02 November 2022

Kisah Kaum Anshar, Kaum yang Membantu Nabi Muhammad Hijrah dari Mekah ke Madinah

Sebelum memeluk Islam, kaum Anshar sering terlibat perang saudara
Kisah Kaum Anshar, Kaum yang Membantu Nabi Muhammad Hijrah dari Mekah ke Madinah

Hampir semua orang mengetahui kisah kaum Anshar. Mereka adalah kaum yang membantu Nabi Muhammad SAW saat hijrah dari Mekah ke Madinah. Yuk, cari tahu lebih banyak lagi tentang kaum yang satu ini!

Mengutip Last Prophet, dalam Bahasa Arab, Anshar berarti pembantu. Sementara kata Ansari mengacu pada orang yang membantu.

Namun secara istilah, kaum Anshar adalah orang-orang dari Madinah yang mendukung Nabi Muhammad SAW dan kaum Muhajirin ketika mereka hijrah dari Mekah ke Madinah.

Sebenarnya, kaum ini merupakan gabungan dari dua suku, yaitu suku al-Aws dan al-Khazraj. Sebelum memeluk agama Islam, banyak yang melaporkan bahwa kedua suku tersebut sering terlibat perang saudara.

Kisah kaum Anshar memang seolah tidak terpisahkan dengan kaum Muhajirin. Jika Anshar yang membantu Nabi Muhammad SAW saat tiba di Madinah, kaum Muhajirin adalah mereka yang ikut hijrah bersama Rasulullah SAW.

Mereka meninggalkan rumah, keluarga, orang yang dicintai, dan Mekah untuk menghindari penganiayaan di tangan musuh-musuh Allah. Kaum Muhajirin rela mempertaruhkan nyawa dan anggota tubuh untuk membela kebenaran dan keadilan.

Menurut berbagai sumber, banyak peristiwa yang menunjukkan hubungan erat antara kaum Anshar dengan kaum Muhajirin dan juga Nabi Muhammad. Salah satunya adalah saat kaum Anshar yang menanti kedatangan Nabi bersama kaum Muhajirin.

Baca Juga: Kisah Nabi Ilyas, Utusan Allah untuk Kaum Fenisia

Sejarah Kaum Anshar

Peta Hijrah Nabi Muhammad SAW dari Mekah ke Madinah
Foto: Peta Hijrah Nabi Muhammad SAW dari Mekah ke Madinah (premiumtimesng.com)

Singkatnya kaum Anshar adalah Muslim Madinah. Mereka membuka pintu rumah untuk kaum Muhajirin atau Muslim Mekah yang ikut hijrah ke Madinah bersama Nabi Muhammad SAW.

Tak hanya itu, para Muslim Madinah ini juga membagi makanan, hasil kebun, dan hak milik lainnya pada saudara-saudara dari Mekah.

Keterlibatan orang-orang Anshar dengan Muhajirin dimulai ketika enam orang delegasi dari al-Khazraj datang ke Mekah pada musim haji di tahun ke-11 Hijriyah. Ketika diundang oleh Nabi Muhammad SAW, mereka kemudian masuk Islam.

Sekembalinya ke Medinah, keenam orang al-Khazraj itu kemudian berbicara tentang Islam kepada orang-orang al-Aws, yang kemudian mengirim utusan ke Mekah dan bertemu dengan Nabi Muhammad.

Mereka yang bergabung masuk Islam pada tahun ke-12 dan ke-13 kenabian, bersumpah setia kepada Nabi Muhammad. Sumpah setia itu disebut dengan al-Aqaba.

Tercatat ada 12 orang yang melakukan sumpah Al-Aqaba. Mereka terdiri dari sepuluh orang al-Khazraj dan dua orang al-Aws. Menyusul kemudian, 75 orang al-Khazraj dan al-Aws bergabung dengan Ikrar Kedua al-Aqaba.

Dalam ikrar kedua Al-Aqaba, para kaum Anshar bersumpah bahwa mereka akan melindungi dan mendukung Nabi Muhammad dan Muslim Mekah karena mereka melindungi hidup mereka sendiri, keluarga dan harta benda, sangat berkontribusi pada pembentukan negara Islam di Madinah. Ini menjadi pembukaan era baru dalam sejarah Islam.

Setelah janji ini, umat Islam mulai bermigrasi ke Yathrib atau Madinah, lokasi yang digambarkan oleh Nabi Muhammad sebagai "lokasi yang aman dan damai".

Segera setelah hijrah, Nabi Muhammad membangun ikatan persaudaraan yang menyatukan setiap Muslim dari Mekah atau yang dikenal dengan Muhajirin ke salah satu Anshar sebagai saudara kandung.

Persaudaraan antara orang Anshar dan Muhajirin juga disebutkan dalam Surat Al-Hasyr ayat 9, yang berbunyi:

وَٱلَّذِينَ تَبَوَّءُو ٱلدَّارَ وَٱلْإِيمَٰنَ مِن قَبْلِهِمْ يُحِبُّونَ مَنْ هَاجَرَ إِلَيْهِمْ وَلَا يَجِدُونَ فِى صُدُورِهِمْ حَاجَةً مِّمَّآ أُوتُوا۟ وَيُؤْثِرُونَ عَلَىٰٓ أَنفُسِهِمْ وَلَوْ كَانَ بِهِمْ خَصَاصَةٌ ۚ وَمَن يُوقَ شُحَّ نَفْسِهِۦ فَأُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْمُفْلِحُونَ

Wallażīna tabawwa`ud-dāra wal-īmāna ming qablihim yuḥibbụna man hājara ilaihim wa lā yajidụna fī ṣudụrihim ḥājatam mimmā ụtụ wa yu`ṡirụna 'alā anfusihim walau kāna bihim khaṣāṣah, wa may yụqa syuḥḥa nafsihī fa ulā`ika humul-mufliḥụn

Artinya: Dan orang-orang yang telah menempati kota Madinah dan telah beriman (Anshor) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka (Anshor) 'mencintai' orang yang berhijrah kepada mereka (Muhajirin). Dan mereka (Anshor) tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka (Muhajirin); dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin), atas diri mereka sendiri, sekalipun mereka dalam kesusahan. Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang orang yang beruntung.

Baca Juga: 7+ Hadis dan Ayat Alquran tentang Toleransi yang Dipraktikkan Rasulullah SAW, Masya Allah!

Ikrar Al-Aqaba Kaum Anshar

Madinah
Foto: Madinah (islamicity.org)

Kaum Anshar sangat berpegang teguh pada ikrar Al-Aqaba. Mereka bersatu untuk melindungi Nabi Muhammad SAW dari perselisihan kaum munafik dan Yahudi, serta dari ancaman kaum musyrik. Hal itu terlihat saat terjadinya Perang Uhud.

Saat umat Islam diserang oleh kaum musyrik, sebagian besar yang melindungi Nabi Muhammad SAW dengan mengelilinginya adalah Kaum Anshar. Karena perilaku dan sikap para Anshar, Nabi Muhammad SAW sangat menghormati mereka.

Nabi Muhammad SAW sangat berterimakasih kepada orang-orang Anshar yang selalu membantu-Nya. Bahkan dalam setiap kesempatan, Nabi Muhammad SAW kerap mengungkapkan bahwa orang Anshar adalah yang paling dicintai-Nya.

Kesetiaan kaum Anshar bahkan terus dilakukan setelah Nabi Muhammad SAW meninggal. Anshar terus setia pada sumpah mereka dan menempatkan hati dan jiwa mereka untuk melayani Islam.

Mereka tidak berusaha mengambil alih pemerintahan negara setelah Nabi, tetapi secara sukarela menerima kekhalifahan Abu Bakar.

Selain itu, mereka tidak ikut serta dalam gerakan-gerakan pemberontakan yang terjadi pada tahun-tahun berikutnya, melainkan lebih memilih kehidupan yang jauh dari masalah politik.

Orang-orang Anshar lebih banyak melakukan kehidupan seperti pada umumnya, melakukan perdagangan dan terlibat dalam ilmu-ilmu agama. Di beberapa kesempatan, orang-orang Anshar juga berpartisipasi dalam beberapa penaklukan.

Beberapa sahabat dari Anshar yang terkenal, termasuk Abu Ayyub al-Ansari, Anas ibn Malik, Ka'b ibn Malik, Sa'd ibn Muadh dan As'ad ibn Zurarah.

Nama mereka disebutkan dengan hormat di samping nama Nabi oleh semua Muslim. Kehidupan mereka telah diterima dan diikuti sebagai contoh praktik ideal persaudaraan Islam.

Baca Juga: Surah At Taubah 40, Berkisah tentang Kesetiaan Abu Bakar Ash-Shiddiq kepada Rasulullah

Itu dia beberapa informasi tentang kaum Anshar, Muslim Madinah yang berjanji setia kepada Nabi Muhammad SAW dan telah menjadi tuan rumah yang baik saat Nabi Muhammad dan kaum Muhajirin hijrah dari Mekah ke Madinah.

Semoga informasi ini bermanfaat, ya Moms!

  • https://tafsirweb.com/10807-surat-al-hasyr-ayat-9.html
  • https://www.lastprophet.info/ansar-the-helpers
  • https://www.virtualmosque.com/ummah/community/who-are-the-ansar-and-the-muhajirun/

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb