Cerita Dongeng Cinderella, Cocok untuk Pengantar Tidur
Moms tentu sudah tidak asing dengan dongeng Cinderella dan kisah ikoniknya bersama sepatu kaca.
Cerita ini pertama kali diperkenalkan secara luas oleh penulis asal Amerika, Marcia Joan Brown, pada tahun 1954.
Sejak saat itu, dongeng Cinderella telah diadaptasi dalam berbagai versi di seluruh dunia, menjadikannya salah satu cerita klasik yang paling dicintai hingga kini.
Penasaran dengan kisah lengkapnya dan pesan moral di balik dongeng ini untuk Si Kecil? Yuk, simak artikel ini sampai selesai, Moms!
Baca juga: Yuk, Bacakan 7 Dongeng Anak Islami Ini Sebelum Si Kecil Tidur!
Kisah Populer Dongeng Cinderella
Dongeng Cinderella mengisahkan tentang seorang gadis yang tinggal dengan ibu dan dua saudara tirinya.
Setiap hari, ia mendapat perlakuan buruk dan diperlakukan sebagai pelayan di rumahnya sendiri.
Dongeng Cinderella ini pun menginspirasi banyak sekali penulis dan juga sineas untuk membuat cerita populer.
Bahkan, kisah yang memiliki akhir bahagia atau kisah seseorang menjadi bahagia sering disebut sebagai “Cinderella Story.”
Cerita Dongeng Cinderella Singkat
Pada zaman dahulu, hiduplah seorang anak perempuan cantik dan manis bernama Cinderella.
Ia tinggal bersama ibu dan dua orang saudara tiri yang sangat kejam.
Setiap hari, Cinderella harus mengerjakan pekerjaan rumah.
Ia juga mendapat siksaan dari ibu dan saudara tirinya.
Namun, ia tetapi tidak pernah membenci atau marah kepada ibu atau saudara tirinya.
Ia juga tidak pernah mengeluh atau merasa lelah dengan semua pekerjaan yang diberikan.
Suatu hari, sebuah sayembara pesta dansa datang dari istana.
Sang pangeran sedang mencari gadis untuk menjadi pendamping hidup.
Ibu dan dua saudari tirinya sangat antusias untuk datang ke acara tersebut.
“Aku ingin datang ke pesta itu. Aku akan berdansa dengan pangeran,” ujar sang kakak sulung.
“Hai, jangan mimpi kak. Pangeran pasti akan memilih aku, karena ku lebih cantik darimu.
Ibu pasti akan bangga dan bahagia jika aku menjadi putri raja,” kata kakak kedua dengan wajah berseri.
“Ibu pasti akan sangat bahagia, jika diantara kalian berdua bisa menikah dengan Pangeran dan kita akan menjadi keluarga terpandang,” kata si ibu tiri.
Sayembara pesta dansa juga terdengar oleh Cinderella.
Ia pun meminta izin kepada ibu tirinya untuk ikut hadir ke pesta dansa istana itu.
“Bolehkan aku ikut ke pesta dansa bersama kalian bu?” tanya Cinderella.
Ibu dan dua kakak tirinya tertawa dan memandang Cinderella dengan rendah.
“Hai gadis muda, kau hanya akan menghinaku saat datang ke pesta,” kata ibu tiri.
“Kau benar, bu. Orang-orang hanya akan tertawa melihatmu di sana!” ujar dua saudara tirinya.
Baca juga: 10 Manfaat Membaca Dongeng untuk Anak, Apa Saja?
Hari pesta dansa pun tiba.
Semua orang di rumah Cinderella sibuk menata rambut dan mencoba gaun indah untuk pergi ke acara tersebut, kecuali dirinya.
Kedua kakak Cinderella merasa kesulitan untuk mengenakan gaunnya.
Padahal mereka berdua sudah mengurangi makan agar tubuhnya terlihat indah di pesta dansa tersebut.
Ibu dan dua kakak tiri Cinderella pergi ke pesta dansa. Cinderella masuk ke dalam kamarnya dan menangis.
Ia sangat ingin datang ke pesta dansa kerajaan itu sama seperti gadis-gadis lain.
Saat Cinderella sedang sedih karena tidak bisa pergi ke pesta dansa, muncullah seorang peri dari jendela kamarnya.
“Berhentilah menangis anak baik,” ucapnya.
Cinderella merasa terkejut dengan kehadiran ibu peri di kamarnya. Ia pun menghapus air matanya.
“Aku sangat ingin pergi ke pesta dansa,” katanya sambil menangis.
“Ayo pergi ke taman dan bawakan aku sebuah labu,” jawab ibu peri.
Tanpa memikirkan apapun, Ia membawakan sebuah labu terbaik ke taman dan memberikannya pada ibu peri.
Semua isi labu dikeluarkan oleh ibu peri hingga menyisakan kulitnya.
Setelah itu, ibu peri memukul sisa kulit labu dengan tongkat sihirnya dan berubah menjadi sebuah kereta berlapis emas.
Ibu peri kemudian menyuruh Cinderella untuk membuka tikus yang ada diperangkap dan menyihirnya menjadi enam kuda yang sia menarik kereta labunya.
Namun, Cinderella merasa ada yang kurang, yaitu kusir untuk menjalankan kereta kudanya.
Kemudian ia menemukan sebuah tikus besar dan ibu peri menyulapnya menjadi seorang kusir.
Setelah itu, ibu peri menyuruh Cinderella untuk mencari enam kadal yang ada di belakang air mancur.
Kemudian, mereka disihir menjadi enam pria yang akan mengiring kereta kuda untuk ke pesta dansa.
"Nah, kamu lihat di sini ada kereta yang cocok untuk pergi ke pesta, apakah kamu tidak senang dengan itu?" tanya ibu peri.
"Oh ya!" dia menangis, "tapi haruskah aku pergi dengan pakaian compang-camping ini?"
Ibu peri menyentuhnya dengan tongkat sihir, seketika pakaian lusuhnya menjadi gaun yang indah.
Ibu peri juga memberikan sepasang sepatu kaca terbaik di dunia.
Dengan pakaian yang sangat indah dan kereta kuda, Ia berangkat ke istana untuk ikut dalam pesta dansa.
Namun, sebelum pergi ibu peri menitip pesan bahwa ia harus meninggalkan pesta dansa tepat pukul 12 malam.
Kehadiran Cinderella sukses menarik perhatian semua tamu di pesta dansa, termasuk pangeran.
Dengan tangannya sendiri, pangeran meminta Cinderella untuk berdansa bersamanya.
Mereka berdua menari sangat anggun dan sangat serasi.
Ibu dan dua kakak tiri Cinderella sangat iri dengan wanita yang tak dia kenali itu.
Mereka benar-benar sangat kesal melihatnya.
Lalu, suara lonceng tanda tengah malam berbunyi. Cinderella pun bergegas untuk keluar dari pesta dansa.
Pangeran mencoba menahannya, tetapi ia tetap berlari keluar dan tanpa sadar meninggalkan sepatu kacanya.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.