27 Oktober 2023

Rumah Adat Toraja Tongkonan, Kenali Keunikan, dan Fungsinya

Rumah adat Toraja juga seru dikulik lebih lanjut
Rumah Adat Toraja Tongkonan, Kenali Keunikan, dan Fungsinya

Apakah Moms familiar dengan rumah adat Toraja?

Kabupaten Tana Toraja merupakan salah satu wilayah yang terletak di provinsi Sulawesi Selatan, Indonesia.

Ibu kota Kabupaten Tana Toraja berada di Kecamatan Makale.

Diketahui, Kabupaten Tana Toraja memiliki luas wilayah 2.054,30 km dengan total penduduk sebanyak 288.202 jiwa.

Pasti Moms sudah tak asing lagi dengan kebudayaan Toraja yang banyak diliput media terutama tentang perayaan Rambu Solo.

Bahkan, keunikan dari kebudayaan Toraja ini menarik perhatian wisatawan lokal hingga mancanegara.

Namun, tak hanya aktivitas masyarakatnya saja yang menarik untuk dilihat, rumah adatnya juga menarik.

Nama rumah adat Toraja adalah Tongkonan.

Rumah adat ini memiliki keunikan yang penting untuk diketahui.

Baca Juga: Mengenal Rumah Adat Bengkulu dan Keunikannya

Keunikan Rumah Adat Toraja

Rumah Adat Toraja (id.wikipedia.org)
Foto: Rumah Adat Toraja (id.wikipedia.org)

Jika Moms berkunjung ke Tana Toraja, Sulawesi Selatan, penampakan rumah adat Tongkonan pastilah jadi pemandangan yang unik dan tak biasa.

Tongkongan berasal dari kata 'tongkon' yang berarti menduduki atau tempat duduk.

Sedangkan ma'tongkon adalah duduk berkumpul.

Sehingga, Tongkonan adalah tempat tinggal ketua adat sekaligus tempat berkumpul keluarga maupun kerabat.

Melansir dari buku berjudul Injil dan Tongkonan: Inkarnasi, Kontekstualisasi, Transformasi (2008) karya Theodorus Kobong, mulanya sepasang suami istri membangun rumah bersama anak dan cucu.

Rumah itu lantas dijadikan sebagai tongkonan keturunan dari suami istri tersebut.

Oleh karenanya, tongkonan tidak bisa diklaim atau dimiliki secara individu.

Namun, diwariskan melalui turun temurun oleh garis keturunan keluarga para suku Toraja.

Nah, masih ada keunikan rumah adat Toraja lainnya.

Simak apa saja keunikannya, seperti dilansir dari buku Tongkonan Mahakarya Arsitektur Tradisional Suku Toraja karya Weni Rahayu, berikut ini.

Baca Juga: 7 Rumah Adat Jawa Barat Beserta Artinya

1. Sejarah Pembuatan Tongkonan

Tongkonan berbentuk rumah panggung persegi panjang dengan atap menyerupai perahu menggunakan buritan.

Namun, ada juga yang menyamakan atap rumah adat Toraja ini dengan tanduk kerbau.

Bagian atapnya terbuat dari daun kelapa atau daun nipa dan mampu bertahan hingga 50 tahun lamanya jika dirawat dengan baik dan benar.

Melansir dari buku berjudul Arsitektur Benteng dan Rumah Adat di Sulawesi (2018)karya Kasdar, sejarah pembuatan Tongkonan ini bermula dari perkenalan tempat tinggal yang berdinding tebing dan beratapkan daun.

Selanjutnya, masyarakat mengenal masa tiang berbentuk segitiga yang dikenal degan masa peralihan ke masa pengenalan empat tiang.

Berikutnya, di masa penyempurnaan, masyarakat mengenal ornamen berupa simbol penanda status sosial seseorang ke pemilik rumah.

Semakin banyak tanduk kerbau yang terpasang di atas rumah Tongkonan, maka semakin tinggi strata sosial pemiliknya.

2. Kokoh hingga Ratusan Tahun

Rumah adat Toraja ini sekilas bentuknya menyerupai perahu Kerajaan China.

Dahulu, rumah tongkonan hanya diperuntukkan ke kepala suku atau raja dan keturunannya.

Rumah adat ini dikenal kokoh bahkan bisa bertahan hingga ratusan tahun.

Baca Juga: Ayo Lestarikan Budaya Indonesia, Ini 15 Tarian Tradisional Jawa Timur

Hal ini karena Tongkonan terbuat dari bahan pilihan. Misalnya, kayu aru atau kayu besi yang berumur 10 tahun.

Untuk proses penebangan pohon pun dilakukan secara adat.

Tongkonan terdiri dari banua sura' atau rumah yang diukir dan rumah utama atau lumbung yang diukir.

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb