
Scroll untuk melanjutkan membaca
Masalah kesehatan pada alat kelamin tak hanya menyerang wanita, pria pun bisa mengalaminya. Salah satu kondisi yang sering terjadi yakni peradangan pada epididimis.
Peradangan yang terjadi di daerah skrotum ini dapat mengakibatkan sejumlah gangguan kesehatan lainnya.
Yuk, ketahui gejala dan penyebabnya agar lebih mudah untuk diatasi, Dads!
Anatomi alat kelamin pria tidak hanya meliputi penis, testis dan skrotum, lho. Adapun bagian yang tak kalah penting yakni epididimis.
Melansir National Cancer Institute, epididimis adalah tabung yang terletak di bagian belakang testis dan fungsinya menyimpan dan memproduksi sperma.
Organ pada alat kelamin pria ini terdiri dari sejumlah bagian, yakni kepala, tubuh, dan ekor.
Penjelasan setiap fungsinya yakni seperti:
Ketika tabung atau organ ini menjadi bengkak, tak jarang bisa menyebabkan rasa sakit dan bengkak di daerah alat kelamin pria. Hal inilah yang dikenal dengan epididimitis, Dads.
Baca Juga: Mengenal Hermaprodit atau Intersex, Ketika Bayi Terlahir dengan 2 Jenis Kelamin
Salah satu penyakit yang sering diderita kaum pria pada alat kelamin yakni epididimitis.
Epididimitis adalah peradangan yang terjadi pada tabung yang terletak di belakang skrotum.
Kondisi ini dapat menyerang pria dari segala usia, tetapi paling sering terjadi pada pria berusia antara 14 dan 35 tahun.
Biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri atau penyakit menular seksual (PMS).
Mengutip Mayo Clinic, gejala umum yang dirasakan dari epididimitis meliputi:
Demam juga gejala yang sering dialami dan berupa tanda bahwa adanya infeksi pada tubuh akibat epididimitis.
Jangan pernah mengabaikan nyeri atau pembengkakan pada skrotum ya, Dads!
Beberapa kasus perlu segera mendapatkan perawatan untuk menghindari kerusakan permanen pada alat vital.
Segera temui dokter saat gejala di atas mulai terasa untuk mendapatkan perawatan yang tepat.
Baca Juga: Gegar Otak: Gejala, Penyebab, Tingkat Keparahan, dan Cara Mengatasinya
Jenis penyakit ini bisa bersifat akut atau kronis dalam jangka panjang. Infeksi bakteri salah satu penyebab terbesar pria mengalami epididimitis.
Penyakit yang sering menyerang pria dewasa muda ini juga bisa dipicu dari berbagai kondisi, yakni:
Epididimitis biasanya disebabkan oleh infeksi menular seksual (IMS), seperti klamidia atau gonore.
Ini lebih sering terjadi pada pria yang berusia di bawah 35 tahun.
Pengujian sampel darah dan pemantauan gejala fisik adalah cara untuk mendiagnosis infeksi menular seksual pada seseorang.
Biasanya, infeksi ini terjadi akibat kontak seksual dari 1 orang ke orang lainnya. Hal ini meliputi seks vagina, oral, dan juga anal.
IMS akibat bakteri dapat disembuhkan dengan antibiotik jika pengobatan dimulai cukup dini.
Namun, infeksi yang disebabkan virus akan lebih sulit untuk diobati.
Dads, penyebab lain dari epididimitis bisa karena infeksi saluran kemih, lho.
Meski terdengar jarang terjadi pada pria, kondisi ini bisa saja menyerang sewaktu-wakti.
ISK pada pria lebih mungkin terjadi jika memiliki riwayat penyakit seperti:
Terkadang, penyebab pasti dari kondisi tidak dapat dijelaskan.
Gejala yang paling sering terlihat dari infeksi saluran kemih ini yakni rasa sakit ketika buang air kecil.
Baca Juga: 9 Cara Merawat Telinga, Jangan Gunakan Cotton Buds!
Dads, ternyata penyebab dari peradangan pada epididimis juga bisa karena gangguan organ tubuh lainnya. Salah satunya yakni paru-paru.
Infeksi pada paru-paru atau yang dikenal dengan tuberkulosis ini cukup sering menyerang pria.
Melansir Centers for Disease Control and Prevention (CDC), tuberkulosis (TB) adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri yang ditularkan dari 1 orang ke orang lainnya melalui udara.
Pengujian melalui tes Mantoux salah satu cara untuk mendeteksinya.
TBC biasanya menyerang paru-paru, tetapi juga dapat mempengaruhi bagian lain dari tubuh, seperti otak, ginjal, atau tulang belakang.
Seseorang dengan TB dapat meninggal mendadak jika tidak mendapatkan pengobatan.
Bahkan, tuberkulosis juga bisa terjadi pada balita, lho.
Adanya infeksi pada epididimis dapat menimbulkan berbagai kesehatan serius jika tidak segera diatasi.
Epididimitis akut ini dapat menyebabkan berbagai komplikasi, termasuk:
Untuk kasus yang jarang, epididimitis dapat menyebabkan infertilitas pada pria.
Gangguan ketidaksuburan ini cukup berisiko ketika Dads dan pasangan ingin melakukan program kehamilan.
Baca Juga: 8 Pantangan Makanan untuk Sakit Tumit, Hindari Yuk Moms!
Lantas, jenis pengobatan seperti apa untuk mengatasi epididimitis? Berikut beberapa cara umum yang dipakai, seperti:
Pengobatan yang sering digunakan dalam epididimitis adalah konsumsi antibiotik.
Hal ini diperuntukkan bagi mereka yang memiliki infeksi bakteri dalam tubuh.
Umumnya, pemulihan untuk kondisi ini membutuhkan waktu sekitar 2 minggu untuk pulih sepenuhnya.
Antibiotik perlu dihabiskan hingga waktu yang ditentukan oleh dokter. Fungsinya yakni agar infeksi bakteri tidak kunjung timbul dan sepenuhnya hilang.
Dads, cara mengatasi epididimitis satu ini juga tak boleh dilewati. Menghindari akivitas sesual saat peradangan terjadi cukup membantu dalam proses pemulihan.
Hal ini pun untuk mencegah terjadinya infeksi yang lebih parah akibat berhubungan intim.
Ajaklah pasangan untuk berdiskusi hal ini dan bisa lebih memahaminya.
Adapun ketika tubuh sudah pulih kembali, aktivitas seksual boleh dilakukan seperti sedia kala, Dads!
Baca Juga: Awas, Folitikulis Jadi Salah Satu Bahaya Mencabut Bulu Ketiak
Istirahat cukup adalah salah satu 'obat' dalam mengatasi peradangan pada epididimis.
Tubuh akan lebih cepat melawan peradangan ketika kita banyak beristirahat.
Hal ini pun bisa dibarengi dengan melakukan berbagai perawatan rumahan seperti mengompres bagian yang meradang.
Cobalah untuk mengompres dengan air dingin pada skrotum untuk membuat rasa lebih nyaman.
Itulah fakta penting seputar epididimitis pada pria. Jangan pernah meremehkan gejala ringan yang dialami dan segera konsultasikan dengan dokter ya, Dads!
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Copyright © 2023 Orami. All rights reserved.