30 Agustus 2024

Operasi Kolostomi: Tujuan, Prosedur, dan Perawatan

Merupakan prosedur membuat lubang di perut untuk mengalirkan kotoran

Kolostomi biasanya disarankan untuk pasien yang mengalami kondisi medis tertentu yang memengaruhi fungsi normal usus besar atau rektum.

Prosedur ini merupakan operasi bedah yang dilakukan oleh ahli bedah untuk membuat stoma pada dinding perut guna mengalihkan jalur pembuangan feses dari usus besar.

Apa Itu Kolostomi?

Apa Itu Kolostomi?
Foto: Apa Itu Kolostomi? (Orami Photo Stock)

Melansir laman National Health Service, kolostomi adalah operasi untuk mengalihkan 1 ujung usus besar (bagian dari usus) melalui lubang di perut.

Lubang itu disebut stoma. Nantinya, sebuah kantong akan ditempatkan di atas stoma untuk mengumpulkan kotoran yang seharusnya dikeluarkan melalui anus.

Kantong ini ditempelkan di luar tubuh untuk menampung feses yang dikeluarkan melalui bukaan tersebut.

Kantong ini dirancang agar kedap udara dan cairan, sehingga dapat mencegah kebocoran dan mengendalikan bau.

Tujuan Kolostomi

Prosedur ini bertujuan untuk:

1. Mengatasi atau Mencegah Obstruksi Usus

Kolostomi membantu mencegah penyumbatan yang dapat mengganggu pencernaan dan pembuangan feses.

2. Memungkinkan Penyembuhan Usus

Dengan mengalihkan aliran feses, bagian usus yang sakit atau rusak dapat beristirahat dan sembuh, terutama setelah operasi atau peradangan.

3. Mengurangi Risiko Infeksi atau Peradangan

Pada kasus infeksi atau peradangan parah di usus besar, kolostomi membantu mengurangi tekanan pada area yang terkena, sehingga meminimalkan risiko komplikasi.

4. Mengelola Penyakit Serius

Pada penyakit kronis seperti kanker usus besar, kolitis ulserativa, atau penyakit Crohn, kolostomi dapat membantu mengelola gejala dan mencegah kondisi yang lebih parah.

5. Memfasilitasi Pemulihan setelah Cedera

Setelah cedera berat pada usus atau operasi besar, kolostomi memungkinkan fungsi pencernaan berlanjut tanpa melibatkan bagian usus yang terluka.

Kolostomi membantu pasien menjalani kehidupan yang lebih normal dengan mengatasi masalah pencernaan yang serius dan memungkinkan pemulihan yang lebih efektif.

Kolostomi Sementara dan Permanen

Kolostomi dapat bersifat permanen atau sementara. Biasanya, prosedur ini dilakukan setelah operasi usus atau cedera.

Kolostomi Permanen

Kebanyakan kolostomi permanen akan bertahan seumur hidup. Pada prosedur ini, ujung usus besar dibawa melalui dinding perut.

Tepi usus besar kemudian dijahit ke kulit dinding perut untuk membentuk stoma.

Kotoran akan mengalir dari stoma ke dalam kantong atau kantong yang menempel di perut.

Kolostomi permanen biasanya diperlukan untuk masalah yang lebih serius atau tidak dapat disembuhkan.

Kolostomi Sementara

Di sisi lain, dalam kolostomi sementara adalah sebuah lubang yang dipotong di sisi usus besar dan dijahit ke lubang yang sesuai di dinding perut.

Ini dapat lebih mudah dikembalikan nanti hanya dengan melepaskan usus besar dari dinding perut dan menutup lubang untuk mengembalikan kembali aliran tinja melalui usus besar.

Kolostomi sementara dapat dilakukan ketika bagian dari usus besar membutuhkan waktu untuk beristirahat dan sembuh dari penyakit yang diderita.

Melansir laman American Cancer Society, kolostomi sementara biasanya diperlukan sekitar 3 sampai 6 bulan.

Baca Juga: Pahami Proses Katabolisme, Bagian dari Proses Pencernaan Makanan

Siapa yang Perlu Melakukan Kolostomi?

Siapa yang Perlu Melakukan Kolostomi?
Foto: Siapa yang Perlu Melakukan Kolostomi? (Health.com)

Operasi kolostomi mungkin diperlukan untuk mengobati beberapa penyakit dan kondisi yang berbeda.

BIasanya, prosedur ini diperlukan jika Moms tidak dapat buang air besar melalui anus. Ini bisa menjadi akibat dari penyakit, cedera atau masalah dengan sistem pencernaan.

Berikut beberapa di antaranya.

  • Cacat lahir, seperti lubang anus yang tersumbat atau hilang, disebut anus imperforata
  • Infeksi serius, seperti divertikulitis, yaitu radang kantung kecil di usus besar
  • Penyakit radang usus
  • Cedera pada usus besar atau rektum
  • Penyumbatan usus sebagian atau seluruhnya
  • Kanker usus besar atau dubur

Selain itu, luka atau fistula pada perineum juga membuat seseorang perlu melakukan kolostomi.

Fistula adalah hubungan abnormal antara bagian dalam tubuh atau antara organ dalam dan kulit.

Perineum wanita adalah area antara anus dan vulva. Sementara pada pria antara anus dan skrotumnya.

Risiko Pasca Kolostomi

Kolostomi adalah operasi besar. Sama seperti halnya operasi lain, ada beberapa risiko yang bisa muncul saat Moms menjalankan prosedur satu ini, seperti:

  • Penyumbatan kolostomi
  • Kerusakan organ lain
  • Hernia, yang terjadi ketika organ dalam mendorong melalui area otot yang lemah
  • Infeksi
  • Perdarahan dalam
  • Masalah dari jaringan parut
  • Prolaps kolostomi
  • Luka terbuka

Namun, tenang saja Moms karena jika dilakukan dengan benar dan oleh dokter bedah berpengalaman, risiko ini bisa diminimalisir.


Prosedur Kolostomi

Prosedur Kolostomi
Foto: Prosedur Kolostomi (Insider.com)

Berikut ini prosedur kolostomi mulai dari persiapan, tindakan, hingga pasca tindakan.

1. Persiapan Sebelum Kolostomi

Sebelum operasi, dokter biasanya akan mengambil sampel darah, melakukan pemeriksaan fisik, dan memeriksa riwayat medis lengkap Moms.

Pada tahap ini, Moms bisa memberi tahu dokter operasi apa saja yang pernah Moms lakukan dan obat apa yang sedang dikonsumsi. Ini termasuk suplemen dan herbal.

Sebelum prosedur, dokter akan meminta Moms berpuasa minimal 12 jam sebelum operasi.

Dokter juga kemungkinan akan memberikan obat pencahar di malam sebelum operasi untuk membersihkan usus.

Kemungkinan Moms akan menjalani rawat inap sekitar 3-7 hari.

2. Saat Prosedur

Saat operasi, Moms akan diberikan bius total agar tidak merasakan sakit. Setelah itu, dokter bedah akan membuat sayatan di perut.

Sayatan ini akan digunakan untuk laparoskopi, yaitu memasukkan alat dengan kamera di dalamnya yang akan digunakan dokter untuk memandu selama operasi.

Dokter akan mencari bagian usus besar yang akan dibolongi atau dibuat stoma.

Setelah itu, dokter akan memotong usus di area yang sesuai dan menjahitnya ke dinding perut.

Dokter juga akan melakukan pembedahan untuk menanamkan cincin ke dinding perut.

Cincin ini akan menahan ujung usus di tempatnya.

Cincin ini mungkin permanen atau ditaruh sementara untuk membantu kulit sembuh di sekitar usus yang terbuka.

Setelah semuanya terpasang, dokter akan menutup luka dengan jahitan dan operasi pun selesai.

Moms akan dibawa ke ruang pemulihan. Selama itu, suster biasanya akan mengecek secara berkala untuk mengawasi tidak ada masalah pada tanda-tanda vital.

3. Setelah Prosedur

Dalam proses pemulihan setelah sadar, Moms akan diberikan makanan cair agar mudah diserap dan tidak terjadi masalah pada pencernaan.

Pertama-tama, Moms kemungkinan hanya akan diberikan cairan bening baru kemudian makanan lunak secara perlahan.

Moms juga akan diajarkan cara menggunakan kantong kolostomi dengan benar.

Kantong kolostomi adalah tempat kotoran akan terkumpul saat menjalani kolostomi.

Baca Juga: Atasi Sembelit Hingga Baik untuk Diet, Ini Dia 17 Manfaat Lobak untuk Kesehatan

Tips Melindungi Area Kulit Sekitar Lubang

Tips Melindungi Area Kulit Sekitar Lubang
Foto: Tips Melindungi Area Kulit Sekitar Lubang (Freepik.com/gpointstudio)

Kulit di sekitar stoma akan terlihat sama seperti area lain di perut. Namun, aliran feses, terutama yang encer bisa menyebabkan iritasi kulit.

Berikut beberapa tips untuk melindungi area kulit di sekitar lubang.

  • Pastikan bukaan kantong dan pelindung kulit berukuran tepat.
  • Ganti kantong secara teratur untuk menghindari kebocoran dan iritasi kulit. Jangan menunggu sampai kulit mulai gatal dan terbakar.
  • Lepaskan kantong kolostomi dengan lembut, dorong kulit ketimbang menariknya.

Sebaiknya, kosongkan kantong jika sudah 1/3 penuh. Selain itu, pastikan mengganti kantong sebelum bocor.

Namun, jangan terlalu sering atau lebih dari sekali sehari, tetapi tidak kurang dari setiap 3 atau 4 hari.

Tanda-tanda Komplikasi Pasca Kolostomi yang Perlu Diwaspadai

Melansir laman John Hopkins Medicine, beri tahu dokter jika setelah operasi Moms mengalami hal-hal berikut.

  • Kram yang berlangsung lebih dari 2 jam
  • Mual atau muntah terus menerus
  • Bau tidak sedap selama lebih dari seminggu di area stoma
  • Stoma berubah ukuran atau warna
  • Stoma tersumbat atau menonjol
  • Perdarahan dari bukaan stoma atau di dalam kantong
  • Luka di area stoma
  • Iritasi atau luka kulit yang serius
  • Feses berair selama lebih dari 5 jam

Baca Juga: 10 Makanan Prebiotik yang Bisa Bantu Sehatkan Pencernaan

Itu dia beragam informasi seputar kolostomi. Jika ada yang kurang jelas dan ingin ditanyakan, konsultasikan ke dokter yang menangani ya, Moms!

  • https://www.nhs.uk/conditions/colostomy/#:~:text=A%20colostomy%20is%20an%20operation,can%20be%20permanent%20or%20temporary.
  • https://www.hopkinsmedicine.org/health/treatment-tests-and-therapies/colostomy
  • https://www.cancer.org/treatment/treatments-and-side-effects/treatment-types/surgery/ostomies/colostomy/what-is-colostomy.html
  • https://www.healthline.com/health/colostomy
  • https://www.mayoclinic.org/tests-procedures/colectomy/multimedia/colostomy/img-20007593

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.