21 Maret 2024

Normalkah Keputihan setelah Berhubungan Seks? Cari Tahu Yuk!

Jaga organ intim agar tetap sehat, ya, Moms!
Normalkah Keputihan setelah Berhubungan Seks? Cari Tahu Yuk!

Penyebab Keputihan Tidak Normal dan Perlu Diwaspadai

Ciri-Ciri Keputihan Abnormal
Foto: Ciri-Ciri Keputihan Abnormal

Keputihan setelah berhubungan juga bisa menunjukkan infeksi dan masalah serius.

Penyebab bisa vaginosis bakteri, infeksi jamur, hingga infeksi menular seksual.

Faktor penyebab dari keputihan tidak normal di antaranya sebagai berikut:

1. Infeksi Jamur (Kandidosis vulvovaginalis)

Keputihan setelah berhubungan dan ditandai rasa gatal dan panas biasanya disebabkan oleh jamur Candida albicans.

Akibat infeksi jamur ini menghasilkan cairan putih kental, kekuningan berupa gumpalan-gumpalan seperti susu dan berbau tidak sedap.

Selain terasa gatal dan panas ini juga menyebabkan nyeri setelah berkemih dan nyeri saat berhubungan seksual.

Infeksi ini merupakan penyebab paling umum dari keputihan. Hampir 30% wanita usia subur sering mengalami keputihan tersebut.

Agar tak mengalaminya, studi di The Journal of Infectious Disease menyarankan menggunakan kondom.

Jenis kontrasepsi ini dapat mengurangi risiko penularan penyakit seksual akibat jamur atau bakteri.

Penggunaan kondom telah dikembangkan sebagai metode yang efektif untuk mencegah penularan HIV.

2. Infeksi Bakteri (Bakterial vaginosis)

Keputihan berwarna keabu-abuan, bentuknya agak encer, berbau amis dan jarang berbusa, gatal dan rasa terbakar pada kemaluan.

3. Infeksi Parasit (Trikomoniasis)

Keputihan berwarna kuning kehijauan, bentuknya kental, berbau tidak enak dan berbusa.

Nyeri saat berhubungan, perdarahan saat berhubungan, serta perdarahan di luar siklus menstruasi juga ciri-cirinya.

4. Penyakit Menular Seksual

Hati-hati Moms, keputihan setelah berhubungan juga dapat menjadi salah satu tanda mengalami penyakit menular seksual (PMS).

Beberapa jenis penyakit menular seksual yang dapat menyebabkan keputihan setelah berhubungan yaitu bacterial vaginosis, klamidia, gonore, dan trichomoniasis.

Namun, tidak semua keputihan setelah berhubungan seksual merupakan indikasi PMS.

Apabila Moms mengalami keputihan yang tidak biasa setelah berhubungan seksual, disertai dengan gejala lain yang mencurigakan, disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter.

Jadi, Moms bisa mendapatkan diagnosis dan pengobatan yang tepat.

5. Petanda kanker

Keputihan berwarna kecokelatan, terdapat bercak darah dan berbau busuk.

Keputihan dapat berlangsung dalam waktu lama, tidak respon terhadap pengobatan apapun dan dapat disertai rasa nyeri saat berhubungan seksual.

Keputihan setelah berhubungan seks dan keluarnya cairan dan bau menyengat, mungkin Moms perlu berkonsultasi ke dokter.

Baca Juga: 6 Cara Mengetahui Miss V Longgar dan Cara Mengatasinya

Cara Mengatasi Keputihan Setelah Berhubungan Seks

Setelah berhubungan keluar cairan bening encer jangan dibiarkan saja ya, Moms.

Berikut cara mengatasi keputihan setelah berhubungan seksual yang kerap terjadi pada wanita.

1. Jaga Kebersihan Organ Intim

Ilustrasi Vagina Wanita
Foto: Ilustrasi Vagina Wanita (Orami Photo Stock)

Iritasi saat berhubungan seksual, penggunaan tampon, dan alat kontrasepsi juga bisa menjadi penyebab keputihan.

Oleh karena itu, cara mengatasi keputihan setelah berhubungan seks adalah selalu jaga organ intim dan menjalani kehidupan seksual yang sehat.

Tak hanya untuk suntuk mencegah keputihan, melainkan juga penyakit menular seksual lainnya.

Penyebab keputihan yang lainnya adalah malas mengganti pembalut.

Oleh karena itu, saat menstruasi, Moms harus mengganti pembalut setiap 4-8 jam sekali. Demikian juga dengan pantyliner.

Area genital harus dijaga sebersih mungkin. Mencuci setiap hari tanpa sabun atau dengan sabun lembut non-allergenic (seperti sabun gliserin).

Pembilasan dan pengeringan secara menyeluruh juga dianjurkan. Mengganti pakaian dalam setiap mandi dapat membantu meredakan keputihan.

Penyebab keputihan setelah berhubungan seks yang serius biasanya memerlukan pengobatan tertentu.

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb