11 Juli 2022

Walimah, Resepsi Pernikahan dalam Islam, Simak Hukum Mengadakan dan Menghadirinya

Ketahui selengkapnya tentang walimah di sini!
Walimah, Resepsi Pernikahan dalam Islam, Simak Hukum Mengadakan dan Menghadirinya

Walimah adalah salah satu bagian dari prosesi pernikahan. Namun, tidak banyak orang yang tahu apa pengertian dari kata tersebut dan apa hukumnya dalam Islam.

Untuk mengetahui lebih lengkap tentang hal ini, bisa baca ulasan berikut ini!

Arti Walimah

Arti Walimah
Foto: Arti Walimah (Islam.nu.or.id)

Foto: ijab kabul (Orami Photo Stock)

Menurut KBBI, pernikahan berasal dari kata dasar nikah, yang memiliki arti ikatan atau akad perkawinan yang dilakukan sesuai dengan ketentuan hukum dan ajaran agama.

Sedangkan menurut asal katanya, nikah berasal dari bahasa Arab yang berarti Al-Jam’u yang berarti bertemu, berkumpul.

Sementara dalam kompilasi hukum islam (KHI) pernikahan adalah akad yang kuat untuk mentaati perintah Allah SWT, dan melaksanakannya merupakan ritual ibadah. Selain akad, tentunya akan ada resepsi pernikahan.

Foto: Merencanakan Pernikahan Tanpa Stress

Perbedaan Walimah dan Resepsi

Banyak yang masih bertanya apakah walimah dan resepsi pernikahan itu berbeda? Apa sih yang membuat dua hal tersebut berbeda? Mari simak ulasan berikut ini!

Walimah berasal dari bahasa Arab Al-Walim yang memiliki arti berkumpul.

Namun secara syariah, kata ini didefinisikan sebagai undangan jamuan makan setelah pernikahan. Biasanya diselenggarakan tepat setelah akad nikah selesai dilangsungkan.

Kata resepsi berdasarkan KBBI memiliki pengertian sebagai pertemuan (perjamuan) resmi yang diadakan untuk menerima tamu (pada pesta perkawinan, pelantikan).

Resepsi pernikahan pada umumnya berisi kegiatan pengucapan selamat atau bersalaman kepada pengantin, kemudian dilanjutkan dengan menikmati makanan berupa makanan berat, ringan, dan juga minuman.

Biasanya juga menghadirkan musik untuk hiburan, bahkan tamu undangan pun terkadang ikut berpartisipasi baik itu bernyanyi ataupun sekadar ikut menari ringan.

Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa walimah dan resepsi tidak terlalu berbeda.

Keduanya bertujuan untuk mengundang orang agar menghadiri suatu acara yang nantinya akan ada pertemuan serta jamuan makan.

Yang berbeda hanyalah dalam penggunaan kata dari keduanya.

Jika walimah biasanya digunakan untuk menggambarkan acara pernikahan dalam agama Islam, sedangkan resepsi lebih banyak digunakan secara umum untuk menggambarkan pernikahan dari berbagai agama.

Waktu terbaik untuk melaksanakan resepsi adalah setelah akad nikah selesai. Rasulullah SAW pun pernah melaksanakan akad nikah di pagi hari, kemudian disusul dengan mengadakan prosesi resepsi tersebut.

Baca Juga: Ini Susunan Acara Akad Nikah secara Islam hingga Resepsi Pernikahan

Dasar Hukum Walimah

Hukum Walimah
Foto: Hukum Walimah (jatim.nu.or.id)

Foto: acara resepsi (jatim.nu.or.id)

Pada umumnya, resepsi pernikahan dilaksanakan sebagai sarana pemberi kabar gembira kepada orang-orang dan juga bisa sebagai rasa syukur karena telah selesai melaksanakan akad pernikahan.

Rasulullah SAW bersabda: “Selenggarakanlah walimah (resepsi) meskipun hanya dengan menyembelih seekor kambing”.

Siti Aisyah berkata, Rasulullah SAW pernah juga bersabda:

“Umumkanlah pernikahan itu, dan jadikanlah masjid-masjid sebagai tempat mengumumkannya, dan tabuhlah rebana-rebana.” (HR. Tirmidzi).

Dari hadis diatas telah jelas bahwasanya Rasulullah SAW pun menganjurkan umatnya untuk menyelenggarakan acara berupa resepsi.

Jadi, hukum mengadakan resepsi dalam Islam adalah sunah atau tidak wajib.

Dan minimal yang dihidangkan ialah seekor kambing bagi yang mampu, atau bagi yang tidak mampu dapat dipersilakan untuk menghidangkan jamuan semampunya.

Meski tidak diwajibkan, tetapi alangkah lebih baiknya jika resepsi pernikahan diselenggarakan walaupun dengan cara yang sederhana, seperti yang telah Rasulullah SAW anjurkan.

Selain itu, Rasulullah SAW pun memperingatkan umatnya agar menyelenggarakan resepsi dengan adil, yaitu dengan mengundang semua kalangan baik itu orang yang tidak mampu maupun orang kaya.

Karena seburuk-buruknya hidangan adalah makanan yang dihidangkan hanya untuk orang-orang kaya saja.

Rasulullah SAW bersabda:

“Makanan paling buruk adalah makanan dalam walimah yang hanya mengundang orang kaya untuk makan, sedangkan orang-orang miskin tidak diundang.

Barang siapa yang tidak menghadiri undangan walimah, maka ia durhaka kepada Allah dan Rasulnya.”

Baca Juga: 7 Inspirasi Gaun Pengantin Muslimah, Bagus dan Stylish!

Hukum Menghadiri Walimah atau Resepsi

foto pernikahan
Foto: foto pernikahan

Foto: pernikahan (Orami Photo Stock)

Salah satu hadis sahih menegaskan sebagai berikut:

“Jika kalian diundang dalam acara walimah, maka datanglah!” (HR Bukhari Muslim).

Para ahli fiqih pun lalu merumuskan bahwa menghadiri acara resepsi ini hukumnya wajib jika itu berupa walimah pernikahan (‘urs).

Namun madzhab Syafi’i menyebutkan bahwa menghadiri undangan berupa resepsi itu fardhu’ain bagi setiap yang diundang.

Sedangkan untuk walimah akikah, haji, khitan, hukumnya adalah sunah.

Kewajiban tersebut terikat beberapa syarat, yaitu:

  1. Walimah seorang muslim.
  2. Mendapatkan undangan secara khusus. Misalnya melalui telepon ataupun kartu undangan. Jika undangan bersifat umum, maka tidak termasuk wajib dihadiri.
  3. Tidak terdapat kemungkaran.
  4. Tidak ada uzur yang menghalangi hadir. Seperti sedang sakit, safar, ataupun mendapatkan undangan di waktu yang sama dengan tempat lain.
  5. Jika menghadiri resepsi dalam keadaan berpuasa, maka sebaiknya tetaplah berpuasa dan mendoakan pihak pengundang.

Jika tidak menghadiri acara tersebut karena alasan tersebut, sebaiknya sampaikan juga permintaan maaf kepada tuan rumah atas ketidakhadirannya.

Misal dengan tetap memberikah hadiah atau karangan bunga pertanda doa restu.

Agar terhindar dari perbuatan menyakiti hati dan tetap menaruh hormat bagi pihak pengundang.

Anjuran atau kewajiban menghadiri resepsi tersebut akan gugur jika terdapat kemaksiatan dalam pelaksanaan acara walimah pernikahan.

Atau jika terdapat kemudaratan yang lebih besar dari kemaslahatan baik untuk sendiri maupun orang lain yang terkandung dalam acara resepsi tersebut.

Baca Juga: 52 Inspirasi Suvenir Pernikahan yang Unik, Aesthetic, dan Bermanfaat

Itulah pembahasan mengenai walimah dan hukumnya menurut agama Islam. Selain itu, penting juga untuk mendatangi resepsi orang lain jika mendapatkan undangan.

Meski ada yang menyebut wajib dan ada pula yang sunnah, alangkah lebih baik menghargai seseorang yang mengundang.

  • https://cendikia.kemenag.go.id/storage/uploads/file_path/file_15-10-2020_5f883f0ad7559.pdf
  • https://dalamislam.com/hukum-islam/hukum-resepsi-dalam-islam
  • https://siapnikah.org/resepsi-pernikahan-dan-walimatul-urs-sebenarnya-sama-atau-beda/
  • https://dalamislam.com/hukum-islam/hukum-resepsi-dalam-islam
  • https://jatim.nu.or.id/keislaman/perintah-menghadiri-undangan-pesta-pernikahan-2LLK6
  • https://almanhaj.or.id/8622-hukum-menghadiri-walimah.html
  • https://www.risalahislam.com/2019/01/pengertian-walimah-dan-macam-macamnya.html

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb