08 April 2024

Khutbah Idul Fitri, Penuh Rasa Syukur Sambut Hari Kemenangan

Khutbah Idul Fitri ini bisa menambah ilmu dan wawasan baru
Khutbah Idul Fitri, Penuh Rasa Syukur Sambut Hari Kemenangan

Foto: Freepik

Khutbah Idul Fitri menjadi salah satu bagian penting dalam rangkaian salat Id.

Biasanya khutbah Idul Fitri ini dibacakan setelah salat berjemaah dua rakaat selesai dilaksanakan.

Hari Raya Idul Fitri menjadi hari penuh sukacita dan syukur yang dinantikan umat Muslim.

Maka dari itu, tak sedikit khutbah Idul Fitri yang berisikan pesan rasa syukur dan suka cita dalam menyambut hari kemenangan ini.

Berikut Orami rangkum khutbah Idul Fitri dari NU yang bisa Dads contoh. Disimak yuk!

Baca Juga: Makna Hari Idulfitri Menurut Ayat Al-Qur'an dan Hadis

Khutbah Idul Fitri

Berikut ini beberapa contoh khutbah Idul Fitri yang dikutip dari NU Online. Yuk, pahami!

Khutbah Idul Fitri Pertama

Khutbah Idul Fitri
Foto: Khutbah Idul Fitri (Orami Photo Stocks)

Jemaah salat Idul Fitri yang dirahmati Allah, 

Alhamdulillah, syukur yang tiada terkira kita panjatkan ke hadirat Allah subhanahu wata’ala.

Sebab, atas rida dan rahmat-Nya kita bisa berkumpul di tempat ini untuk menunaikan rangkaian ibadah salat Idul Fitri.

Sembari kita mengumandangkan takbir, tahmid, dan tahlil sebagai pengakuan kita akan kebesaran-Nya.

Saat ini juga kita patut bergembira karena selama bulan puasa, kita diberi kesempatan untuk menambah pundi-pundi pahala, juga menghapus dosa-dosa.

Nabi Muhammad SAW bersabda dalam sebuah hadis yang diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu,

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

Artinya: "Barang siapa berpuasa Ramadan karena iman dan mengharap pahala, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.”

Atas karunia besar ini, sudah seharusnya kita senantiasa terus-menerus berupaya sepenuh hati meningkatkan ketakwaan dalam diri kita dengan menjalankan segala perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya.

اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ، وَاللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ وَلِلّٰهِ اْلحَمْدُ

Jemaah salat Idul Fitri yang dirahmati Allah, Idul Fitri sering dimaknai sebagai hari raya sekaligus pertanda berakhirnya ibadah puasa Ramadan.

Dalam budaya Nusantara ini, ia lebih masyhur dengan istilah lebaran (terselesaikan).

Dalam kamus Al-Ma’any Idul Fitri dimaknai sebagai,

اَليَوْمُ اْلأوَّلُ الَّذِي يَبْدَأُ بِهِ الإفْطَارُ لِلصَّائِمِيْنَ

“Hari pertama bagi orang-orang yang berpuasa Ramadan mulai kembali berbuka dengan makan dan minum seperti di hari-hari biasa.”

Selain itu ada juga yang memaknai Idul Fitri dengan ‘kembali suci atau terbebas dari dosa’.

Makna ini disandarkan pada hadis tentang keutamaan dihapusnya dosa bagi orang yang berpuasa.

Tiga makna di atas tentu tidaklah keliru, tapi pada kesempatan yang berbahagia ini, khatib ingin mengajak menyelami makna fitrah dalam Al-Qur’an.

Jemaah salat Idul Fitri yang dirahmati Allah.

Allah subhanahu wata’ala memerintahkan dalam Al-Qur’an agar menghadapkan wajah kita kepada agama yang lurus sebagai fitrah kehambaan kepada-Nya, sebagaimana firman-Nya:

فَأَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّينِ حَنِيفًا فِطْرَتَ اللَّهِ الَّتِي فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَا لَا تَبْدِيلَ لِخَلْقِ اللَّهِ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ

Artinya: “Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Islam); (sesuai) fitrah Allah, disebabkan Dia telah menciptakan manusia menurut (fitrah) itu.

Tidak ada perubahan pada ciptaan Allah. (Itulah) agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui,” (QS. Ar-Rum: 30).

Dalam kata lain, Idul Fitri adalah konsep kehambaan yang mengantarkan kita untuk kembali mengenal Allah subhanahu wata’ala.

Bukankah tanpa kita sadari bahwa Ramadan yang telah berlalu mengantarkan sekaligus mengajarkan kita untuk kembali mengenal Allah melalui beragam ibadah.

Kenal kembali kepada Allah melalui puasa, qiyamullail, salat berjamaah, membaca Al-Qur’an, sedekah, memberi buka puasa, dan lain-lain, yang semuanya tidak bisa kita lakoni kecuali di bulan Ramadan.

Jemaah salat Idul Fitri yang dirahmati Allah, Jika Ramadan telah mengajarkan kita untuk mengenal Allah, Idul Fitri ibarat puncak tujuan bahwa kita betul-betul diharapkan sudah kembali mengenal Allah.

Setelah kita mengenal Allah, tugas terbesar saat ini adalah bagaimana cara merawatnya, jangan sampai kita hanya mengenal Allah saat Ramadan saja.

Sebagaimana yang disampaikan oleh seorang ulama saleh terdahulu yaitu Bisyr Al-Hafi,

‎بِئْسَ القَوْمُ لاَ يَعْرِفُوْنَ اللهَ حَقًّا إِلاَّ فِي شَهْرِ رَمَضَانَ إِنَّ الصَّالِحَ الَّذِي يَتَعَبَّدُ وَ يَجْتَهِدُ

السَّنَةَ كُلَّهَا ‎

“Sejelek-jelek kaum adalah yang mengenal Allah di bulan Ramadan saja.

Ingat, orang yang saleh yang sejati adalah yang beribadah dengan sungguh-sungguh sepanjang tahun” (Lathaif Al-Ma’arif, h. 390).

Demikianlah khutbah Idul Fitri tahun 1445 H, semoga Allah subahanahu wa ta’ala menerima semua amal ibadah Ramadan kita.

Semoga Allah subahanahu wa ta’ala memberikan kekuatan lahir dan batin kepada kita sehingga tugas-tugas yang telah diamanahkan kepada kita dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.

Amin ya rabbal 'alamin.

Baca Juga: 4 Resep Sayur Ketupat Lebaran, Masakan yang Wajib Tersaji di Meja Makan saat Idulfitri dan Iduladha

Jemaah salat Idul Fitri yang dirahmati Allah.

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb