moms tidak menghasilkan hormon progesteron, seperti yang akan terjadi selama siklus menstruasi yang normal.

Hal ini menyebabkan ketidakseimbangan hormon dan dapat menyebabkan menorrhagia.


3. Komplikasi Kehamilan

Selain keguguran, penyebab lain perdarahan berat selama atau setelah kehamilan adalah lokasi plasenta yang tidak biasa, seperti plasenta rendah atau plasenta previa.

Baca Juga: 7 Cara Mencuci Pembalut yang Benar, Jangan Langsung Dibuang

4. Kanker

Kanker rahim dan kanker serviks dapat menyebabkan perdarahan menstruasi yang berlebihan, terutama pasca menopause atau pernah menjalani tes pap abnormal di masa lalu.

5. Obat-obatan

Obat-obatan tertentu, termasuk obat-obat anti-radang, obat-obatan hormonal seperti estrogen dan progestin adalah salah satu risiko penyebabnya.

Contohnya seperti antikoagulan seperti warfarin (Coumadin, Jantoven) atau enoxaparin (Lovenox), dapat berkontribusi terhadap perdarahan menstruasi yang berat atau berkepanjangan.

6. Kondisi Medis Lainnya

Sejumlah kondisi medis lainnya, termasuk penyakit hati atau ginjal, mungkin berhubungan dengan menorrhagia.

Jika Moms mengalami perdarahan menstruasi yang berat, konsultasikan segera dengan dokter karena ada banyak perawatan yang efektif untuk menorrhagia.

Gejala Menorrhagia

Gejala Menorrhagia (Orami Photo Stock)
Foto: Gejala Menorrhagia (Orami Photo Stock)

Dilansir dari Centers for Disease Control and Prevention ada beberapa tanda atau gejala menorrhagia yang patut untuk Moms perhatikan.

Tanda dan gejala menorrhagia meliputi:

  • Penuhnya satu atau lebih pembalut atau tampon setiap jam selama beberapa jam berturut-turut.
  • Perlu menggunakan perlindungan sanitasi ganda untuk mengontrol aliran menstruasi.
  • Perlu bangun untuk mengganti perlindungan sanitasi di malam hari.
  • Pendarahan lebih dari satu minggu.
  • Gejala anemia, seperti kelelahan, kelelahan atau sesak napas.

Baca Juga: Catat, Ini Cara Membedakan Kram Perut Hamil dan Menstruasi!

Diagnosis Menorrhagia

Menemukan fakta seseorang mengalami menstruasi yang lebih deras dari biasanya bukanlah sebuah hal yang mudah.

Pasalnya setiap orang bisa menafsirkan "menstruasi yang deras" dengan cara yang berbeda.

Namun biasanya, jika menstruasi berlangsung hungga 4-5 hari dan membutuhkan jumlah pembalut yang hamoir sama, hal itu bisa menjadi tanda.

Namun, perempuan yang mengalami kondisi ini biasanya akan mengalami perdarahan menstruasi lebih dari 7 hari serta kehilangan darah 2 kali lebih banyak.

Jika Moms mengalami menstruasi lebih dari 7 hari dengan kondisi menstruasi yang "deras", atau Moms perlu mengganti pembalut hampir setiap jam, Moms perlu memeriksakan diri ke dokter.

Untuk mengetahui diri kita memiliki kondisi menorrhagia atau tidak, dokter akan bertanya mengenai riwayat penyakit serta siklus menstruasi.

Dokter mungkin akan bertanya beberapa pertanyaan seperti:

  • Usia berapa Moms pertama kali menstruasi?
  • Berapa lama siklus menstruasi Moms?
  • Berapa lama biasanya siklus menstruasi Moms terjadi?
  • Berapa hari Moms mengalami menstruasi yang deras?
  • Bagaimana menstruasi memengaruhi kualitas hidup Moms?

Dokter mungkin juga akan bertanya apakah ada anggota keluarga yang memiliki gejala yang sama.

Sebelum pergi ke dokter, sebaiknya Moms mencatat tanggal menstruasi dan menjelaskan seberapa deras darah yang keluar.

Hal itu bisa dilakukan dengan menghitung jumlah tampon atau pembalut yang digunakan.

Hal ini bisa dilakukan guna memberikan informasi yang lebih mendetail mengenai kondisi yang Moms alami.

1. Tes yang Bisa Dilakukan

Dokter akan melakukan serangkaian tes untuk membuktikan dignosa menorrhagia yang mungkin Moms miliki.

Ada beberapa tes yang bisa dilakukan untuk membuktikan kondisi tersebut.

Ini tes yang biasanya dilakukan oleh dokter!

  • Tes darah. Tes ini dilakukan untuk bisa mendeteksi adanya anemia, kelainan homrn tiroid atau bahkan gangguan pembekuan darah
  • Pap smear. Tes ini berguna untuk memeriksa berbagai tanda peradangan, infeksi atau bahkan potensi kanker dengan cara mengambil sampel dari dinding yang berada di dalam serviks
  • Biopsi. Tes ini akan dilakukan dengan cara mengambil sampel jaringan dari dalam rahim untuk diperiksa dengan menggunakan mikroskop.
  • USG rahim. USG rahim adalah metode pemindaian agar dokter bisa memeriksa jika terdapat polip, miom atau kelainan lain secara visual.
  • Hiteroskopi. Tes ini dilakukan dengan tujuan melihat kondisi rahim pasien dengan memasukkan selang tipis yang sudah dilengkapi oleh kamera khusus. Selang dengan kamera tersebbut akan dimasukkan melalui vagina.
  • Dilatasi dan Kuret. Kuret bisa juga disebut dengan kuretasi. Metode ini bisa digunakan untuk mengetahui penyebab perdarahan tak biasa dengan mengambil sampel dari dinding rahim.

Cara Menyembuhkan Menorrhagia

Cara Mengobati Menorrhagia (Orami Photo Stock)
Foto: Cara Mengobati Menorrhagia (Orami Photo Stock)

Menorrhagia bukan berarti tidak bisa disembuhkan.

Mengenai cara menyembuhkan kondisi ini, dr. Thomas menjelaskan cara mengatasi menorrhagia disesuaikan dengan penyebabnya.

Untuk lebih lanjutnya, sebaiknya konsultasikan hal ini dengan dokter spesialis kebidanan dan kandungan Moms agar dapat diobati sesuai dengan penyebabnya.

Dokter biasanya juga akan memerhatikan usia, kondisi kesehatan umum, riwayat kesehatan.

Moms pun akan dipantau mengenai cara tubuh Moms merespon obat-obatan tertentu. Tak hanya itu, kebutuhan para perempuan yang mengidap kondisi ini pun berbeda.

Contohnya, sebagai perempuan ada yang ingin mengurangi derasnya darah menstruasi atau ingin memiliki anak di waktu mendatang, dan ingin menghentikan menstruasi sepenuhnya.

Beberapa cara penyembuhan harus dilakukan secara teratur, sementara pengobatan lainnya bisa dilakukan dengan satu kali penyelesaian saja.

Moms perlu mendiskusikan semua pilihan dengan dokter, ya. Hal itu bisa membantu Moms untuk memilih pengobatan mana yang terbaik untuk Moms.

Ada dua cara untuk mengobati kondisi ini. Berikut adalah jenis pengobatan yang bisa Moms lakukan.

1. Obat-obatan

Cara pertama untuk mengobati kondisi menorrhagia adalah obat-obatan. Ini obat-obatan yang biasa digunakan;

  • Obat antifibrinolirik. Obat ini akan membantu dalam proses pembekuan darah. Obat yang biasa diberikan seperti asam traneksamat.
  • Obat antiinflamasi nonsteroid (NSAIDs). Obat ini bisa diperoleh dibanyak tempat. Contoh NSAIDs adalah ibuprofen, naproxen, dan asam mefenamat. Obat jenis tersebut bisa membantu meredakan gejala nyeri serta menurunkan produksi protaglandin yang bisa memicumenorrhagia.
  • Pil kontrasepsi kombinasi. Pil ini bisa membantu untuk mengatur siklus menstruasi serta mengurangi durasi dan banyaknya darah yang keluar saat menstruasi.
  • Desmopressin. Obat ini berguna untuk mengatatasi penyebab perdarahan pada penyakit von Willebrand.
  • Progestogen suntik serta norethisterone oral (obat yang diminum). Obat ini bisa membantu untuk membantu menyeimbangkan kadar hormon serta mengurangi jumlah perdarahan.
  • Analog GnRH-a (gonadotropin releasing hormone analogue). Obat ini bisa mengurangi perdarahan ketika menstruasi. Obat ini juga bisa memperbaiki siklus menstruasi menstruasi, meredakan gejala menstruasi, mengurangi risiko radang panggul, dan mencegah kanker.

2. Operasi

Cara kedua yang bisa dilakukan untuk menyembuhkan menorrhagia adalah operasi. Biasanya metode ini dilakukan ketika kondisi tersebut sudah tak bisa ditangani dengan obat-obatan.

Beberapa jenis operasi yang bisa dilakukan untuk mengobat menorrhagia adalah;

  • Dilatasi dan Kuretasi

Dokter akan melakukan pembukaan serviks atau dilatasi serta melakukan kuret di dinding dalam rahim. Hal ini dilakukan guna mengurangi pendarahan saat menstruasi.

  • Embolisasi Arteri Rahim

Prosedur ini dilakukan untuk menangani menorrhagia jika kondisi tersebut disebabkan oleh miom.

Ketika melakukan prosedur ini miom akan disusutkan dengan cara memblokir arteri yang mensuplai darah ke tumor tersebut.

  • Miomektomi

Pada prosedur ini, miom bisa diangkat melalui pembedahan. Dalam sebagian kasus, miom bisa kembali tumbuh meski proses miomektomi sudah dilakukan.

  • Reseksi Endometrium

Prosedur ini bisa dilakukan dengan mengangkat endometrium menggunakan kawat panas.

Usai menjalani prosedur ini, pasien biasanya tak dianjurkan untuk hamil.

  • Ablasi Enometrium

Prosedur operasi ini dilakukan dengan cara menghancurkan lapisan endometrium dengan laser, radiofrekuensi, atau dengan pemanasan secara permanen.

  • Histerektomi

Histerektomi adalah nama lain dari operasi pengangkatan rahim.

Hal ini bisa dilakukan untuk menghentikan menstruasi selamanya dan membuat pasien tak lagi bisa hamil.

Prosedur ini akan dilakukan jika menorrhagia sudah tak bisa ditangani dengan cara yang lain.

Baca Juga: Kapan Kembali Haid Setelah Melahirkan? Cek Penjelasannya!

Kapan Harus ke Dokter?

Konsultasi Dokter (iStock)
Foto: Konsultasi Dokter (iStock)

Ketika mulai menemukan adanya masalah kewanitaan, memang sebaiknya langsung konsultasikan dengan dokter.

Terutama bila sudah menemukan beberapa hal berikut:

  • Pendarahan vagina begitu berat hingga setidaknya satu pembalut atau tampon satu jam selama lebih dari dua jam.
  • Perdarahan antara menstruasi atau perdarahan vagina tidak teratur.
  • Pendarahan vagina setelah menopause.

Baca Juga: Jangan Dipercaya! Ini 8 Mitos Menstruasi yang Ternyata Salah

Itulah beberapa hal penting yang perlu Moms ketahui tentang menorrhagia.

Jika Moms mengalami gejalanya, sebaiknya langsung konsultasikan dengan dokter, ya.

  • https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/17734-menorrhagia-heavy-menstrual-bleeding
  • https://www.cdc.gov/ncbddd/blooddisorders/women/menorrhagia.html
  • https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/menorrhagia/symptoms-causes/syc-20352829
  • https://www.hopkinsmedicine.org/health/conditions-and-diseases/menorrhagia

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb