
Scroll untuk melanjutkan membaca
Sebagai orang tua baru, membuat bayi merasa nyaman adalah prioritas Moms. Dan sebagian dari Moms mungkin berpikir bahwa memberikan empeng atau dot adalah salah satu upaya untuk menenangkan dan membuat Si Kecil nyaman. Tapi, sadarkah Moms jika ada sejumlah efek negatif dari penggunaan empeng bayi?
Meski sebagian bayi lainnya dapat ditenangkan dengan cara digendong dan diayun-ayun atau disusui sambil dipeluk, biasanya hal itu tak berlangsung lama. Terlebih bila bayi masih ingin menyusu tapi produksi ASI sedang sedikit, empeng menjadi pilihan para Moms.
Namun, perlu kita tahu Moms, empeng sebenarnya bukan sebagai pengganti menyusui bagi Si Kecil. Selain itu, empeng juga bukan berarti jadi solusi utama untuk menenangkan bayi yang rewel atau cara yang aman untuk membuat bayi tidur nyenyak.
Berikut adalah dampak negataif penggunaan empeng untuk perilaku dan kesehatan anak:
Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa bayi yang menggunakan empeng pada waktu tidur dan tidur siang berisiko mengalami SIDS (sindrom kematian bayi mendadak) meski kategorinya rendah.
Studi-studi tersebut tidak menunjukkan bahwa dot mencegah SIDS, hanya ada hubungan kuat antara penggunaan dot dan risiko SIDS yang lebih rendah.
Baca Juga : Waspadai Penyebab Kematian Bayi Mendadak (SIDS)
Selain itu, penggunaan empeng dapat meningkatkan risiko infeksi telinga tengah pada bayi dan anak kecil. Risiko infeksi ini umumnya lebih rendah pada usia bayi.
Namun, menggunakan dot sampai anak makin besar justru akan lebih rentan mengalami infeksi telinga. Sebuah penelitian bahkan menyebutkan bahwa anak yang sering memakai empeng berisiko dua kali lipat mengalami infeksi telinga bila dibandingkan anak yang tidak memakai empeng.
Baca Juga : Mengatasi Bayi Bingung Puting
Selain itu, empeng menyulitkan Si Kecil untuk beradaptasi dengan puting susu ibunya. Seperti kita tahu, proses menyusui tidaknya semudah yang dibayangkan. Menyusui merupakan proses alami yang membutuhkan waktu agar bayi dapat terbiasa menyusu.
Karena itu, hindari empeng terutama pada minggu-minggu awal bayi belajar adaptasi menyusu. Dengan begitu, Si Kecil tidak akan memilih empeng ketimbang puting ibunya. Memang, penelitian tidak menyebutkan adanya kaitan antara penggunaan empeng dengan masalah menyusui.
Baca Juga : Benarkah Empeng Dot Bisa Merusak Gigi Bayi?
Kemudian, empeng juga dikhawatirkan berpengaruh pada pertumbuhan gigi Si Kecil. Ya, menurut pakar, anak tak boleh menggunakan empeng dalam jangka panjang terutama hingga usia anak lebih dari 2 tahun.
Selain anak jadi terbiasa mengempeng, juga berisiko mengganggu pertumbuhan gigi. Bila sampai usia 2 tahun anak masih mengempeng, gigi depan bagian atas ataupun bawah dapat miring posisinya.
Kemudian, bila hingga usia 4 tahun anak masih mengempeng, berisiko terhadap gigi permanen yang mulai tumbuh bahkan berefek jangka panjang hingga ia dewasa. Karena itu, sebaiknya hentikan menggunakan empeng unntuk menghindari risiko tersebut.
Baca Juga : 4 Cara Jitu Menyapih Empeng Bayi
Sebenarnya selain efek-efek negatif tersebut, ada pula manfaat yang bisa dipetik dari mengempeng. Di antaranya adalah dapat memuaskan refleks bayi untuk mengisap.
Ya, usia bayi ada keinginan secara alami untuk mengisap. Dengan mengempeng, ia jadi tak ‘malas’ untuk mengisap puting ibu untuk memenuhi kebutuhannya akan makanan.
Selain itu, tak dipungkiri bahwa empeng dapat membantu untuk menenangkan bayi kala rewel. Empeng dapat membantu Si Kecil tenang, merasa aman dan bahkan mengendalikan perasaannya. Tentunya bila bayi tenang, orang tua pun akan merasa tenang.
Namun, perlu dipahami, bila Moms memang ingin memberikan empeng, sebaiknya perhatikan hal penting berikut ini:
(HIL)
Sumber: babycenter.com, webmd.com
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Copyright © 2023 Orami. All rights reserved.