
Moms, masih asing dengan istilah roseola infantum? Kondisi ini ternyata rentan terjadi pada Si Kecil, lho! Roseola infantum juga dikenal sebagai exanthem subitum.
Penyakit ini biasanya muncul pada anak-anak berusia antara 6 dan 12 bulan.
Setidaknya sebanyak 90 persen kasus terjadi pada anak-anak di bawah dua tahun. Kondisi ini menyebabkan antara 10 dan 45 persen penyakit demam pada bayi.
Roseola infantum juga dapat menyebabkan gejala akut, yaitu demam tingkat tinggi hingga 40 derajat Celsius, yang dapat berlangsung antara 3 dan 5 hari.
Lantas, apa yang menjadi penyebab dan bagaimana cara mengatasinya? Ini ulasannya.
Baca Juga: Terlihat Mirip, Begini Cara Membedakan Penyakit Campak dan Roseola Pada Bayi
Foto: Penyebab Terjadinya Roseola Infantum.jpg
Foto: medicalnewstoday.com
Roseola infantum, juga dapat disebut sixth disease, kebanyakan menyerang bayi dan balita.
Orang dewasa sering kali kebal setelah menderita penyakit ini selama masa kanak-kanak. Namun, memang kenyataannya tidak menutup kemungkinan bahwa orang dewasa juga dapat mengalami roseola infantum.
Nah, hal yang menjadi pertanyaan, sebenarnya apa yang menjadi penyebab terjadinya roseola infantum?
Dilansir dari International Journal of Dermatology, roseola infantum disebabkan oleh infeksi human herpesviruses 6 atau 7 (HHV-6/7).
Virus ini begitu menular sehingga perlu diwaspadai. Virus ini dapat menular melalui percikan air liur (droplets) atau tetesan pernapasan lainnya saat anak yang terinfeksi batuk, bersin, atau berbicara.
Meski demikian, perlu dipahami bahwa setelah Si Kecil mengalami roseola infantum, ia akan membentuk pertahanan dalam tubuh untuk melawannya.
Hal ini yang menyebabkan kebanyakan pengidapnya tidak akan terinfeksi dua kali.
Roseola infantum memerlukan diagnosis dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Jadi, Moms harus memahami setiap gejala yang muncul pada Si Kecil agar mengetahui waktu yang tepat pergi ke rumah sakit.
Baca Juga: 7 Fakta Seputar Campak dan Rubella pada Bayi
Foto: Gejala yang Terjadi saat Mengalami Roseola Infantum.jpg
Foto: Orami Photo Stock
Ketika Si Kecil terserang infeksi virus atau bakteri, tubuhnya akan menunjukkan beberapa gejala yang membuatnya merasa tidak nyaman. Begitu pula ketika anak mengalami roseola infantum.
Dikutip dari laman Cleveland Clinic, gejala roseola infantum muncul sekitar sepuluh hari setelah terinfeksi.
Adapun gejala paling umum yang dapat terlihat, yaitu demam tinggi atau sering kali di atas 39,5 derajat Celsius.
Demam ini bisa berlangsung dari 3-7 hari. Setelah demam mereda, gejala yang dapat muncul pada anak, yaitu ruam di perut yang menyebar ke area wajah, punggung, leher, lengan, dan kaki.
Ruam ini biasanya berbentuk bintik-bintik merah muda atau merah, serta tidak gatal atau nyeri. Ruam yang muncul biasanya hilang dalam waktu beberapa jam hingga satu atau dua hari.
Anak-anak dengan roseola infantum juga dapat mengalami beberapa gejala lainnya, seperti::
Pada gejala kejang, kondisi ini umumnya kejang demam, atau kejang yang disebabkan oleh kenaikan suhu tubuh yang cepat. Jenis kejang ini jarang berbahaya.
Namun, Moms sebaiknya harus menghubungi dokter atau mencari perawatan darurat jika anak mengalami kejang.
Seperti yang diungkapkan di awal, gejala umum yang terjadi pada anak dengan roseola infantum adalah demam.
Jadi, akan sangat memungkinkan Moms tidak menyadari anak mungkin memiliki roseola.
Sebab, anak-anak dapat mengalami demam karena berbagai alasan. Jika anak tidak mengalami ruam roseola (dua pertiga anak tidak), mereka mungkin saja mengalami demam karena beberapa penyakit lainnya.
Mengingat kejang demam juga menjadi salah satu gejala roseola, ada baiknya Moms memahami cara penanganan pertama yang tepat.
Lebih lengkapnya, simak ulasan selanjutnya, ya!
Baca juga: Apa Minum Kopi Bisa Mencegah Anak Kejang saat Demam?
Foto: Kejang Demam, Salah Satu Gejala Roseola Infantum.jpg
Foto: Orami Photo Stock
Kejang demam, yang kemudian disertai ruam dapat menjadi gejala dari roseola infantum. Meski demikian, ada beberapa faktor lainnya yang menjadi penyebab roseola infantum.
Dikutip dari American Academy of Pediatrics (AAP) mengatakan bahwa kejang demam pada anak biasanya bukan keadaan darurat medis.
Mayoritas kejang demam pada anak akan berakhir dengan sendirinya dalam waktu normal lima menit.
Kejang demam biasanya terjadi pada anak yang berusia antara 3 bulan sampai 3 tahun. Kondisi ini sering kali membuat Moms panik. Untuk itu, sebaiknya Moms memahami beberapa penanganan pertama apabila Si Kecil mengalami kejang demam, yaitu:
Itulah penanganan pertama ketika anak mengalami roseola infantum. Lantas, sebenarnya bagaimana cara mengatasi roseola infantum dan pencegahan yang bisa dilakukan? Simak ulasan berikutnya, ya!
Baca Juga: 6 Makanan yang Bisa Membuat Balita Meninggal karena Tersedak
Foto: Cara Mengatasi Roseola Infantum.jpg (Orami Photo Stocks)
Foto: Orami Photo Stock
Sebenarnya, gejala roseola infantum biasanya hilang dengan sendirinya dalam waktu sekitar satu minggu saat virus berjalan dengan sendirinya.
Anak mungkin akan direkomendasikan untuk minum asetaminofen atau ibuprofen untuk menurunkan demam.
Moms tidak perlu mengobati ruam karena tidak gatal atau menimbulkan rasa sakit. Anak-anak yang memiliki sistem kekebalan yang lemah mungkin memerlukan obat antivirus.
Namun, Moms harus menghubungi dokter jika anak Anda mengalami beberap gejala, seperti:
Maka dari itu, selalu perhatikan tanda-tanda yang ditunjukkan oleh Si Kecil, ya, Moms.
Baca Juga: Selain Epilepsi, 3 Hal Ini Juga Bisa Jadi Penyebab Kejang pada Anak
Foto: Adakah Cara untuk Mencegah Roseola Infantum?.jpg
Foto: Orami Photo Stock
Sayangnya, sejauh ini belum ada pencegahan pasti dari roseola infantum. Selain itu, tidak ada vaksin untuk mencegah roseola.
Menjaga kebersihan dengan tepat dan rutin adalah cara terbaik untuk mencegah orang lain tertular virus.
Beberapa cara yang bisa Moms dan keluarga lakukan untuk mengurangi kemungkinan mengalami roseola infantum, yaitu:
Itulah penjelasan tentang roseola infantum. Jangan panik ketika Si Kecil mengalaminya, melainkan tetap berikan perhatian dan penanganan yang tepat.