
Scroll untuk melanjutkan membaca
Ketogenic diet alias diet karbo sedang ramai dibicarakan.
Diet ketogenik adalah diet rendah karbohidrat dan tinggi lemak. Ini melibatkan pengurangan asupan karbohidrat secara drastis dan menggantinya dengan lemak.
Penurunan karbohidrat ini membuat tubuh berada dalam keadaan metabolisme yang disebut ketosis.
Lantas bagaimana porsi lemak, karbo dan protein yang cukup dalam diet karbo? Simak penjelasan serba-serbi diet karbo di bawah ini ya, Moms.
Mengutip dalam jurnal National Center for Biotechnology Information, diet karbo eperti Atkins diet, yakni diet rendah karbohidrat (5%), protein (25%), dan tinggi lemak (70%).
Ketika ini terjadi, tubuh bekerja secara optimal dalam membakar lemak untuk menghasilkan energi. Ini juga mengubah lemak menjadi keton di hati, yang dapat memasok energi untuk otak.
Diet karbo juga dapat menyebabkan penurunan kadar gula darah dan insulin yang signifikan. Ini, seiring dengan peningkatan keton, memiliki beberapa manfaat kesehatan.
Kemampuan tersebut dikembangkan tubuh saat berpuasa (asupan makanan rendah selama periode tertentu), diet yang membatasi konsumsi karbohidrat, rasa lapar, olahraga yang intens dan lama, serta diabetes melitus tipe 1 yang tidak diatasi.
Bukan sekadar untuk menurunkan berat badan, diet karbo ternyata juga bisa mengatasi kondisi medis seperti diabetes, epilepsi, autisme, Alzheimer, dan kanker.
Namun, sebelum Moms memutuskan mempraktikkan diet karbi, sebaiknya kenali dulu jenis diet ini lebih jauh.
Baca Juga: 13 Manfaat Pisang untuk Kesehatan, Salah Satunya Bisa jadi Menu Diet Sehat!
Ternyata, tak hanya sekedat membatasi karbohidrat dalam jumlah tertentu. Diet karbo memiliki banyak varian jenis, lho.
Mulai dari pembatasan karbohidrat secara esktrem hingga ringan. Mari tentukan diet karbo yang Moms perlukan untuk tubuh.
Dimulai dari jenis diet karbo yang paling umum, yakni Standard Ketogenic Diet (SKD).
Jenis diet karbo ini yakni sangat rendah karbohidrat, protein sedang serta tinggi lemak. Biasanya mengandung 70 persen lemak, 20 persen protein dan 10 persen karbohidrat.
Studi Indian Journal of Medical Research memaparkan, diet keto jenis ini perlu memerhatikan risiko untuk wanita hamil, penderita diabetes, serta riwayat batu ginjal.
Diet keto dapat menyebabkan bau mulut, pusing, sembelit, dan tingkat energi yang rendah (biasa disebut "keto flu") selama beberapa minggu pertama.
"Hal lain juga bisa terjadi seperti perubahan berat badan yang drastis, serta dapat meningkatkan risiko kematian," kata Kristen Kizer, RD, ahli diet klinis terdaftar di Houston Methodist Hospital di Texas,
Penting untuk diperhatikan bahwa meskipun ini adalah diet karbo yang diikuti kebanyakan orang, ini bukanlah versi diet karbo original yang diterapkan dalam membantu anak penderita epilepsi.
Berbeda dengan jenis diet karbo umumnya, pola ini diperuntukkan khusus untuk penderita epilepsi.
Diet karbo jenis ini juga disebut sebagai "diet keto terapeutik", ini adalah versi asli keto, diterapkan sejak tahun 1920-an untuk membantu mengobati kejang, menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Current Treatmens Options in Neuorology.
Versi diet ini memungkinkan jumlah karbohidrat terendah (karenanya menjadi yang paling ketat).
Menurut studi Neurology Praktis, 90 persen kalori harian berasal dari lemak, 6 persen dari protein, dan hanya 4 persen dari karbohidrat.
“Diet keto secara tradisional untuk mereka yang menggunakan ketosis sebagai bagian dari pengobatan untuk (orang dengan epilepsi) yang tidak responsif terhadap pengobatan,” tambah Kizer.
Sebuah studi menemukan bahwa dengan mengadopsi diet karbo selama satu tahun terjadi peningkatan 44 persen lebih rendah terhadap kejang.
Risiko dari diet karbo jenis ini adalah anak-anak menderita sembelit, masalah pertumbuhan atau anoreksia, serta hiperkalsiuria (kadar kalsium tinggi dalam urin).
Baca Juga: Ini Dia Cara Diet Keto Membantu Kesuburan
Jenis diet karbo berikutnya adalah Cylical Ketogenic Diet (CKD).
Ini cocok untuk mereka yang ingin mencoba diet karbo pertama kali. Karena ada waktu untuk istirahat 'karbo' dan makan normal seperti biasanya.
Biasanya menjalani diet karbo selama lima hari, diikuti satu atau dua hari dengan makan tinggi karbohidrat.
Risiko yang terjadi pada diet karbo jenis ini adalah peningkatkaan asupan karbohidrat secara berlebihan.
Misalnya, studi tahun 2019 dalam The Journal of Sports Medicine menunjukkan bahwa diet karbo memang menghambat kinerja olahraga.
Diet karbo dapat menyebabkan fluktuasi air tubuh, yang dapat menyebabkan pusing. Ini juga bisa menjadi keras pada jantung bagi mereka yang memiliki beberapa masalah jantung.
Diet karbo jenis ini mirip dengan diet karbo standar, bedanya karbohidrat dikonsumsi di sekitar waktu latihan.
Ini adalah gabungan antara diet karbo standar dan diet karbo cylical yang memungkinkan Moms mengonsumsi karbohidrat setiap hari saat berolahraga.
Dengan mengonsumsi karbohidrat sebelum atau setelah berolahraga, akan lebih efisien dicerna tubuh karena otot dan energi akan meningkat saat tubuh sedang aktif.
Jenis diet karbo ini cocok untuk orang yang sedang aktif melakukan latihan pembentukan otot, olahraga tinggi, pelari, perenang, dan lain-lain.
Sebuah studi yang diterbitkan pada 2019 di Journal of Sports Medicine menemukan bahwa 28 hari diet karbo membantu meningkatkan daya tahan atletik.
Tetapi para peneliti menambahkan bahwa manfaat diet karbo ini terlihat pada latihan dengan durasi pendek, intensitas tinggi, dan hasilnya tidak konsisten, jadi mungkin ini bukan jenis diet karbo yang cocok untuk semua atlet.
Jika Moms ingin memperoleh hasil yang optimal, coba diet karbo jenis ini yuk.
Diet ini mencakup lebih banyak protein daripada diet karbo standar, dengan rasio 35 persen protein, 60 persen lemak, dan 5 persen karbohidrat.
Penelitian menunjukkan bahwa diet karbo protein tinggi efektif untuk menurunkan berat badan pada orang yang perlu menurunkan berat badan secara cepat.
"Orang dengan masalah ginjal perlu berhati-hati untuk tidak meningkatkan asupan proteinnya terlalu banyak," kata Lisa Koche, MD, penasihat medis senior untuk Kegenix yang berbasis di Tampa, Florida.
Orang dengan penyakit ginjal dan diet karbo protein tinggi mungkin mengalami penumpukan plak dalam darah jika mereka memiliki terlalu banyak protein, menurut National Kidney Foundation.
Baca Juga: 6 Tips Diet Sehat Agar Cepat Langsing Tanpa Efek Samping
Karena asupan karbohidrat dan gula dibatasi serta konsumsi lemak ditingkatkan, Moms akan merasakan manfaat setelah menerapkan diet karbo.
Tekanan darah akan menurun dan kadar kolestrol akan berkurang, sehingga diet karbo cocok untuk mereka yang memiliki kadar kolestrol tinggi.
Meskipun sedang menjalani program diet karbo, manfaat bagi tubuh lainnya stamina atau energi juga akan meningkat. Lemak akan lebih rendah, sehingga menghasilkan stamina yang penuh.
Kaku dan nyeri sendi berkurang dan meningkatkan kualitas tidur yang cukup. Manfaat diet karbo lainnya kesehatan pencernaan akan lebih stabil karena yang kita konsumsi sangat terbatas.
Tak hanya dari sisi kesehatan fisik, diet karbo juga meningkatkan kesehatan mental, lho.
Kita akan lebih berpikir jernih sehingga mood menjadi lebih stabil. Begitu juga dengan penurunan berat badan secara drastis tentunya.
Baca Juga: Sebelum Coba Diet Keto, Pahami Dulu 4 Hal Ini
Sebelum lebih jauh, mari simak makanan dan minuman yang boleh dan tidak boleh dikonsumsi saat menjalani diet karbo.
Apa saja ya Moms? Yuk cari tahu.
Baca Juga: 5 Jenis Diet Sesuai Bentuk Tubuh, Jangan Asal-asalan, Moms
Bagaimanapun juga, tidak semua orang boleh mempraktikkan diet karbo. Contohnya orang-orang yang memiliki kondisi kesehatan sebagai berikut:
Nah, bagaimana, setelah mengetahui informasinya apakah Moms tertarik mencoba diet karbo?
Kunci keberhasilan diet ini adalah komitmen untuk mematuhi aturan diet ketosis serta memantang makanan tinggi karbohidrat. Siap?
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Copyright © 2023 Orami. All rights reserved.