Aturan Pakai Kalmicetine, Obat untuk Mengatasi Infeksi Bakteri
Kalmicetine adalah obat yang mengandung chloramphenicol dan tersedia dalam berbagai bentuk seperti kapsul, suspensi, dan salep.
Kandungan chloramphenicol di dalamnya berfungsi untuk mengatasi infeksi bakteri spektrum luas.
Obat ini membantu mengatasi berbagai gangguan kesehatan yang disebabkan oleh bakteri Salmonella Sp., Haemophilus influenzae, Psittacosis, Rickettsia, dan Lymphogranuloma.
Lebih jelasnya mengenai kegunaan, dosis, dan efek samping, simak ulasan lengkapnya di bawah ini!
Baca Juga: Kenali Psidii, Obat Herbal dengan Ekstrak Daun Jambu Biji
Kegunaan Obat Kalmicetine
Foto Infeksi Mata (istockphoto.com)
Jurnal StatPearls Publishing menyebutkan, chloramphenicol adalah antibiotik yang termasuk dalam golongan antimikroba guna menghambat sintesis protein.
Chloramphenicol adalah agen yang berharga dalam pengobatan infeksi mata superfisial, otitis eksterna, demam tifoid, dan kondisi parah mengancam jiwa lainnya, akibat paparan Haemophilus influenzae.
Kalmicetine termasuk ke dalam golongan obat keras yang mengandung 250 miligram chloramphenicol di dalamnya.
Obat tersedia dalam bentuk kapsul yang dibanderol dengan harga Rp23.000 hingga Rp80.000.
Dalam satu strip obat berisi 10 kapsul yang dikonsumsi dengan air putih.
Obat ini juga tersedia dalam bentuk cair dengan kandungan 125 miligram per 5 mililiter chloramphenicol.
Obat cair tersedia dalam kemasan botol yang dibanderol dengan harga Rp15.000 hingga Rp35.000.
Bentuk terakhir adalah obat topikal atau salep.
Obat golongan keras ini mengandung 2 persen chloramphenicol.
Obat tersedia dalam kemasan tube 15 gram dan dibanderol dengan harga Rp15.000 hingga Rp37.000.
Dosis dan Penggunaan Kalmicetine
Kalmicetine termasuk ke dalam golongan obat keras yang memerlukan resep dokter.
Dosis penggunaannya disesuaikan dengan bentuk sediaan obat:
Kalmicetine Kapsul atau Suspensi
- Bayi di atas 2 minggu hingga dewasa
Sebanyak 50 miligram per kilogram berat badan yang dibagi menjadi 3 hingga 4 dosis.
- Bayi berusia di bawah 2 minggu
Sebanyak 25 miligram per kilogram berat badan yang dibagi menjadi 4 dosis.
Kalmicetine Salep
- Bayi di atas 2 minggu hingga dewasa
Sebanyak 50 miligram per kilogram berat badan yang dibagi menjadi 3 hingga 4 dosis.
- Bayi berusia di bawah 2 minggu
Sebanyak 25 miligram per kilogram berat badan yang dibagi menjadi 4 dosis.
Pemakaian pada Ibu Hamil dan Menyusui
Hingga kini belum diketahui izin penggunaan kalmicetine pada ibu hamil dan menyusui.
Sebaiknya penggunaan dihindari, karena dikhawatirkan dapat memicu hal-hal yang membahayakan.
Terkait dengan pemilihan obat pada ibu hamil, manfaat yang diperoleh dinilai harus lebih besar ketimbang risiko yang bisa saja dialami.
Obat juga menyerap ke dalam ASI, sehingga berisiko tertelan oleh Si Kecil saat proses menyusui berlangsung.
Oleh karena itu, penggunaan obat harus sesuai dengan anjuran dan resep dari dokter.
Baca Juga: Sanmag, Obat Antasida untuk Turunkan Asam Lambung Berlebih
Kelompok yang Boleh Menggunakan Obat
Melansir dari National Health Service UK, kandungan chloramphenicol dapat digunakan oleh orang dewasa dan anak-anak termasuk bayi.
Namun, penggunaannya pada anak-anak di bawah usia 2 tahun harus sesuai dengan rekomendasi dokter agar tidak memicu efek samping membahayakan.
Kelompok yang Tidak Boleh Menggunakan Obat
Kandungan chloramphenicol tidak cocok digunakan oleh semua orang.
Untuk memastikan kandungan tersebut aman, beritahu dokter jika memiliki kondisi ini:
- Pernah mengalami reaksi alergi akibat chloramphenicol.
- Pernah mengalami kondisi langka yang disebut anemia aplastik. Kondisi ini terjadi ketika sumsum tulang tidak dapat menghasilkan sel darah.
Baca Juga: 5 Obat Program Hamil Berikut Dampaknya, Moms Perlu Tahu!
Cara Tepat Menyimpan Obat
Sama halnya dengan penggunaan obat lainnya, kalmicetine juga harus disimpan dengan cara yang benar.
Begini cara penyimpanan yang disarankan:
- Obat seharusnya disimpan di dalam suhu ruangan. Jangan menyimpan pada kulkas atau tempat yang terkena paparan sinar matahari langsung.
- Obat tidak boleh disimpan dalam tempat yang lembap, seperti di kamar mandi.
- Obat tidak boleh disimpan dalam freezer atau dibekukan.
- Obat tidak boleh disimpan di tempat yang terjangkau oleh anak-anak maupun hewan peliharaan.
- Obat harus dibuang jika sudah habis masa berlakunya. Namun, pelajari lebih lanjut bagaimana tips aman membuang produk obat karena bisa saja mencemari lingkungan.
- Obat tidak bisa dibuang bersamaan dengan sampah rumah tangga karena berisiko mencemari lingkungan.
- Obat tidak bisa dibuang pada toilet atau saluran pembuangan air.
- Berkaitan dengan tata cara pembuangan obat yang aman, Moms bisa tanyakan pada apoteker secara langsung saat membeli obat.
Efek Samping Penggunaan
Foto Ilustrasi Kesulitan Bernapas (istockphoto.com)
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum menggunakan kalmicetine.
Sama dengan jenis obat lainnya, efek samping bisa saja dialami.
Berikut ini beberapa efek samping yang umum terjadi:
Melansir dari Better Health, tanda dan gejala overdosis bisa saja terjadi pada tubuh pengguna yang merespon obat dengan cara berbeda.
Tanda dan gejala tergantung pada berbagai faktor termasuk:
- Zat apa yang dikonsumsi bersamaan dengan kalmicetine
- Berapa banyak dosis obat yang digunakan
- Bagaimana cara mengonsimsi obat tersebut
- Bagaimana kondisi kesehatan tubuh
- Berapa usia pengguna
Baca Juga: Laxing (Obat Pelancar BAB): Kegunaan, Dosis, dan Efek Samping
Gejala overdosis obat yang bisa saja terjadi termasuk:
- Mual dan muntah
- Sakit perut parah dan kram perut
- Diare
- Sakit di bagian dada
- Pusing
- Kehilangan keseimbangan
- Menjadi tidak responsif
- Mengantuk dan kebingungan
- Denyut nadi melambat
- Kesulitan bernapas
- Penurunan kesadaran
Baca Juga: Silex, Obat dari Ramuan Herbal untuk Mengencerkan Lendir
Sebelum mengonsumsi obat, ingatlah bahwa kalmicetine adalah obat golongan keras, sehingga harus dikonsumsi sesuai petunjuk dokter.
Jika terjadi efek samping setelah penggunaan, disarankan segera memeriksakan diri untuk menghindari kondisi yang membahayakan nyawa.
- https://www.nhs.uk/medicines/chloramphenicol/side-effects-of-chloramphenicol/
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK555966/
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.