12 April 2024

Cara Mengetahui Hadis Dhaif yang Tidak Sahih, Catat Moms!

Hati-hati dalam memahami hadis ini dan sebaiknya dihindari
Cara Mengetahui Hadis Dhaif yang Tidak Sahih, Catat Moms!

Tahukah Moms kalau tidak semua hadis itu sahih? Ternyata, ada pula hadis yang tidak memenuhi syarat sahih dan hasan, sehingga disebut hadis dhaif.

Karena tidak sahih, tentu umat Islam tidak boleh mempercayai hadis ini.

Perlu diketahui bahwa hadis dhaif adalah hadis yang memiliki cacat dalam sanad (rantai perawi) atau matan (teks) sehingga tidak dapat dijadikan pedoman dalam kehidupan beragama.

Oleh karena itu, mengetahui cara-cara untuk mengidentifikasi hadis dhaif adalah keterampilan yang sangat diperlukan bagi umat Islam.

Nah, supaya tidak terkecoh, simak panduan cara mengenali hadis dhaif berikut ini, ya!

Baca Juga: 10 Hadis dan Ayat Alquran tentang Rezeki, Masya Allah!

Syarat Hadis Sahih

Alquran
Foto: Alquran (Unsplash.com)

Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi agar sebuah hadis disebut shahih dan hasan, yaitu:

  • Sanad disebutkan dengan menyambung dari awal sampai akhir
  • Perawinya bersifat ‘adil (dapat dipercaya)
  • Memiliki dhobit (tingkat hafalan yang sempurna untuk hadis shahih dan tingkat hafalan sedang untuk hadis hasan)
  • Tidak terdapat pertentangan sanad (syad)
  • Tidak terdapat cacat secara signifikan (illah qodihah)
  • Adanya penolong (‘adhit) yang berbentuk jalur periwayatan lain yang dapat mengangkat tingkatan hadis dhaif ke hadis hasan li ghoiri

Apabila salah satu dari enam syarat tersebut tidak dipenuhi, maka hadis dikategorikan menjadi dhaif.

Selain itu, ada beberapa penyebab lain yang membuat hadis dikategorikan sebagai hadis dhaif.

Namun, Mahmud Thahan dalam Taisiru Musthalahil Hadits menyatakan dari beberapa penyebab tersebut hanya ada dua penyebab utama, yaitu:

  • Sanadnya (rangkaian alur periwayatan hadis) tidak bersambung
  • Di dalam rangkaian sanadnya terdapat rawi (oranag yang meriwayatkan hadis) yang bermasalah

Baca Juga: 10 Hadis dan Ayat Alquran tentang Rezeki, Masya Allah!

Jenis Hadis Dhaif

Ilustrasi Hadis Dhaif
Foto: Ilustrasi Hadis Dhaif (Unsplash.com)

Berdasarkan keterputusan sanadnya, hadis dhaif dapat dibagi menjadi enam jenis, yaitu:

1. Muallaq

Hadis dhaif muallaq adalah hadis yang perawinya atau orang yang meriwayatkan hadis (bisa salah satu, dua, atau lebih perawi) tidak disebutkan di awal sanad.

2. Mursal

Hadis dhaif mursal muncul ketika perawinya dihilangkan dari akhir sanad.

Misalnya, terdapat seorang tabi’in yang meriwayatkan hadis dengan langsung menyebut Rasulullah SAW, tanpa menyebutkan sahabat di dalam rangkaian sanadnya.

Normalnya, seorang tabi’in tidak bertemu Rasulullah SAW secara langsung karena ia hidup di zaman setelah Rasulullah SAW.

Kemungkinan besar mereka hanya mendapat hadis dengan perantara sahabat Rasulullah SAW.

Oleh karena itu, hadis jenis ini dikategorikan sebagai hadis dhaif atau tidak shahih.

3. Mu’dhal

Pada jenis hadis ini, terdapat dua perawi yang tidak disebutkan (dihilangkan) secara berturut-turut.

Baca Juga: 5 Hadist Tentang Kehidupan, Bikin Hidup Lebih Tenang

4. Munqati’

Hadis munqathi terjadi ketika urutan sanadnya terputus, baik itu di awal, tengah, maupun akhir sanad.

5. Mudallas

Menurut At-Thahhan, hadis mudallas bisa menyembunyikan aib dan hanya menampakkan yang baik-baik saja.

Aib yang dimaksud di sini berhubungan dengan perawinya.

Misalnya, perawi A tidak pernah mendengar langsung hadisnya, namun meriwayatkan hadis tersebut seolah-olah pernah mendengarnya langsung.

Ada pula perawi yang menyebutkan gurunya dengan inisial saja.

Hal ini bisa jadi disebabkan karena gurunya tidak amanah.

Lantaran sumber hadisnya tidak jelas, maka hadis mudallas masuk kategori hadis dhaif.

Secara umum, ada 5 macam hadis mudallas yang diketahui sampai saat ini, yaitu

  • Tadhlis isnad
  • Tadlis syuyukh
  • Tadlis al-taswiyah
  • Tadlis al-qatha’
  • Tadlis al-‘athaf

6. Mursal Khafi

Hadis mursal khafi muncul ketika perawinya meriwayatkan hadis dari perawi lain yang hidup di zaman yang sama, namun ia tidak mendengarkan hadis tersebut secara langsung.

Selain itu, kecacatan rawi juga bisa menyebabkan munculnya hadis mursal khafi, di antaranya:

  • Sering berbohong (muttaham bi al-kadzab)
  • Fasiq (melakukan dosa besar atau dosa kecil terus-menerus)
  • Pelaku bid’ah
  • Tidak dikenali (jahâlah al-ʽain)
  • Sering melakukan kesalahan (fahsy al-ghalaṭ), misalnya memiliki hafalan yang sangat buruk
  • Sering lupa (ghaflah)
  • Memiliki kemampuan hafalan yang buruk (sû’ al-ḥifdz) sehingga sering salah dalam meriwayatkan hadis
  • Ragu-ragu (wahm), yaitu salah sangka dalam periwayatan. Misalnya mengira hadis munqathi' adalah muttasil.
  • Berbeda dengan riwayat orang-orang terpercaya (mukhalafah al-tsiqqah)

Baca Juga: Ciri-ciri dan Contoh Hadits Shahih dari Rasulullah SAW

Cara Mengetahui Hadis Dhaif

Alquran
Foto: Alquran (Unsplash.com)

Untuk mengetahui bahwa suatu hadis tersebut dhaif atau tidak, dapat diterapkan beberapa cara sebagai berikut:

Sanad Hadis:

  • Periksa sanad hadis, yaitu rantai periwayat yang menyampaikan hadis dari Nabi Muhammad SAW. Pastikan sanad hadis tersebut bersambung dan tidak ada perawi yang dhaif (lemah).
  • Perhatikan jumlah perawi di setiap tingkatan sanad. Sanad yang dhaif biasanya memiliki jumlah perawi yang sedikit atau terdapat perawi yang tidak dikenal.

Matan Hadis

  • Periksa matan hadis, yaitu isi teks hadis. Pastikan matan hadis tersebut tidak bertentangan dengan Al-Qur'an, hadis shahih lainnya, dan akal sehat.
  • Perhatikan redaksi hadis. Hadis dhaif biasanya memiliki redaksi yang janggal, tidak jelas, atau mengandung unsur-unsur yang tidak sesuai dengan ajaran Islam.

Kualitas Perawi

  • Periksa kualitas perawi hadis. Pastikan perawi hadis tersebut adil (dapat dipercaya) dan memiliki hafalan yang kuat.
  • Perhatikan biografi perawi. Perawi yang dhaif biasanya memiliki biografi yang tidak baik atau pernah dituduh berbohong.

Kitab Hadis

  • Periksa kitab hadis tempat hadis tersebut diriwayatkan. Pastikan kitab hadis tersebut terpercaya dan diakui oleh para ulama.
  • Perhatikan komentar ulama terhadap hadis tersebut. Ulama biasanya memberikan komentar tentang kesahihan hadis dalam kitab-kitab hadis.

Contoh Hadis Dhaif

Ilustrasi Contoh Hadis Dhaif
Foto: Ilustrasi Contoh Hadis Dhaif (Unsplash.com)

Berikut ini beberapa contoh hadits dhaif, diantaranya:

1. HR. Tammam (18/172)

Orang yang berpuasa itu senantiasa dalam ibadah meskipun sedang tidur di atas ranjangnya.” (HR. Tammam (18/172))

Perlu Moms ketahui, bahwa tidak semua tidur ketika berpuasa dianggap sebagai ibadah, lho!

Tidur dianggap ibadah apabila diniatkan untuk menjauhi godaan yang dapat membatalkan puasa atau mengistirahatkan tubuh agar tetap kuat beribadah.

Sementara tidur karena malas atau karena kekenyangan setelah sahur tentunya tidak bernilai ibadah.

2. HR. Al Mundziri di At Targhib Wat Tarhib (2/157)

Bulan Ramadhan bergantung di antara langit dan bumi. Tidak ada yang dapat mengangkatnya kecuali zakat fitri.” (Riwayat Al Mundziri di At Targhib Wat Tarhib (2/157))

Hadis di atas dianggap dhaif karena zakat fitrah atau fitri bukanlah syarat sah puasa.

Namun, orang yang tidak membayar zakat fitrah akan mendapatkan dosa tersendiri di luar puasa Ramadhan.

Baca Juga: Ini 8 Hadist Menebar Salam, Salah Satunya Bisa Masuk Surga Lho!

3. HR. Ibnu Hibban dalam Al Majruhin (2/319)

Wa’ilah berkata, “Aku bertemu dengan Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam pada hari Ied, lalu aku berkata: Taqabbalallahu minna wa minka.” Beliau bersabda: “Ya, Taqabbalallahu minna wa minka.” (HR. Ibnu Hibban dalam Al Majruhin (2/319))

Hadis ini didhaifkan oleh beberapa ahli kitab, karena ucapan tersebut sebenarnya hanya diucapkan oleh sebagian sahabat Nabi Muhammad SAW.

4. HR Imam Ahmad dalam Al Mughni (3/294)

Para sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasanya ketika saling berjumpa di hari Ied, mereka mengucapkan: Taqabbalallahu Minna Wa Minka (Semoga Allah menerima amal ibadah saya dan amal ibadah Anda).” (Atsar riwayat Imam Ahmad dalam Al Mughni (3/294), dishahihkan oleh Al Albani dalam Tamamul Minnah (354))

Amalan ini boleh diterapkan asalkan tidak diyakini sebagai hadis dari Nabi Muhammad SAW.

Baca Juga: Kumpulan Hadist Suami Menyakiti Istri, Pengingat untuk Dads!

Nah, itu dia ciri-ciri hadis dhaif yang sebaiknya tidak dipercaya karena tidak shahih. Semoga bermanfaat, ya Moms!

  • https://sumbar.kemenag.go.id/v2/post/1952/pengertian-kedudukan-dan-fungsi-hadits.html
  • https://cilacap.kemenag.go.id/profil/bidah/
  • https://islam.nu.or.id/ilmu-hadits/sebab-sebab-hadits-menjadi-dhaif-xdUVi
  • https://islam.nu.or.id/ilmu-hadits/cara-mengenal-hadits-dhaif-XIKd5
  • http://menaraislam.com/ulumul-hadits/jenis-jenis-hadits-dhaif
  • https://islam.nu.or.id/ilmu-hadits/macam-macam-hadits-dhaif-1-LMnL0
  • https://islam.nu.or.id/ilmu-hadits/sebab-sebab-hadits-menjadi-dhaif-xdUVi
  • https://hadispedia.id/dua-syarat-yang-harus-dipenuhi-seorang-perawi-hadis/
  • https://e-journal.ikhac.ac.id/index.php/altsiq/article/download/159/114/
  • https://muslim.or.id/1334-12-hadits-lemah-dan-palsu-seputar-ramadhan.html
  • https://islam.nu.or.id/ilmu-hadits/kajian-hadits-mudallas-dan-pembagiannya-5A8iR

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb