Penyebab Darah Haid Sedikit dan Cara Mengatasinya!
Sejumlah wanita mengalami siklus menstruasi yang tidak lancar. Salah satunya seperti darah haid sedikit.
Umumnya, pada hari pertama sampai ketiga, aliran darah menstruasi sedang banyak-banyaknya.
Namun, ada juga di satu kondisi ada yang mengalami darah menstruasi sedikit, lho. Lantas, apakah ini normal dalam sebuah siklus haid?
Nah, untuk menjawab keraguan ini, langsung tanyakan langsung pada ahlinya, yuk!
Adapun tema "Expert Room" kali ini tentang siklus menstruasi tidak lancar yang akan dijawab dan dijelaskan langsung oleh seorang dokter yang ahli di bidangnya.
Dokter Umum RSIA Bina Medika, dr. Nina Bonauli Nasution, akan menjelaskan terkait penyebab darah haid tidak banyak.
Yuk, simak bersama, Moms!
Baca Juga: 11 Penyebab Darah Haid Hitam, Apakah Tanda Penyakit Serius?
Darah Haid Sedikit, Normalkah?
Untuk kasus tertentu, darah haid yang keluar sedikit dapat dikatakan normal dan tidak mengkhawatirkan.
"Darah haid sedikit merupakan kondisi yang umum terjadi saat awal dan akhir siklus haid," jelas dr. Nina Bonauli Nasution, Dokter Umum RSIA Bina Medika.
Umumnya, wanita mengeluarkan darah sebanyak 30-50 ml setiap periode menstruasi.
Untuk lebih mudahnya, seperti mengganti pembalut sebanyak 2 sampai 3 kali dalam sehari.
Meskipun begitu, keluarnya darah haid sedikit juga bisa merupakan gangguan atau kelainan haid.
Disebut juga sebagai hypomenorrhea, ini bisa menandakan suatu penyakit yang diderita wanita tersebut.
Ada berbagai faktor yang dapat menyebabkan siklus menstruasi tidak lancar. Terutama bagi yang sedang mendekati menopause, hal ini bisa saja dialami.
Karenanya, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter lebih lanjut apabila mengalami darah haid tidak banyak.
Tanda Darah Menstruasi Sedikit
Diketahui, gejala atau tanda dari darah haid sedikit bisa berbeda pada setiap wanita.
Karenanya, harus membuat catatan jika menstruasi dialami lebih sedikit dari biasanya.
Seseorang dapat mengukur jumlah darah menstruasi yang mereka hasilkan setiap bulan dengan menggunakan cangkir menstruasi.
Darah menstruasi yang sedikit, tandanya adalah seperti berikut ini:
- Durasinya lebih pendek dari menstruasi biasanya.
- Membutuhkan lebih sedikit penggantian pembalut atau tampon dari biasanya.
- Tidak memiliki aliran deras yang biasa terjadi di 1–2 hari pertama.
- Aliran darah yang ringan dan konsisten.
- Perdarahan menyerupai bercak selama beberapa hari, bukan aliran yang stabil.
Kadang-kadang periode darah menstruasi yang sedikit juga dapat menyebabkan penurunan gejala sindrom pramenstruasi (PMS), seperti:
- Nyeri punggung yang berkurang
- Kram rahim
- Perubahan mood secara mendadak
Melansir Mayo Clinic, ketidakteraturan siklus menstruasi biasanya tidak serius, namun bisa menandakan masalah kesehatan.
Baca Juga: Normalkah Alami Haid 2 Kali Sebulan? Ini Penjelasannya!
Penyebab Darah Haid Sedikit
Hypomenorrhea atau kondisi darah menstruasi sedikit bisa disebabkan oleh berbagai faktor.
Berikut beberapa penyebab umum dari siklus menstruasi yang tidak normal:
1. Stres
Jika seorang wanita merasa cemas atau tertekan hingga sebabkan kelelahan fisik dan mental, ia dapat mengalami gangguan pada menstruasi.
Hal ini dapat terjadi terutama saat sedang sangat stres dan banyak pikiran.
Stres dapat mengacaukan berbagai fungsi di dalam tubuh kita. Hal ini dapat menyebabkan depresi hingga juga berpengaruh pada siklus menstruasi.
Tak heran jika darah haid sedikit dapat terjadi sewaktu-waktu.
2. Menopause Dini
Menurut dokter Nina, stres juga dapat memicu menopause dini. Adapun tandanya bisa dilihat dari darah menstruasi yang keluar sedikit.
Menopause dini bisa dialami bahkan ketika berusia 30-an awal. Adapun salah satu gejalanya adalah darah menstruasi yang keluar sedikit.
Sebaiknya segera periksakan diri ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat
Aliran darah menstruasi yang keluar sedikit sebenarnya dapat segera diatasi. Tentunya dengan melihat dari penyebab yang terjadi.
3. Berat Badan Tidak Stabil
Penyebab lainnya yang terjadi ketika darah menstruasi sedikit adalah berat badan yang tidak stabil.
Seperti penambahan atau penurunan berat badan secara drastis.
Sejumlah ahli memaparkan bahwa perubahan berat badan nyatanya juga memengaruhi hormon di dalam tubuh.
Pada akhirnya, ini bisa mengakibatkan perbedaan pada aliran darah yang keluar saat menstruasi.
4. Berat Badan Bertambah
Ketika berat badan bertambah, lemak di dalam tubuh juga bertambah dan memengaruhi kadar hormon menjadi tidak seimbang.
"Sebaliknya, menurunkan berat badan dan membatasi kalori yang masuk juga bisa menciptakan ketidakseimbangan hormon,” ujar dr. Nina.
Hal yang paling baik untuk mengatasi hal tersebut menjaga berat badan agar tetap ideal.
Pastikan untuk seimbangkan nutrisi yang masuk ke dalam tubuh, yaitu terdiri dari protein, karbohidrat, lemak, dan vitamin.
Baca Juga: 4 Fase Proses Terjadinya Menstruasi, Mudah Dipahami!
5. Faktor Usia
Aliran menstruasi dapat bervariasi sepanjang hidup seseorang.
"Keluarnya darah haid sedikit umumnya terjadi pada remaja yang baru saja mengalami pubertas," jelas dr. Nina.
Kondisi ini dapat terjadi akibat ketidakseimbangan kadar hormon yang berperan dalam siklus haid.
Beda halnya ketika wanita yang berusia akhir 30-40 tahunan. Mereka mungkin melewatkan berbulan-bulan tanpa menstruasi atau bahkan cukup berat.
Darah haid sering kali menjadi lebih sedikit dan lebih tidak teratur selama perimenopause.
6. Kehamilan
Darah menstruasi sedikit juga bisa menjadi salah satu tanda kehamilan atau disebut juga pendarahan implantasi.
Kondisi ini dapat terjadi ketika sel telur yang telah dibuahi oleh sperma, berkembang menjadi embrio dan menempel pada lapisan rahim.
"Proses penempelan inilah yang dapat menyebabkan keluarnya bercak darah dari vagina," jelas dr. Nina.
7. Penggunaan Alat Kontrasepsi
Penggunaan alat kontrasepsi, seperti pil KB, KB susuk, atau suntik KB dapat menyebabkan volume darah haid sedikit.
"Hal Ini terjadi karena alat kontrasepsi dapat menyebabkan penipisan lapisan rahim, sehingga kehamilan pun dapat ditunda," kata dr. Nina.
Setiap wanita disarankan untuk konsultasi kepada dokter spesialis obstetri dan ginekologi untuk pemilihan KB yang tepat dan kontrol rutin.
8. Masa Menyusui
Menyusui membuat masa ovulasi tidak normal dan akhirnya berimbas pada volume darah haid sedikit.
Bahkan, ada yang tidak mengalami haid dalam sementara waktu.
Bila sedang menyusui dengan ASI eksklusif, haid pertama baru akan terjadi 6 bulan setelah melahirkan.
Sementara bila tidak menyusui, haid bisa datang lebih cepat dalam 6-8 minggu setelah melahirkan.
Siklus normal baru akan kembali setelah masa menyusui selesai.
Baca Juga: 11 Penyebab Menstruasi Tidak Lancar, Tanda Stres hingga PCOS
9. Sindrom PCOS
PCOS bisa menimbulkan ketidakseimbangan hormon dan menghentikan terjadinya ovulasi.
PCOS memiliki gejala yang dirasakan seputar:
- Sulit untuk hamil
- Pertumbuhan rambut yang berlebihan (hirsutisme)
- Penambahan berat badan
- Rambut mudah rontok
Kondisi ini juga menyebabkan penderitanya memiliki periode haid yang lebih ringan dan lebih pendek.
Hal ini pun berlaku pada mereka yang memiliki bentuk uterus kecil.
10. Hipertiroid
Produksi hormon tiroid yang terlalu banyak (hipertiroid) bisa berdampak buruk bagi jantung, otot, dan tekanan darah.
Melansir National Health Services, di sisi lain, kondisi ini dapat memengaruhi kelancaran menstruasi.
Akibatnya, aliran darah haid jadi lebih sedikit dari biasanya.
Cara Mengatasi Darah Haid Sedikit
Jurnal Menstrual Cycle Length in Women Ages 20-30 years in Makassar yang diterbitkan oleh Universitas Negeri Makassar, menyebutkan siklus menstruasi pada setiap wanita saja bisa bervariasi.
Tentunya, ini semua tergantung pada faktor usia, pola makan, dan seberapa berat aktivitas yang dijalani.
Ada sejumlah cara untuk mengatasi darah mens sedikit hal tersebut yaitu dengan:
- Mengonsumsi makanan dengan nutrisi yang seimbang
- Rutin berolahraga
- Jaga agar berat badan tetap ideal
- Mencegah stres
Sejumlah kondisi memerlukan perawatan obat-obatan untuk mengatasi darah haid sedikit.
Terkadang, penggunaan kontrasepsi hormonal dapat membantu menstruasi menjadi lebih teratur.
Ketika seseorang aktif secara seksual dan biasanya tidak mengalami menstruasi yang sedikit, mereka mungkin harus melakukan tes kehamilan.
Baca Juga: Ragu Darah Haid atau Bukan? Ini Penjelasan Menurut Islam!
Kapan Sebaiknya ke Dokter?
Kondisi darah haid sedikit bisa saja dialami perempuan, ya Moms. Terlebih, kondisi ini bisa saja normal dan bisa saja tidak normal.
Jika tidak normal, biasanya darah haid sedikit bisa disertai dengan gejala-gejala penyerta lainnya.
Berikut beberapa penjelasan kapan sebaiknya Moms periksakan ke dokter jika darah haid sedikit.
1. Adanya Perubahan Drastis
Jika Moms biasanya memiliki aliran haid yang normal atau banyak dan tiba-tiba mengalami aliran yang sangat sedikit, maka sebaiknya diperiksakan ke dokter.
Perubahan drastis dalam pola haid bisa menunjukkan adanya gangguan hormonal atau kondisi medis lainnya.
2. Haid yang Tidak Teratur
Apabila darah haid yang sedikit disertai dengan ketidakteraturan siklus haid, maka sebaiknya ke dokter.
Siklus yang tidak teratur itu seperti siklus yang terlalu panjang (lebih dari 35 hari) atau terlalu pendek (kurang dari 21 hari), ya Moms.
Nah, jika sudah mengalami itu sebaiknya berkonsultasi dengan dokter.
Sebab, kondisi ini bisa menjadi tanda dari masalah seperti sindrom ovarium polikistik (PCOS) atau masalah tiroid.
3. Gejala Penyerta
Periksakan diri ke dokter jika darah haid yang sedikit disertai dengan gejala lain seperti:
- Nyeri hebat selama menstruasi
- Nyeri panggul
- Gejala tidak biasa lainnya yang tidak pernah dialami sebelumnya.
Gejala tambahan ini bisa menjadi tanda dari kondisi seperti endometriosis atau infeksi.
4. Berusaha untuk Hamil tapi Gagal
Jika Moms mencoba untuk hamil dan mengalami kesulitan, sementara juga memiliki aliran haid yang sangat sedikit, ini bisa menjadi tanda dari masalah kesuburan.
Gangguan hormonal yang menyebabkan hipomenorea juga dapat mempengaruhi ovulasi.
5. Setelah Menghentikan Kontrasepsi Hormonal
Terkadang, penggunaan kontrasepsi hormonal seperti pil KB dapat menyebabkan perubahan pada aliran haid.
Jika baru saja menghentikan penggunaan kontrasepsi hormonal dan mengalami darah haid yang sangat sedikit, disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter.
6. Gejala Kekurangan Hormon
Apabila Moms mengalami gejala yang menunjukkan kekurangan estrogen, seperti
- Vagina kering
- Hot flashes
- Insomnia
Maka, mungkin menandakan menopause dini atau kondisi hormonal lain. Konsultasi dengan dokter sangat disarankan, ya Moms.
Dalam kasus apa pun, jika Moms merasa tidak yakin atau khawatir tentang perubahan apa pun dalam siklus menstruasi, sebaiknya berkunjung ke dokter.
Terlebih, kesehatan reproduksi adalah aspek penting dari kesehatan keseluruhan, jadi jangan ragu untuk mencari nasihat medis profesional.
Baca Juga: 10 Buah untuk Meredakan Nyeri Haid, Coba Konsumsi Moms!
Namun, berhati-hati, hindari olahraga yang berlebihan karena juga dapat menyebabkan siklus menstruasi menjadi berubah dan sebabkan stres fisik.
Jaga selalu kesehatan tubuh dan mental dengan baik agar siklus dan aliran darah menstruasi yang keluar juga lancar, ya, Moms!
Jika Moms memiliki pertanyaan lain, dapat langsung dikonsultasikan dengan dokter, ya.
- https://iopscience.iop.org/article/10.1088/1742-6596/1028/1/012019/pdf
- https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/womens-health/in-depth/menstrual-cycle/art-20047186
- https://www.nhs.uk/conditions/polycystic-ovary-syndrome-pcos/symptoms/
- https://www.nhs.uk/conditions/irregular-periods/#:~:text=You%20have%20irregular%20periods%20if,shorter%20or%20longer%20than%20this.
- https://www.healthline.com/health/womens-health/why-is-my-period-so-light#treatment
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.