18 April 2024

Mengenal Perang Jamal dan Perkembangan Sejarah Islam

Perang Jamal terjadi antara pihak Ali bin Abi Thalib dan Aisyah
Mengenal Perang Jamal dan Perkembangan Sejarah Islam

Foto: Orami Photo Stock

Usaha Ali bin Abi Thalib untuk Berdamai

Perang Jamal di Irak
Foto: Perang Jamal di Irak (Pexels.com)

Ali bin Abi Thalib memasuki Bashrah dari arah Thaff dan tinggal beberapa hari di kota tersebut.

Pada saat yang sama, Thalhah, Zubair, dan Aisyah juga tiba di Bashrah, dan kedua kelompok tersebut berhadap-hadapan.

Aisyah tinggal di Masjid Huddan, yang terletak di wilayah kabilah Azad, di mana medan perang berada.

Ali bin Abi Thalib sebenarnya enggan untuk terlibat dalam Perang Jamal.

Selama di Bashrah, beliau berusaha melalui pesan untuk menghentikan niat pemberontak dan mengajak mereka untuk bersama-sama membangun perdamaian.

Bahkan, pada hari pertempuran, Ali bin Abi Thalib terus-menerus mengajak mereka untuk kembali ke jalan damai sejak pagi hingga dhuhur.

Dalam surat-surat yang ditujukan kepada Thalhah, Zubair, dan Aisyah, ia mengisyaratkan tentang keabsahan kepemimpinannya sebagai khalifah.

Termasuk dukungan sukarela yang diberikan oleh penduduk. Tidak terlibatnya beliau dalam pembunuhan Utsman, ketidakbenaran tuntutan mereka terhadap darah Utsman, dan tindakan keliru Thalhah, Zubair, dan Aisyah yang melanggar aturan Al-Quran dengan membawa keluar istri Nabi Muhammad SAW dari rumahnya.

Surat yang ditulis Imam Ali kepada Aisyah juga mengingatkan bahwa Aisyah telah melanggar aturan Al-Quran dan dengan dalih memperbaiki umat.

Ia telah menghasut masyarakat untuk menuntut darah Utsman, yang pada akhirnya mereka terperangkap dalam dosa besar.

Namun, Thalhah, Zubair, dan Aisyah tetap bersikeras dalam surat balasan mereka, menolak untuk taat kepada kepemimpinan Ali bin Abi Thalib.

Aisyah pun tidak memberikan jawaban atas surat Ali bin Abi Thalib. Hal ini semakin memperumit situasi dan meningkatkan ketegangan antara kedua belah pihak.

Ali bin Abi Thalib tidak menyerah dalam upayanya untuk menciptakan perdamaian.

Beliau mengutus utusan-utusan seperti Sha'sha'ah bin Shauhan dan Abdullah bin Abbas untuk berbicara dengan Thalhah, Zubair, dan Aisyah.

Namun, perbincangan mereka tidak menghasilkan kesepakatan dan Aisyah menjadi salah satu yang paling keras dalam menentang Ali bin Abi Thalib.

Terjadinya Perang Jamal

Akhir Perang Jamal
Foto: Akhir Perang Jamal (Al-ibar.net)

Bagi mereka, persoalan qishash terhadap pembunuh Utsman harus segera diselesaikan, sebab khawatir kejadian serupa akan terulang kembali di masa yang akan datang.

Ali sebenarnya paham dan memaklumi tuntutan para sahabat itu. Namun, saat itu Ali berada dalam posisi terjepit sehingga qishash pun ditangguhkan.

Ali kelihatannya ingin membentuk kekuatan terlebih dahulu dari kalangan kaum muslim, terutama dari para pembesar sahabat.

Jika itu sudah terbentuk, kekuatan hukum untuk mengusut tuntas siapa pembunuh khalifah Utsman akan dapat dilaksanakan dengan lancar.

Bagi Ali, persoalan qishash baru dapat ditegakkan manakala situasi politik sudah tenang dan kaum muslimin sudah bersatu pada dalam satu pemerintahan yang kokoh.

Kemudian ada pengaduan dan tuntutan dari pihak keluarga yang jadi ahli waris Utsman.

Sebab, pembunuhan Khalifah Utsman bukanlah kriminal biasa melainkan tragedi politik yang tidak terbayangkan sebelumnya.

Baca Juga: 11+ Keutamaan Membaca Alquran, Salah Satunya Mendapat Kedudukan Tinggi di Surga!

Lagi pula jumlah pembunuh Utsman yang sebenarnya belum diketahui secara pasti, sementara para pendukung yang terlibat di dalamnya datang dari berbagai kabilah dan suku yang berbeda.

Sangat rawan bagi Ali dan bagi keutuhan umat jika ia ceroboh menetapkan qishash kepada para tersangka tanpa menunggu situasi yang tepat.

Bagaimana pun, fanatisme kelompok akan menjadi dasar bagi tiap kabilah untuk membela anggota kabilahnya yang dituntut hukuman qishash meskipun umpamanya terbukti benar-benar terlibat.

Pada akhirnya, penegakkan qishash itu malah akan menimbulkan peperangan baru antar kabilah dari keluarga penuntut dengan kabilah dari keluarga terdakwa.

Adanya perbedaan pandangan antara kedua kubu itulah yang membuat peperangan pun tidak dapat dihindari.

Pada hari Kamis pertengahan bulan Jumadil Akhir, Perang Jamal meletus. Sebelum pertempuran dimulai,...

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb