01 Maret 2024

17+ Cara Menghilangkan Bau Vagina, Mudah dan Ampuh!

Vagina berbau tidak sedap bisa terjadi akibat kurang jaga kebersihan organ intim
17+ Cara Menghilangkan Bau Vagina, Mudah dan Ampuh!

15. Hindari Douching Vagina

Jaga Kesehatan Kulit dengan Bercukur
Foto: Jaga Kesehatan Kulit dengan Bercukur (Orami Photo Stocks)

Agar tetap bersih dan terawat, vagina harus dibersihkan secara berkala.

Moms cukup mencuci vagina dengan air saja, kemudian bilas beberapa kali.

Selain itu, saat akan membilasnya, jangan lupa untuk usap dengan tangan supaya kotoran dan keringat hilang.

Pastikan membilasnya dari arah depan ke belakang, bukan sebaliknya.

Hindari pembilasan vagina dengan air dan campuran cairan atau douching, misalnya dengan cuka sari apel.

Menurut Journal Vaginal Douching: Evidence for Risks or Benefits to Women's Health, douching bisa menyebabkan penyakit radang panggul, kehamilan ektopik, dan mungkin dampak kesehatan lainnya.

Moms juga perlu untuk mencukur rambut di sekitar vagina secara teratur.

Rambut yang terlalu lebat di sekitar vagina akan memerangkap kelembapan vagina sehingga mengubah keringat jadi bau.

16. Hindari Penggunaan Produk Pencuci Vagina

Tidak dianjurkan menggunakan produk pencuci vagina yang mengandung bahan kimia.

Ini karena, vagina memiliki cara alami membersihkan diri, dan penggunaan produk ini bisa mengganggu keseimbangan bakteri alami.

17. Hindari Penggunaan Produk Aroma Buatan

Cara menghilangkan bau vagina yang terakhir adalah dengan mengurangi atau menghindari penggunaan produk beraroma kuat seperti douches atau pantyliner beraroma.

Ini karena bisa menyebabkan iritasi dan mengganggu keseimbangan bakteri alami sama seperti menggunakan produk pencuci vagina.

Baca Juga: Kandidiasis, Jamur Vagina yang Pengaruhi Kesuburan?

18. Hindari Stres

Stres dapat berdampak pada kesehatan secara menyeluruh, termasuk pada kondisi bau vagina.

Stres dapat mengganggu keseimbangan bakteri baik dan buruk dalam tubuh, termasuk di area vagina.

Ketika keseimbangan ini terganggu, dapat menyebabkan pertumbuhan berlebihan bakteri yang menghasilkan bau yang tidak sedap.

Stres juga dapat mempengaruhi tingkat keasaman (pH) tubuh.

Perubahan pH vagina dapat mengganggu lingkungan yang sehat untuk bakteri baik, yang dapat menyebabkan pertumbuhan bakteri yang tidak diinginkan dan bau yang tidak sedap.

Kapan Harus ke Dokter?

Kini Moms sudah tahu bagaimana cara menghilangkan bau vagina, bukan?

Nah, jika sudah melakukan cara tersebut tapi tidak ada perubahan dalam bau vagina, ada baiknya Moms segera berkonsultasi kepada dokter.

Bahkan jika Moms juga mengalami gejala lain seperti gatal-gatal, iritasi, atau keputihan yang berbeda dari biasanya, penting untuk berkonsultasi dengan dokter, ya.

Ingat, bau tak sedap dari vagina juga dapat menjadi tanda dari penyakit.

Karenanya, jangan ragu untuk segera berobat ke dokter jika kondisi Moms tidak kunjung membaik setelah menerapkan cara menghilangkan bau vagina yang telah disebutkan.

Moms juga mesti segera berobat ke dokter apabila mengalami vagina berbau tak sedap yang disertai tanda-tanda berikut ini:

  • Demam lebih dari 38,6°C.
  • Urine dan keputihan berbau sangat menyengat
  • Keputihan menggumpal seperti keju atau tahu yang dihancurkan.
  • Cairan keputihan berwarna cokelat atau bahkan hijau.
  • Mengalami masalah buang air kecil, seperti adanya sensasi terbakar atau nyeri.

Baca Juga: Benjolan di Bibir Vagina, Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya

Ingat, Moms, cara menghilangkan bau vagina yang paling baik adalah mengatasi penyebab yang mendasarinya.

Bagaimanapun juga, dokter lebih tahu tentang cara menghilangkan bau vagina yang sesuai dengan kondisi Moms.

Oleh karena itu, jangan sampai ragu atau malu untuk berkonsultasi kepada dokter jika cara menghilangkan bau vagina tak memberikan hasil yang sesuai harapan, ya!

  • https://youngwomenshealth.org/2015/04/17/what-causes-it-to-smell-down-there-my-vagina/
  • https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6134985/
  • https://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1002/ptr.5422
  • https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC538912/
  • https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2567125/

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb