16 Juli 2021

Ini Aturan MPASI menurut WHO, Wajib Tahu!

Jadi, kasih buah dulu atau nasi dulu? Yuk ketahui MPASI menurut WHO di sini, Moms!
Ini Aturan MPASI menurut WHO, Wajib Tahu!

Aturan MPASI menurut WHO wajib untuk diketahui, terutama untuk para Moms baru yang masih ragu mengenai asupan gizi MPASI.

Makanan Pendamping ASI atau MPASI merupakan makanan yang diberikan untuk bayi di atas 6 bulan sebagai makanan tambahan untuk dapat memenuhi asupan bayi.

Dalam panduan yang diberikan oleh World Health Organization (WHO), bayi sebaiknya diberikan ASI selama minimal 4 bulan, namun jika memungkinkan minimal selama 6 bulan pertama.

Hal ini dikarenakan ASI adalah makanan terbaik untuk bayi yang mengandung segala kebaikan yang dibutuhkan oleh bayi. Yuk, simak selengkapnya mengenai MPASI menurut WHO!

Baca Juga: 5 Mitos Seputar MPASI Pertama yang Sering Disalahpahami

Aturan MPASI Menurut WHO

salah kaprah MPASI menu tunggal-1.jpg
Foto: salah kaprah MPASI menu tunggal-1.jpg (bibbybaby.com)

Foto: Orami Photo Stock

WHO memperbolehkan pemberian MPASI dini yakni antara usia 4-6 bulan dengan catatan yaitu:

  • Berat badan anak tidak cukup bertambah walaupun sudah diberikan ASI
  • Anak sudah diberikan ASI sesering mungkin tapi masih terus menunjukkan tanda kelaparan.

Jika bayi tidak mengalami tanda di atas, hindarilah MPASI terlalu dini. Selain itu, MPASI dini juga hanya boleh diberikan jika dokter anak sudah mengizinkan.

Walaupun makanan pendamping diberikan, sebaiknya tetap susui Si Kecil sampai berusia 2 tahun untuk mengoptimalkan tumbuh kembangnya.

Orang tua baru seringkali mendengar mengenai pedoman menu tunggal 14 hari sebagai menu pemberian MPASI untuk hari-hari pertama anak.

Dokter Tiwi dalam bukunya Sehat Lezat memberikan panduan bahwa sebaiknya di minggu-minggu pertama pemberian MPASI, dimulai dengan sayuran, buah dan bubur beras, untuk mengetahui apakah ada reaksi alergi pada anak.

"Perkenalkan satu jenis makanan baru pada satu waktu dengan jarak beberapa hari, khususnya terhadap makanan yang dapat memicu reaksi alergi, seperti makanan laut, telur atau kacang-kacangan," tulis Dokter Tiwi dalam bukunya.

Baca Juga: 11+ Pilihan Menu MPASI Pertama untuk Si Kecil, Lezat dan Bernutrisi!

Kenapa MPASI Penting?

MPASI menurut WHO
Foto: MPASI menurut WHO

Foto: Orami Photo Stock

Selanjutnya kita akan membahas mengenai alasan pentingnya MPASI menurut WHO. Ketika Si Kecil tumbuh dan menjadi lebih besar, kandungan yang berada dalam ASI tak cukup memenuhi kebutuhan nutrisinya.

Jadi, pentingnya MPASI menurut WHO sendiri sangat tinggi untuk menyeimbangkan total nutrisi yang dibutuhkan dengan nutrisi yang dikonsumsi oleh Si Kecil lewat ASI.

Dalam memberikan MPASI untuk Si Kecil, Moms juga perlu menyeimbangkan jumlah kalori yang dibutuhkan selama MPASI.

Untuk anak yang berusia 6 hingga 8 bulan, jumlah kalori yang dibutuhkan per harinya adalah 200 kkal.

Sementara itu untuk anak berusia 9 hingga 11 bulan, Si Kecil akan membutuhkan 550 kkal per harinya.

Terakhir, ketika Si Kecil memasuki usia 12 hingga 23 bulan, ia membutuhkan 550 kkal per harinya.

Baca Juga: 8 Cara Menghangatkan MPASI Ini Bisa Diikuti di Rumah

mpasi who
Foto: mpasi who (Orami Photo Stock)

Foto: Orami Photo Stock

Selain aturan MPASI menurut WHO, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menjelaskan bahwa alergi makanan pada anak presentasenya hanya 6 hingga 8%.

Reaksi alergi memang lebih sering terjadi pada setahun pertama kehidupan anak, tapi sekali lagi presentasenya sangat kecil.

Nah, semakin kita menunda mengenalkan makanan pada anak, risiko anak alergi terhadap makanan tertentu semakin tinggi.

Biasanya, bahan makanan yang berisiko tinggi memicu alergi yaitu telur, ayam, makanan laut, susu, kacang-kacangan, dan lain-lain.

Konsultasi ke dokter atau ahli gizi rasanya lebih tepat daripada hanya membatasi makan tanpa sebab.

Baca Juga: Ini Pentingnya Protein Hewani untuk MPASI Pertama Si Kecil, Jangan Ditunda!

Gizi Seimbang Sejak MPASI Pertama

Mudah Dibuat, Yuk Coba XX Resep MPASI Tuna Ini Untuk Si Kecil 1
Foto: Mudah Dibuat, Yuk Coba XX Resep MPASI Tuna Ini Untuk Si Kecil 1 (goodtoknow.co.uk)

Foto: Orami Photo Stock

MPASI menurut WHO tidak menyarankan pemberian menu tunggal 14 hari apalagi menunda pemberian jenis makanan tertentu.

Gizi seimbang sepatutnya sudah diperkenalkan sejak hari pertama pemberian makanan pendamping.

Karena makanan pendamping bertujuan untuk mencukupkan kadar makronutrien dan mikronutrien pada bayi, bukan hanya membuatnya kenyang.

Sementara pada pemberian MPASI menu tunggal 14 hari, semisal hanya memberikan puree buah atau sayur sama sekali tidak mencukupi kebutuhan zat gizi mikro dan makro.

Zat gizi makro adalah zat gizi yang membentuk bagian utama makanan yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah banyak seperti karbohidrat, protein, dan lemak.

Sementara zat gizi mikro adalah zat gizi berupa vitamin dan mineral yang dibutuhkan tubuh dengan jumlah lebih sedikit tapi harus tetap terpenuhi dengan baik. Misalnya seng, vitamin A, vitamin C, vitamin B, kalsium, zat besi, dll.

MPASI menurut WHO menganjurkan pemberian makanan utama harus mengandung karbohidrat, protein, lemak dan sayur atau buah. Selain itu, makanan yang dianjurkan pun adalah makanan lokal dan mudah didapat.

Tidak perlu memaksa memberikan oatmeal untuk anak jika memang sulit didapatkan.

Carilah makanan yang tersedia di rumah tetapi bergizi tinggi untuk diberikan pada Si Kecil.

Baca Juga: 11+ Perlengkapan MPASI yang Wajib Moms Miliki

1. Bisakah Memberikan Makanan Instan?

Tak bisa dipungkiri bahwa banyak orang tua yang memberikan MPASI instan kepada buah hatinya. Namun, apakah ini menjadi tindakan yang tepat dalam memenuhi gizi Si Kecil?

MPASI buatan pabrik sendiri sebenarnya bisa dijadikan pilihan karena kaya akan kandungan zat besi serta mikronutrien lainnya.

Meski demikian, jangan mengandalkan menu MPASI instan sebagai pengganti MPASI Si Kecil, ya! Sangat disarankan agar Moms tetap menyiapkan sendiri makanan untuk Si Kecil.

Hal tersebut berguna agar Moms bisa memahami kecukupan gizi yang dikonsumsi oleh Si Kecil setiap harinya.

Jadi, pastikan untuk memilih bahan makanan yang baik serta memiliki kandungan protein dan zat besi yang cukup ya, Moms!

Baca Juga: MPASI Pertama Tunggal atau 4 Bintang?

2. Hindari Jus Buah untuk Menu MPASI

Dilansir dari Healthy Children, American Academy of Pediatrics (AAP) sendiri tidak menganjurkan bayi berusia 0 - 12 tahun untuk mengonsumsi jus buah.

Hal tersebut dikarenakan jus buah sendiri tak memberikan kontribusi untuk pola diet yang sehat.

Si Kecil bisa mengonsumsinya dalam bentuk buah potong, Moms! Sementara saat usianya sudah lebih dari 1 tahun bisa diberikan jus buah dengan maksimal 120 ml per harinya.

Ketika mengonsumsi jus buah berlebihan, hal tersebut bisa menyebabkan sulitnya menaikkan berat badan Si Kecil.

Ini karena jus buah tak mengandung protein dan ketika mengonsumsinya malah membuat Si Kecil mengurangi asupan bergizi yang lain karena kekenyangan minum air.

Perlu diingat bahwa jus buah yang boleh diberikan adalah jus buah murni ya, Moms! Bukan minuman kemasan dengan rasa buah.

Baca Juga: Kulit Bayi Kuning atau Oranye Saat Makan MPASI? Mungkin Itu Pertanda Carotenemia

menu tunggal
Foto: menu tunggal

Foto: Parents.com

Menu tunggal bisa dijadikan snack, tapi tidak bisa dijadikan sebagai menu utama. Ingat, alergi pada anak sifatnya sangat jarang dan alergi makanan pada anak sangat mudah ditebak.

Alergi makanan pada anak juga bisa hilang dengan sendirinya jika kita mengenalkannya secara berkala.

Jadi, kalau kita bisa memberikan gizi tepat sejak hari pertama anak mulai makan di usia 6 bulan, kenapa harus menundanya?

Panduan lengkap dari MPASI menurut WHO bisa dibaca di sini, ya Moms!

  • https://www.who.int/publications-detail/complementary-feeding-family-foods-for-breastfed-children
  • https://books.google.com.my/books/about/Sehat_lezat.html?id=gGNYjwEACAAJ&redir_esc=y
  • https://saripediatri.org/index.php/sari-pediatri/article/view/998/928
  • https://www.healthychildren.org/English/healthy-living/nutrition/Pages/Where-We-Stand-Fruit-Juice.aspx#:~:text=%E2%80%8BThe%20American%20Academy%20of,babies%20in%20this%20age%20group.

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2023 Orami. All rights reserved.

rbb