14 Desember 2023

Vaksin Campak: Manfaat, Efek Samping, dan Waktu Pemberian

Berikan sesuai dengan waktu yang tepat, ya
Vaksin Campak: Manfaat, Efek Samping, dan Waktu Pemberian

Vaksin campak adalah salah satu bentuk imunisasi yang harus diberikan Moms pada Si Kecil.

Sebab, penyakit campak menjadi penyakit yang sangat mudah menular.

Penyakit campak ini sering menyerang anak-anak dan merupakan penyakit berbahaya yang bisa menyebabkan kematian.

Oleh karena itu, untuk mencegah infeksi campak pada anak-anak, maka diwajibkan anak untuk menerima vaksin campak.

Virus campak menular terutama melalui udara, seperti dari batuk atau bersin orang yang terinfeksi.

Benda-benda yang terkontaminasi juga bisa menjadi sumber penularan, meski risikonya lebih rendah.

Jika sudah tertular, virus akan menyebar ke seluruh bagian tubuh.

Bisa dikatakan, penyakit campak ini berbahaya bagi anak-anak, terutama jika terjadi pada bayi dan anak kecil.

Konsekuensi negatif dari campak dapat mencakup pneumonia, kerusakan otak, tuli, atau bahkan kematian.

Berikut ini akan dijelaskan mengenai manfaat, waktu imunisasi, dan efek samping yang mungkin terjadi saat pemberian vaksin campak.

Baca Juga: Campak pada Bayi: Mengenal Ciri, Perawatan dan Pencegahannya

Kapan Waktu Diberikan Vaksin Campak?

Anak Divaksin
Foto: Anak Divaksin (freepik.com)

Jika Si Kecil belum menerima vaksin campak, kemungkinan besar ia akan lebih mudah terserang penyakit campak pada anak.

Maka dari itu, berikan anak vaksin campak tepat pada waktunya.

Manfaat vaksin campak, yaitu memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit campak dan rubella, yaitu penyakit virus akut yang disebabkan oleh campak.

Perlu dipahami, vaksin yang dapat diberikan, yaitu vaksin MR yang menjadi kombinasi dari vaksin campak, yaitu Measles (M) dan Rubella (R).

Kemudian, ada juga vaksin MMR yang terdiri atas 3 jenis vaksin, yaitu Mumps (gondongan), Measles (campak), dan Rubella.

Menurut Kementerian Kesehatan Indonesia, vaksin campak (MR) diberikan pertama kali saat anak berusia 9 bulan.

Dosis lanjutan (booster) diberikan pada usia 18 bulan.

Anak-anak juga menerima dosis tambahan saat mereka memasuki sekolah dasar, sekitar usia 6-7 tahun.

Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), vaksin campak aman diberikan dan memiliki hasil yang efektif.

Dua dosis vaksin efektif mencegah penyakit campak hingga 97%, sedangkan satu dosis mampu mencegah penyakit campak hingga 93%.

Mengapa anak harus menerima vaksin campak berulang? Setiap jenis imunisasi memiliki ketahanan yang berbeda-beda.

Nah, tidak ada jaminan bahwa sekali anak disuntik vaksin, maka ia akan kebal selamanya terhadap penyakit tersebut.

Penyebabnya bisa karena vaksin lama-lama akan hilang efeknya, apalagi dalam tubuh anak.

Selain karena efeknya yang lama-lama hilang, berbagai bakteri serta virus penyebab penyakit juga mampu berevolusi jadi lebih ganas.

Vaksin yang diberikan pada anak sewaktu masih bayi mungkin masih bisa melawan virus dan bakteri.

Seiring berjalannya waktu, virus dan bakteri tersebut beradaptasi dengan jenis vaksin yang lama.

Akibatnya, imunisasi yang sudah diberikan menjadi tidak mempan lagi.

Inilah yang menjadi alasan Moms sebaiknya membawa anak untuk mendapatkan vaksin campak berulang.

Lantas, adakah efek samping vaksin campak yang bisa terjadi pada Si Kecil? Simak ulasan berikutnya!

Baca Juga: Bolehkah Bayi Dimandikan Setelah Imunisasi? Ini Kata Dokter!

Efek Samping dari Vaksin Campak

Demam Adalah Efek Samping Vaksin
Foto: Demam Adalah Efek Samping Vaksin (Orami Photo Stock)

Sebenarnya, vaksin campak sangat aman, dan efektif untuk mencegah campak, gondongan, dan rubella.

Namun, jenis vaksin apa pun tetap dapat memiliki efek samping. Kebanyakan orang yang mendapatkan vaksin campak tidak memiliki masalah serius dengannya.

Mendapatkan vaksin campak jauh lebih aman daripada terkena campak, gondongan atau rubella.

Dilansir dari CDC, berikut ini beberapa efek samping dari vaksin campak yang bisa terjadi, yaitu:

  • Area lengan yang terasa sakit karena suntikan
  • Demam dan ruam ringan
  • Nyeri sementara dan kekakuan pada persendian
  • Mengalami pembengkakan di pipi atau leher

Vaksin campak telah dikaitkan dengan risiko kejang demam yang sebenarnya sangat jarang terjadi. Kejang demam setelah MMR jarang terjadi dan tidak terkait dengan efek jangka panjang.

Risiko kejang demam meningkat seiring bertambahnya usia bayi, sehingga disarankan agar mereka divaksinasi sesegera mungkin.

Pada kasus yang jarang terjadi, seseorang mungkin memiliki reaksi alergi yang serius terhadap...

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb