
Moms pasti sudah tidak asing dengan istilah overdosis.
Kondisi ini biasanya terjadi ketika Moms mengonsumsi sesuatu seperti obat lebih dari jumlah normal atau melebihi takaran yang direkomendasikan.
Overdosis, biasanya dapat menyebabkan gejala yang serius dan berbahaya, bahkan kematian.
Kondisi overdosis dapat disebabkan oleh faktor kesengajaan dan ketidaksengajaan.
Jika Moms sengaja mengonsumsi obat berlebihan disebut overdosis sengaja dan sebaliknya.
Overdosis tidak sengaja, biasanya terjadi ketika Moms mengonsumsi obat tanpa melihat takarannya terlebih dahulu.
Hal ini dapat menyebabkan berbagai gejala, seperti sakit perut, muntah, atau mungkin pingsan.
Perlu diingat, overdosis berbeda dengan keracunan, meskipun memiliki efek yang sama.
Keracunan biasanya mengacu pada seseorang atau sesuatu seperti lingkingan yang berbahaya.
Misalnya seperti bahan kimia, tanaman atau sesuatu yang mengandung bahan berbahaya tanpa diketahui lebih dulu.
Baca Juga: Gejala Tipes pada Dewasa, Begini Cara Mencegah dan Mengobatinya
Foto: Pertolongan pertama orang overdosis
Foto: Orami Photo Stock
Seseorang biasanya mengalami gejala overdosis, seperti tidak bisa merespon, napas terengah, bibir dan jari biru, serta keringat dingin.
Segera lakukan beberapa tindakan berikut ini:
Ketika melihat seseorang mengalami overdosis, segera meminta bantuan medis.
Moms dapat menghubungi rumah sakit atau puskesmas terdekat.
Selama menunggu bantuan datang, pastikan tetap tenang dan tidak panik atau bertindak gegabah.
Karena hal ini mungkin akan menyulitkan untuk Moms atau korban.
Salah satu gejala orang mengalami overdosis adalah hilang kesadaran atau napas yang terengah.
Jadi, Moms harus pastikan agar posisi korban dapat bernapas dengan baik.
Moms dapat membuka jalan napasnya dengan cara memiringkan kepala korban ke arah belakang dan mengangkat dagu.
Posisi ini membantu jalan pernapasan dan mencegah korban tersedak muntahan atau cairan lain yang mungkin keluar dari mulut.
Pastikan Moms tidak memaksa korban untuk memuntahkan apa pun yang sudah mereka telan.
Sebab, hal itu dapat memperburuk kondisi korban.
Moms juga tidak disarankan untuk tidak memberikan makan atau minum pada korban.
Jika pakaian korban terlalu tertutup dan ketat, pastikan Moms membuka semuanya, termasuk aksesori yang menempel.
Penting untuk dipahami, pakaian juga bisa menghambat jalan pernapasan seseorang.
Saat Moms melihat kondisi korban overdosis sudah tidak bernapas, lakukan resultasi jantung paru (RJP) dengan cara menekan dada korban.
Mengutip dari Canadian Medical Association Journal, lebih dari 50% penolong yang melakukan resusitasi jantung paru (RJP) memberikan kompresi dada lebih cepat dari kecepatan yang direkomendasikan yaitu 100 kali per menit.
Beberapa sumber menyebut, sebelum Moms melakukan RJP pastikan posisi korban sudah benar dan sesuai.
Jika Moms tidak bisa, sebaiknya cari panduan atau orang yang lebih berpengalaman dalam melakukan hal ini.
Biasanya, petugas medis akan menuntun Moms lewat telepon.
Langkah selanjutnya sebagai cara pertolongan pertama overdosis adalah mencari tahu penyebabnya.
Hal ini dapat membantu dokter dalam menangangani pasien yang mengalami overdosis.
Gejala yang ditimbulkan oleh pasien overdosis biasanya akan berbeda-beda, sehingga jangan sampai terkecoh.
Baca Juga: Pneumonia Bayi: Gejala, Penyebab, hingga Pengobatannya
Foto: Penyebab overdosis
Foto: Orami Photo Stock
Beberapa faktor yang meningkatkan meningkatkan risiko overdosis obat, seperti:
Obat yang disimpan dengan cara yang tidak benar dapat menjadi sasaran empuk bagi anak kecil, yang ingin tahu dan cenderung memasukkan barang ke dalam mulut.
Warna obat yang berbeda-beda terkadang menyebabkan anak-anak penasaran hingga akhirnya memasukkan ke dalam mulut.
Hal ini sangat berbahaya untuk Moms yang masih memiliki anak-anak.
Pastikan Moms selalu menyimpan obat-obatan yang sudah tidak disegel dengan benar.
Jangan lupa jauhkan dari jangkauan anak-anak.
Overdosis ternyata tidak hanya berisiko pada anak-anak lho Moms.
Orang dewasa juga dapat mengalami overdosis obat jika mereka tidak mengikuti petunjuk.
Hal ini terjadi jika Moms terlalu banyak mengonsumsi obat-obatan ketika sakit.
Biasanya, masalah ini terjadi pada Moms yang sedang mengalami gangguan kesehatan dan ingin sembuh lebih cepat.
Jadi, pastikan Moms selalu mengonsumsi obat-obatan sesuai dengan anjuran.
Jika mengonsumsi obat tanpa resep dokter, jangan ragu untuk membaca dulu petunjuk pemakaiannya.
Baca Juga: Lisinopril, Obat untuk Mengatasi Hipertensi dan Penyakit Jantung
Sengaja menyalahgunakan obat resep atau menggunakan obat-obatan terlarang meningkatkan risiko overdosis obat.
Terutama jika kondisi ini sering terjadi atau jika Moms sudah menjadi pecandu.
Risiko ini semakin meningkat jika menggunakan banyak obat, mencampur obat yang berbeda, atau menggunakannya dengan alkohol.
The Journal of the American Medical Association menjelaskan kecanduan obat-obat terlarang menjadi salah satu penyebab terbesar kematian karena overdosis.
Moms yang pernah mengalami gangguan mental mungkin akan memiliki risiko overdosis.
Depresi dan pikiran untuk bunuh diri bisa menjadi pemicu overdosis.
Kondisi ini mungkin terjadi pada penyitas gangguan mental yang tidak mendapatkan pengobatan dengan benar.
Pastikan selalu mengutarakan apa pun yang ada dalam pikiran untuk mencegah terjadinya overdosis obat.
Baca Juga: Aminofilin, Obat Pereda Gangguan Napas dan Asma
Foto: Cara mengobati overdosis (Orami Photo Stocks)
Foto: Orami Photo Stock
Perawatan untuk overdosis bervariasi tergantung pada situasinya.
Mengetahui berapa banyak obat yang tertelan bisa membantu selama perawatan.
Beberapa pengobatan umum yang dapat digunakan oleh penyedia layanan kesehatan meliputi:
Penyedia layanan kesehatan mungkin dapat menggunakan penawar untuk overdosis obat tertentu.
Misalnya, obat nalokson juga dapat membantu membalikkan efek overdosis heroin.
Baca Juga: Mengenal Dexketoprofen, Salah Satu Obat Pereda Nyeri
Jangan lupa untuk selalu menyimpan obat-obatan dengan benar untuk menghindari terjadinya overdosis.
Semoga artikelnya bermanfaat, ya!
Copyright © 2023 Orami. All rights reserved.