Bolehkah Bayi Makan Rumput Laut di Usia 6-12 Bulan?
Rumput laut biasa tumbuh dekat dengan atau di perairan asin. Tumbuhan laut yang satu ini memiliki jenis yang sangat beragam dan umumnya mengandung nutrisi yang mudah diserap oleh tubuh. Lalu, bolehkah bayi makan rumput laut?
Mengenal Beragam Jenis Rumput Laut
Foto: nationalgeographic.co.uk
Berencana memberikan rumput laut untuk Si Kecil, sudahkah Moms tahu ada berapa jenis rumput laut yang dapat dikonsumsi?
Mengutip dari Wellness Mama, para ilmuwan telah mengelompokkan rumput laut dalam beberapa kategori berdasarkan pigmen, struktur sel, dan sifat-sifat lainnya. Adapun kelompok rumput laut yang dapat dikonsumsi antara lain:
- Alga hijau seperti selada laut/ ulva dan anggur laut.
- Ganggang coklat seperti kombu, arame, kelp, dan wakame.
- Ganggang merah seperti dulse, laver dan nori.
- Alga biru kehijauan seperti spirulina dan chlorella.
Baca Juga: Nah, Ini 4 Cara Mengolah Rumput Laut yang Benar!
Kandungan Nutrisi Rumput Laut
Foto: algaetrends.com
Setiap jenis rumput laut dapat mengandung nutrisi dan mineral yang berbeda. Menurut sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal Marine Drug, secara umum rumput laut kaya akan protein, karbohidrat, serat, mineral dan asam lemak tak jenuh.
Selain itu, sebuah studi dalam Journal of Applied Phycology menunjukkan bahwa berbagai jenis rumput laut juga mengandung nutrisi bermanfaat seperti vitamin A, vitamin B, vitamin C, vitamin E, zat besi, dan iodium.
Dalam studi tersebut juga disebutkan bahwa rumput laut mengandung antioksidan yang dapat melindungi tubuh dari stres oksidatif dan mengurangi peradangan pada tingkat sel.
Baca Juga: Nikmati Segarnya Berbuka Puasa dengan Es Kopi Jelly
Rumput Laut Untuk Bayi 6 - 12 Bulan
Foto: iasexpress.net
Meskipun mengandung berbagai vitamin dan mineral penting, Moms belum boleh mengajari bayi makan rumput laut sebelum usianya 12 bulan.
Laman Children’s Health Care menyebutkan bahwa larangan memberikan rumput laut pada bayi di bawah 1 tahun tidak lain karena makanan kaya nutrisi ini mengandung bahan mineral, terutama iodium, yang sangat tinggi. Di mana ini berisiko menyebabkan kelebihan iodium pada bayi.
Berdasarkan rekomendasi WHO, bayi hanya membutuhkan iodium sebanyak 90 μg/ hari. Sementara kandungan iodium dalam rumput laut, sebagaimana yang dijelaskan Child Research Net, berkisar antara 1,3 - 1,5 mg/ gram (sekitar 1.300 - 1.500 µg/g) untuk kelp, sedikit lebih banyak pada rumput laut konbu, dan setengahnya pada rumput laut wakame. Meskipun jumlahnya dapat lebih bervariasi tergantung pada jenis dan daerah tumbuhnya.
Oleh karena itu, para ahli menyarankan agar orang tua menunda memberikan rumput laut sampai bayi berusia setidaknya 1 tahun.
Baca Juga: Kapan Bayi Boleh Makan Agar-agar?
Terlalu Banyak Iodium Dapat Memicu Masalah Tiroid
Foto: sohawellness.com
“Rumput laut adalah sumber terkaya iodium pangan. Meskipun kedengarannya bagus, terlalu banyak iodium juga bisa berbahaya,” jelas Richard Mack Harrell, MD, seorang ahli endokrinologi di Memorial Healthcare System di Hollywood, Florida sekaligus juru bicara untuk American Association of Clinical Endocrinologist, seperti dikutip dari The Healthy.
Idoium memang merupakan mineral yang sangat penting untuk fungsi tiroid. Di mana mineral ini digunakan oleh kelenjar tiroid untuk membantu mengatur metabolisme dan perkembangan, terutama pada bayi dan anak-anak.
Meskipun tiroid dapat menyesuaikan diri dengan asupan iodium yang lebih tinggi, masih sangat mungkin terjadi masalah tiroid jika terlalu banyak mengonsumsi iodium seperti hipertiroidisme (tiroid yang terlalu aktif). Baik pada bayi, anak-anak maupun orang dewasa.
Jadi, bayi 6-12 bulan belum boleh mengonsumsi rumput laut ya, Moms. Setelah ulang tahun pertamanya, konsultasikan dengan dokter jika ingin mulai mengajari bayi makan rumput laut.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.