
Scroll untuk melanjutkan membaca
Penyakit batu empedu merupakan salah satu masalah kesehatan yang gejalanya sulit dideteksi.
Batu empedu itu sendiri adalah partikel padat yang terbentuk dari kolesterol dan bilirubin di kantong empedu.
"Kantung empedu adalah bagian dari sistem empedu yang meliputi hati dan pankreas. Sistem ini mengangkut enzim empedu dan pencernaan," jelas Jerry R. Balentine, DO, FACEP, Wakil Presiden Urusan Medis dan Kesehatan Global di Institut Teknologi New York, serta Profesor Kedokteran Darurat di NYIT College of Osteopathic Medicine, dikutip dari E Medicine Health.
Menurut Department of Surgery, University of California San Francisco, ada dua jenis penyakit batu empedu yang bisa terbentuk dalam tubuh:
Yuk, kenali serba serbi batu empedu agar Moms lebih waspada terhadap kondisi ini!
Baca Juga: Pentingnya Minum Air untuk Menghindari Batu Ginjal
Gejala batu empedu mungkin tidak bisa langsung dirasakan.
Seseorang bahkan bisa tidak menyadari kalau mereka memiliki penyakit batu empedu.
Pada tahap awal, penyakit ini biasanya terdeteksi secara tidak sengaja saat pemeriksaan kesehatan.
Namun, pada tahap lanjut, batu empedu bisa memberikan gejala yang khas, yakni rasa sakit di bagian kanan atas perut.
Rasa sakit ini muncul dalam beberapa tahapan:
Ada pula gejala batu empedu lain yang bisa terjadi, antara lain:
Jika Moms mengalami beberapa gejala di atas dan diperparah dengan berkeringat, panas dingin, dan tinja berwarna seperti tanah liat, sebaiknya segera menghubungi dokter.
Baca Juga: Apakah Pengobatan Medis Dapat Memengaruhi Kesuburan?
Menurut Mayo Clinic, tidak jelas apa kah hal yang menyebabkan batu empedu terbentuk.
Dokter mungkin akan mengira batu empedu dapat terjadi ketika:
Biasanya, empedu dalam tubuh mengandung cukup bahan kimia untuk melarutkan kolesterol yang dikeluarkan oleh hati.
Namun, jika hati mengeluarkan lebih banyak kolesterol daripada yang dapat dilarutkan oleh empedu, kelebihan kolesterol tersebut dapat terbentuk menjadi kristal dan akhirnya menjadi batu, terbentuklah batu empedu.
Bilirubin adalah bahan kimia yang diproduksi saat tubuh memecah sel darah merah.
Kondisi tertentu bisa menyebabkan hati membuat terlalu banyak bilirubin, termasuk sirosis hati, infeksi saluran empedu, dan kelainan darah tertentu.
Kelebihan bilirubin ini dapat berkontribusi pada pembentukan batu empedu.
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, tugas empedu adalah mencerna kolesterol hingga habis.
Jika kantong empedu tidak kosong sepenuhnya, itu artinya tubuh memiliki sisa kolesterol yang tidak terbuang. Akibatnya, kondisi ini dapat berkontribusi pada pembentukan batu empedu.
Baca Juga: 10 Minuman Penurun Kolesterol, Enak dan Sehat!
Berikut beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan terjadinya penyakit batu empedu, dikutip dari Cleveland Clinic:
Baca Juga: Ini Dia 3 Kelompok Makanan Penyebab Batu Ginjal yang Tanpa Sadar Sering Kita Konsumsi
Dalam beberapa kasus, batu empedu tanpa gejala ditemukan secara tidak sengaja selama pengujian untuk diagnosis penyakit lain.
Namun, ketika rasa sakit terus berlanjut atau terjadi berulang, penyedia layanan kesehatan mungkin akan memeriksa riwayat medis lengkap.
Selain itu, pemeriksaan fisik juga akan dilakukan, yang biasanya diikuti beberapa prosedur lain untuk diagnosis untuk batu empedu.
Prosedur tersebut, di antaranya:
Teknik diagnostik yang menggunakan gelombang suara frekuensi tinggi untuk membuat gambar organ dalam.
X-ray yang menunjukkan aliran cairan kontras melalui usus ke dalam kantong empedu.
Prosedur ini dilakukan untuk mencari tanda-tanda infeksi, obstruksi, ikterus, atau pankreatitis.
Prosedur pencitraan diagnostik yang menggunakan kombinasi sinar-X dan teknologi komputer untuk menghasilkan gambar horizontal atau aksial (sering disebut irisan) tubuh.
CT scan menunjukkan gambar rinci dari setiap bagian tubuh, termasuk tulang, otot, lemak, dan organ. Pemindaian CT ini lebih rinci daripada sinar-X pada umumnya.
Tes ini dapat memeriksa apakah kandung empedu tertekan dengan benar. Dokter akan menyuntikkan bahan radioaktif tidak berbahaya yang masuk ke organ. Seorang teknisi kemudian dapat mengamati pergerakannya.
Prosedur yang melibatkan memasukkan endoskopi (tabung penglihatan) melalui perut dan ke dalam usus kecil. Pewarna khusus yang disuntikkan selama prosedur ini akan menunjukkan saluran di sistem empedu.
Dalam MRCP, saluran empedu diperiksa dengan magnetic resonance imaging (MRI), tes yang dilakukan menggunakan magnet besar, gelombang radio, dan komputer untuk menghasilkan gambar bagian tubuh yang sangat jelas.
Jika kondisi penyakit batu empedu sudah cukup parah, maka pengobatan batu empedu bisa dilakukan dengan operasi bedah.
Banyak orang menjalani operasi batu empedu untuk mengeluarkan kantong empedu. Mengutip info di laman John Hopkins Medicine, ada dua jenis operasi.
Ini adalah prosedur yang lebih umum dilakukan. Kantung empedu dikeluarkan melalui celah kecil di perut menggunakan alat seperti tabung kecil.
Keunggulan dari prosedur ini menyebabkan lebih sedikit rasa sakit daripada operasi terbuka. Selain itu, risiko komplikasi juga lebih kecil, dan memiliki waktu pemulihan yang lebih cepat.
Prosedur ini bahkan membutuhkan waktu 20 menit hingga satu jam.
Pengobatan metode ini dilakukan dengan dokter bedah yang melakukan operasi untuk mengangkat kantong empedu. Prosedur operasi biasanya digunakan ketika calon pasien tidak cocok menggunakan operasi laparoskopi.
Biasanya, prosedur operasi ini membutuhkan waktu 45 hingga 90 menit. Usai operasi, pasien harus tinggal selama beberapa hari di rumah sakit untuk proses pemulihan.
Baca Juga: 5 Komplikasi yang Bisa Disebabkan Karena Penyakit Jantung
Jika tidak ditangani secepat mungkin, penyakit batu empedu dapat menyebabkan komplikasi pada tubuh dengan menimbulkan penyakit lain.
Mengutip dari National Health Services United Kingdom, berikut beberapa di antaranya:
Batu empedu yang bersarang di leher kantong empedu dapat menyebabkan peradangan pada kantong empedu (kolesistitis). Kolesistitis dapat menyebabkan sakit demam dan sakit parah.
Penyakit batu empedu dapat menyumbat tabung (saluran) tempat empedu mengalir dari kantong empedu, atau dari hati ke usus halus. Dampaknya, dapat terjadi nyeri hebat, ikterus, dan infeksi saluran empedu.
Saluran pankreas adalah tabung dari pankreas yang terhubung ke saluran empedu sesaat sebelum memasuki usus 12 jari. Cairan pankreas yang membantu pencernaan ini mengalir melalui saluran pankreas.
Jika terjadi penyumbatan oleh batu empedu, dapat menyebabkan radang pankreas (pankreatitis). Pankreatitis menyebabkan nyeri perut yang hebat dan konstan dan biasanya membutuhkan rawat inap.
Orang dengan riwayat penyakit batu empedu memiliki peningkatan risiko kanker kandung empedu. Tetapi, kasus kanker kandung empedu sangat jarang.
Sehingga, meskipun risiko kanker meningkat, kemungkinan terjadinya kanker kandung empedu juga masih sangat kecil.
Itulah serba-serbi penyakit batu empedu yang perlu Moms ketahui. Segera periksa ke dokter apabila Moms curiga mengalami gejala penyakit tersebut, ya!
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Copyright © 2023 Orami. All rights reserved.