19 Desember 2023

Serba-serbi Filariasis, Penyakit Kaki Gajah yang Berbahaya

Penyakit ini ternyata bisa mengakibatkan kecacatan permanen
Serba-serbi Filariasis, Penyakit Kaki Gajah yang Berbahaya

Filiarisis Kronis

Selain filariasis akut, ada pula filariasis kronis.

Gejala filariasis kronis meliputi pembesaran yang menetap pada tungkai, lengan, payudara, atau testis. Hal ini disebabkan oleh microfilaria dan cacing dewasa baik yang hidup maupun yang mati.

Microfilaria biasanya tidak menimbulkan kelainan, tetapi dalam keadaan tertentu dapat menyebabkan occult filariasis.

Gejala yang ditimbulkan oleh cacing dewasa menyebabkan limfadenitis (pembengkakan jaringan) dan limfagitis retrograd dalam stadium akut, disusul dengan obstruktif menahun.

Melansir World Health Organization (WHO) (WHO), cacat tubuh yang disebabkan oleh kaki gajah sering menyebabkan stigma sosial dan kesehatan mental yang kurang optimal.

Ini pun mengakibatkan hilangnya peluang memperoleh pendapatan, serta peningkatan biaya pengobatan yang bisa berujung pada kemiskinan.

Bila Moms atau sanak saudara memiliki gejala filariasis seperti dijelaskan di atas, segera konsultasikanlah dengan dokter.

Baca Juga: Selain Wisata Sejarah, 7 Kuliner Demak Ini Wajib Dicoba!

Diagnosis Penyakit Filariasis

Diagnosis Penyakit Kaki Gajah (Orami Photo Stock)
Foto: Diagnosis Penyakit Kaki Gajah (Orami Photo Stock)

Melansir laman National Organization for Rare Disorder, diagnosis filariasis atau penyakit kaki gajah ini memerlukan pemeriksaan atau tes darah untuk mendeteksi keberadaan larva cacing W. bancrofti atau B. malayi.

Karena jumlah parasit (parasitemia) dalam darah lebih tinggi pada malam hari, maka sampel darah untuk mendeteksi filariasis paling baik diperoleh pada malam hari.

Ketika parasit tidak ditemukan dalam darah, terkadang cacing dewasa dapat ditemukan dalam sampel kelenjar getah bening pada individu yang terinfeksi.

Diagnosis juga dapat dilakukan dengan pemeriksaan serologis.

Teknik serologi memberikan alternatif untuk deteksi mikroskopis mikrofilaria untuk diagnosis filariasis limfatik.

Pasien dengan infeksi filaria aktif biasanya memiliki peningkatan kadar IgG4 antifilaria dalam darah dan ini dapat dideteksi dengan menggunakan tes rutin.

Baca Juga: 11 Tanda Bayi Cukup ASI, Salah Satunya Urine Tampak Jernih!

Pengobatan Penyakit Kaki Gajah

Obat Penyakit Kaki Gajah
Foto: Obat Penyakit Kaki Gajah (blogs.biomedcentral)

Dalam Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI 2019, berikut pilihan obat yang dapat digunakan untuk mengatasi penyakit kaki gajah antara lain:

1. Diethylcarbamazine Citrate (DEC)

DEC merupakan obat filariasis yang bisa mengatasi mikrofilaria dan makrofilaria.

Mekanisme kerja DEC, yakni bisa melumpuhkan otot mikrofilaria sehingga tidak bisa bertahan hidup di tempat hidupnya dan mengubah komposisi dinding mikrofilaria menjadi lebih mudah dihancurkan oleh sistem pertahanan tubuh.

Sementara itu, cara kerja DEC terhadap makrofilaria adalah menyebabkan matinya cacing dewasa.

Namun, mekanismenya belum jelas, tetapi bisa menghambat cacing dewasa yang masih hidup untuk memproduksi mikrofilaria selama 9-12 bulan.

2. Albendazole

Obat lain yang dapat digunakan dalam perawatan penyakit kaki gajah, yaitu Albendazole.

Dalam Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 893 tentang Pedoman Kejadian Ikutan Pasca Pengobatan Filariasis, Albendazole ini bisa meningkatkan kinerja DEC dalam membunuh mikrofilaria.

Obat ini melemahkan makrofilaria, dan secara luas digunakan sebagai obat cacing usus (cacing gelang, cacing kremi, cacing cambuk, dan cacing tambang).

Baca Juga: Aturan Imunisasi IPV untuk Cegah Polio pada Anak dan Dewasa

Itulah informasi seputar penyakit kaki gajah yang kerap ditemui di Indonesia. Semoga bermanfaat ya, Moms.

  • https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/lymphatic-filariasis
  • https://www.cdc.gov/parasites/lymphaticfilariasis/treatment.html
  • https://rarediseases.org/rare-diseases/filariasis/
  • https://pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/InfoDatin-Filariasis-2019.pdf
  • http://66.96.237.53/perpus/peraturan/upload/pmk942014.pdf
  • https://persi.or.id/wp-content/uploads/2020/11/kmk8932007.pdf

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb