
Apa itu anal seks? Aktivitas yang masih dianggap tabu ini awalnya hanya dilakukan oleh penyuka sesama jenis saja.
Hal ini dikarenakan kegiatan seksual ini dilakukan melalui dubur atau anus karena minimnya tempat untuk melakukan penetrasi seksual.
Namun, lama-kelamaan aktivitas ini semakin banyak diminati pula oleh pasangan heteroseksual.
Anal seks yang dilakukan melalui anus dianggap sebagai variasi dalam hubungan intim, karena bisa menimbulkan sensasi yang berbeda.
Sayangnya, anal seks ternyata tidak dianjurkan oleh para dokter.
Penasaran alasannya? Cek selengkapnya di bawah ini, ya, Moms!
Baca juga: 5 Fakta Tentang Anal Seks yang Harus Moms Ketahui Sebelum Melakukannya
Anal seks sebaiknya dihindari, agar tidak memicu masalah kesehatan.
Ada pun beberapa masalah kesehatan yang dapat terjadi akibat posisi seks tersebut, yaitu:
Foto: Ilustrasi Berhubungan Intim (Medicalnewstoday.com)
Karena aktivitasnya dilakukan melalui anus, anal seks berisiko menularkan virus HIV 100 kali lebih banyak dibanding aktivitas seks normal.
Perlu Moms ketahui kalau anus tidak digunakan untuk melakukan hubungan seksual tapi untuk sistem ekskresi.
Sehingga anal seks dianggap sangat berbahaya menularkan bakteri dan kuman ke Moms maupun suami.
Lantas, bagaimana penularan HIV dari anal seks ini? Penularan HIV pada seks anal bisa terjadi ketika tidak menggunakan kondom.
Dilansir dari Very Well Health, pasangan reseptif atau yang berada di posisi bawah lebih berisiko tertular HIV, dibandingkan dengan pasangan insertif atau berada di posisi atas.
Pasalnya, lapisan rektum tipis dan memungkinkan virus untuk masuk ke dalam tubuh selama melakukan anal seks lebih mudah, Moms.
Meskipun begitu, pasangan insertif pun tetap berpotensi tertular HIV.
Hal tersebut dikarenakan HIV bisa masuk melalui lubang di ujung penis atau yang biasanya disebut uretra.
Selain itu, kulup penis yang tak disunat atau luka kecil seperti cakaran serta luka terbuka di mana pun pada bagian penis juga bisa membuka jalan virus untuk masuk ke tubuh.
Center of Disease Control and Prevantion (CDC) mencatat, hubungan seks anal yang dilakukan jenis kelamin apa pun berisiko tinggi terhadap penularan HIV.
Kemungkinan tertular HIV dari kegiatan tersebut adalah:
Baca Juga: 5 Makanan Peningkat Gairah Seksual yang Wajib Dicoba
Penularan virus HIV sebenarnya bisa dicegah ketika pasangan menggunakan kondom saat berhubungan seksual.
Dengan pemakaian kondom, bukan hanya HIV, namun kemungkinan tertular penyakit seksual lainnya pun akan jauh lebih rendah.
Selain memakai kondom, berikut hal yang bisa dilakukan untuk mencegah penularan HIV:
Melakukan Hubungan Seksual yang Aman
Dalam hal ini, perlunya melakukan hubungan intim yang aman sangat tinggi.
Maksudnya adalah untuk tidak melakukan hubungan seksual dengan bergonta-ganti pasangan dan tetap menggunakan kondom.
Bicara Jujur pada Pasangan
Ketika mengetahui bahwa diri sendiri atau pasangan mengidap HIV, sebaiknya membicarakan hal ini secara terbuka.
Semakin cepat dideteksi, maka penanganan yang dapat dilakukan untuk menekan perkembangan virus serta penularannya pun bisa dengan segera diantisipasi.
Foto: Perdarahan Setelah Seks (Medicalnewstoday.com)
Menurut pakar seks, anal seks juga tidak dianjurkan karena ini akan menyebabkan perdarahan yang hebat pada wanita meski sensasi yang didapatkannya sungguh luar biasa.
Perdarahan yang terjadi pun tidak bisa dihentikan sehingga dalam jangka waktu lama akan berakhir dengan bahaya kematian.
Melansir laman Planned Parenthood, tidak seperti seks dengan vagina, anus biasanya tidak memproduksi lubrikan yang cukup untuk melakukan penetrasi yang nyaman.
Jadi, akan sangat wajar jika terjadi lecet atau luka yang menimbulkan perdarahan.
Jika ingin melakukan hubungan seks dari anal yang aman, selain memakai kondom, Moms juga perlu banyak sekali lubricant.
Pemakaian kondom pun sebaiknya diganti ketika ingin melakukan anal seks usai melakukan seks dari vagina ataupun sebaliknya.
Hal tersebut dikarenakan dubur menghasilkan banyak bakteri dan tentunya Moms tak ingin bakteri tersebut pindah ke vagina ataupun sebaliknya, bukan?
Jangan terburu-buru dalam melakukan seks dari anal dan jujurlah pada pasangan bila terasa menyakitkan. Ketika merasakan sakit, sebaiknya jangan dipaksakan ya, Moms!
Ketika merasakan ketidaknyamanan dan rasa sakit saat berhubungan seksual, sebaiknya Moms menghentikan hal tersebut.
Perlu diketahui, tidak semua orang bisa menikmati anal seks. Jika Moms adalah salah satunya, hal tersebut sangat normal.
Baca Juga: Hati-Hati! Ini 7 Tanda Seseorang Kecanduan Seks
Foto: Bahaya Anal Seks (Orami Photo Stocks)
Seperti yang tadi sudah disebutkan, lubang anus tidak memiliki pelumas seperti yang diproduksi vagina.
Hal ini pada akhirnya bisa menyebabkan nyeri yang luar biasa saat terjadi penetrasi di lubang dubur.
Penetrasi yang terjadi juga tidak menutup kemungkinan akan menyebabkan luka yang mengakibatkan Moms tidak bisa melakukan aktivitas seks lagi dalam waktu dekat.
Kebiasaan melakukan anal seks juga bisa saja berakhir dengan kanker anus yang tidak hanya Moms, tapi juga suami bisa berpotensi mengidap penyakit yang sama.
Risiko kanker anus sendiri akan meningkat pada orang yang berada di bawah 30 tahun yang sering melakukan aktivitas yang masih dianggap tabu tersebut.
Baca Juga: 5 Masalah Seks yang Sering Dialami Wanita
Foto: Susah BAB (Orami Photo Stocks)
Aktivitas seks yang berpusat di anus menyebabkan anus makin lama akan semakin melonggar.
Tentu saja hal ini akan berpengaruh besar ke sistem ekskresi dimana lama-kelamaan Moms tidak mampu lagi menahan buang air besar, buang air kecil ataupun buang angin.
Sebuah studi yang dilakukan oleh Northwestern University menemukan, perempuan yang pernah atau sering melakukan hubungan seks anal biasanya memiliki perubahan jadwal buang air besar.
Ya, seperti yang sudah disebutkan di atas, orang yang melakukan hubungan anal seks akan merasa kesulitan untuk menahan buang air besar.
American Journal of Gastroenterologi melakukan penelitian pada 4,170 orang dewasa di tahun 2016.
Dalam studi tersebut, mereka menemukan 37,3 % perempuan dan 4,5 % laki-laki yang pernah melakukan anal seks
Angka ketidakmampuan menahan buang air besar pun lebih banyak dirasakan oleh laki-laki ketimbang perempuan.
Penelitian ini pun menemukan bahwa ketidakmampuan menahan buang air besar lebih tinggi dirasakan oleh mereka yang pernah melakukan seks lewat anal tersebut.
Anal seks bisa menjadi sebuah variasi seks yang aman dan menyenangkan untuk sebagian orang. Namun, tentu saja Moms dan Dads perlu melakukan persiapan ketika ingin melakukannya, yaitu:
Melihat begitu banyak risiko dan bahaya anal seks, sepertinya Moms harus berpikir ulang bila ingin melakukan variasi hubungan seks dengan cara ini.
Baca Juga: 7 Posisi Seks Unik untuk Mencapai Multiorgasme
Itu dia beberapa dampak buruk yang bisa terjadi akibat anal seks.
Jika Moms atau Dads masih memaksakan diri untuk melakukan posisi ini, sebaiknya lakukanlah dengan cara yang aman dan sesekali saja.
Moms dan Dads tidak ingin mengalami bahaya anal seks seperti yang telah disebutkan di atas, bukan?