
Istilah sarampa sangat terkenal bagi masyarakat Gorontalo. Penyakit ini menyerang seluruh kalangan, baik anak-anak maupun orang dewasa.
Sarampa tampak menyerupai penyakit campak. Namun, sarampa memiliki masa penyembuhan yang lebih cepat, yaitu selama 3 hari.
Sama seperti campak, sarampa ditandai dengan munculnya ruam kemerahan disertai dengan rasa gatal dan perih di permukaan kulit.
Warga Gorontalo percaya bahwa penyakit ini ditimbulkan akibat perjumpaan yang tidak sengaja antara manusia dan makhluk halus.
Menurut mitos dipercaya bahwa menjelang magrib masyarakat setempat tidak boleh berjalan menuju hutan atau daerah lain dengan pepohonan rindang.
Pasalnya, makhluk halus biasa berada di tempat-tempat yang penuh dengan pepohonan rindang.
Baca juga: 15 Rekomendasi Krim Ruam Popok Bayi Terbaik
Foto: ruam jamur.jpg (istockphoto.com)
Foto: Orami Photo Stock
Seperti pada penjelasan sebelumnya, penderita kondisi ini akan mengalami ruam kulit yang disertai dengan demam tinggi.
Penyakit ini disebabkan oleh penularan virus dari satu penderita ke penderita lain.
Beberapa orang menyatakan jika virus penyebabnya adalah Human Herpesvirus 6 (HHV- 6).
Jika disebabkan oleh virus tersebut, penyakit dikenal dengan sebutan roseola.
Beberapa orang lainnya menduga jika penyakit disebabkan oleh virus paramyxovirus. Virus tersebut adalah penyebab penyakit campak.
Keduanya menimbulkan gejala yang mirip, ditandai dengan ruam kemerahan dan rasa gatal di permukaan kulit.
Persamaan gejala tersebut membuat banyak orang tidak dapat membedakan roseola dan campak.
Selanjutnya, simak di bawah ini terkait perbedaan kedua penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus.
Baca juga: 9 Cara Mengobati Sakit Mata pada Anak secara Alami dan Cara Menggunakannya
Baik roseola dan campak keduanya terlihat serupa dalam penampilan, karena biasanya muncul dengan ruam makulopapular.
Perbedaannya adalah ruam roseola biasanya lebih merah muda atau merah. Sedangkan, ruam campak terlihat merah atau cokelat.
Keduanya membingungkan jika dilihat kasat mata. Namun, ada tanda lain yang membantu membedakan antara roseola dan campak.
Ruam dari roseola dimulai di batang tubuh dan menyebar. Sedangkan ruam campak dimulai di wajah dan bergerak ke bawah.
Selain itu, anak-anak dengan roseola biasanya tampak sehat.
Sedangkan mereka yang menderita campak biasanya terlihat dan berperilaku seolah-olah mereka tidak enak badan.
Berikut ini perbedaan keduanya melansir dari Medical News Today:
Roseola menunjukkan perkembangan penyakit yang unik, karena ruam muncul sesaat setelah demam berakhir. Demam akan berlangsung sekitar 3–5 hari.
Saat mereda, anak-anak akan muncul benjolan dan ruam berwarna merah muda, dengan ukuran 2–5 milimeter.
Ruam biasanya dimulai dari batang tubuh dan menyebar ke leher, wajah, kaki, juga lengan dalam waktu 24 jam.
Ruam biasanya tidak terasa gatal dan berubah menjadi keputihan ketika ditekan. Ruam biasanya hilang setelah 1-2 hari.
Sama halnya dengan roseola, ruam campak muncul 3-5 hari setelah gejala dimulai.
Namun, dalam kasus campak, ruam yang muncul disertai dengan gejala demam.
Meskipun terasa tidak gatal, ruam campak terdiri dari bintik-bintik merah yang berbeda.
Dimulai di sepanjang garis rambut dan kemudian menyebar ke bawah ke leher, batang tubuh, anggota badan, juga kaki.
Beberapa penderita bisa saja mengalami benjolan kecil yang menonjol. Benjolan tersebut menyatu saat ruam menyebar.
Nah, demam akan menghilang saat ruam berhenti menyebar.
Foto: bintik-merah-pada-kulit-bayi-setelah-demam.jpg
Foto: Orami Photo Stock
Selain demam dan ruam, kedua penyakit tersebut juga disertai dengan gejala lain. Berikut ini beberapa gejala tersebut.
Anak-anak yang terinfeksi roseola akan mengalami sejumlah gejala penyerta, seperti:
Roseola cenderung tidak memiliki banyak komplikasi. Namun, sekitar 15 persen anak-anak dengan penyakit ini mengalami kejang karena demam tinggi. Gejala kejang meliputi:
Penderita campak juga akan mengalami batuk, konjungtivitis, dan hidung meler bersamaan dengan ruam serta demam.
Beberapa anak akan mengalami bintik koplik 2-3 hari setelah gejala dimulai. Bintik koplik adalah bintik putih kecil yang muncul di mulut.
Dalam kasus yang jarang terjadi, campak bisa berakibat fatal dan membahayakan nyawa penderitanya.
Kebanyakan penderita yang kehilangan nyawa adalah anak-anak berusia dibawah 5 tahun dan orang dewasa di atas 30 tahun.
Melansir dari National Health Service UK, berikut ini beberapa komplikasi serius dari gejala yang muncul:
Paparan infeksi campak dapat dengan mudah dicegah melalui vaksinasi. Sedangkan roseola, belum ada vaksin yang mampu untuk mencegahnya.
Namun, jika sudah terlanjur terinfeksi satu dari ke dua penyakit tersebut, Moms harus mengobati dengan langkah yang sesuai.
Mengacu pada penyakit sarampa, berikut ini langkah alami yang dilakukan untuk mengatasinya:
Sari bunga teratai dikenal warga setempat dengan istilah kasumba turate. Pucuk bunganya kerap dijadikan sebagai obat herbal masyarakat setempat.
Tanaman ini dinilai efektif dalam mengatasi ruam yang disebabkan oleh sarampa dan cacar air.
Hingga kini, belum ada bukti medis yang menyatakan jika bahan alami tersebut mampu mengatasi ruam kulit akibat sarampa.
Referensi ini diikuti turun temurun dari orang tua, yang menilai air kelapa muda dapat menetralisir racun dari dalam tubuh.
Efek detoksifikasi tersebut dipercaya dapat menyembuhkan ruam kulit dan penyebab lain yang ditimbulkan akibat sarampa.
Foto: Jahe dan Kunyit (tribune.com.pk).jpg (tribune.com.pk)
Foto: tribune.com.pk
Melansir dari jurnal berjudul Herbal Medicine: Biomolecular and Clinical Aspects. 2nd edition, kunyit bersifat antiinflamasi.
Sifat tersebut dinilai efektif dalam meningkatkan kekebalan tubuh untuk melawan berbagai macam virus penyebab penyakit.
Kandungan curcumin dalam kunyit dinilai dapat mengatasi ruam pada kulit.
Kandungan antioksidan di dalamnya dinilai dapat membantu sekaligus mencegah peradangan dalam tubuh.
Bahan alami lainnya adalah cengkeh. Sama halnya dengan kunyit, air rebusan cengkeh memiliki sifat antiinflamasi.
Sifat tersebut dinilai efektif dalam meningkatkan kekebalan tubuh untuk melawan berbagai macam virus penyebab penyakit.
Baca juga: Cara Mencegah Ruam Popok pada Bayi, Penting untuk Diperhatikan!
Selain beberapa bahan alami tersebut, penderita disarankan untuk banyak beristirahat, cukupi asupan cairan, dan konsumsi obat penghilang rasa sakit.
Jika sejumlah langkah tersebut tidak meringankan gejala yang Moms rasakan, silahkan temui dokter untuk melakukan pemeriksaan.
Apalagi, jika penderita mengalami demam tinggi atau ruam yang menetap. Jika dibiarkan, hal tersebut dapat membahayakan anak karena memicu kejang demam.