29 Oktober 2023

7 Perbedaan Darah Haid dan Hamil, Jangan Tertukar Lagi!

Perdarahan saat hamil bisa menandakan penyakit lain
7 Perbedaan Darah Haid dan Hamil, Jangan Tertukar Lagi!

6. Konsistensi Perdarahan

Perbedaan darah haid dan hamil lainnya adalah dalam hal konsistensi pendarahannya.

Pendarahan implantasi biasanya akan keluar secara sedikit demi sedikit dan kadang tidak keluar, kemudian keluar lagi, seperti itu terus, belum tentu mengalir deras.

Sementara pada menstruasi, walau mungkin diawali dengan adanya flek.

Namun, kemudian darah akan keluar terus menerus dari vagina selama periode menstruasi berlangsung.

7. Durasi Pendarahan

Ilustrasi Menstruasi
Foto: Ilustrasi Menstruasi (Parents.com)

Umumnya waktu terjadinya flek (bercak) darah hamil berkisar hanya beberapa hari, yaitu antara 3-7 hari saja sebelum tanggal menstruasi.

Kebanyakan wanita mulai bingung dengan kondisi ini karena mirip sekali dengan gejala pra-menstruasi.

Pendarahan implantasi dan pendarahan menstruasi tidak terjadi pada waktu yang bersamaan.

Umumnya pendarahan implantasi terjadi sedikit lebih awal dari waktu menstruasi.

Tunggu hingga siklus menstruasi dimulai dan lihat apakah pendarahan semakin berat atau tetap terjadi flek ringan.

Jika Moms tidak menstruasi, bercak ini akan berganti dengan flek lebih ringan hingga trimester pertama kehamilan.

Baca Juga: 11+ Manfaat Bunga Telang, Bisa Lancarkan Menstruasi!

Penyebab Lain Perdarahan 

Perut Kram
Foto: Perut Kram (Orami Photo Stock)

Perbedaan darah haid dan hamil memanglah perlu diagnosa tepat untuk mengetahuinya.

Perdarahan di trimester pertama masa kehamilan sering kali terjadi.

Namun, kondisi ini bisa menjadi sebuah pertanda terjadinya masalah pada kandungan.

Berikut beberapa penyebab lain terjadinya perdarahan ketika hamil:

1. Kehamilan Ektopik

Kondisi seperti ini dapat terjadi pada saat sel telur sudah dibuahi, menempel di tempat lain pada luar dinding rahim.

Kehamilan ektopik ini hanyalah terjadi pada 1 sampai 2% kehamilan, yang mana mengakibatkan Moms merasa sakit yang parah di satu sisi punggung atau perut. 

2. Keguguran

Hal ini bisa terjadi saat janin gagal tumbuh dan juga berkembang sebelum usia 20 minggu usia kehamilan.

Kondisi ini merupakan komplikasi kehamilan yang paling umum terjadi, bahkan bisa mempengaruhi 15 sampai 20%.

3. Hamil Anggur

Hamil anggur, kondisi ini dapat terjadi saat sel telur yang dibuahi serta plasenta berkembang dengan abnormal.

Di kehamilan anggur ini, bukan janin yang terbentuk namun massa jaringan abnormal yang terlihat seperti anggur.

4. Perdarahan Subkorionik

Melansir StatPearls Journal, perdarahan subkorionik adalah akumulasi darah antara lapisan rahim dan korion atau di bawah plasenta itu sendiri.

Ini dapat menyebabkan bercak atau perdarahan ringan hingga berat. Sebagian besar perdarahan subkorionik sembuh dengan sendirinya.

Moms tetap dapat memiliki kehamilan yang sehat setelah mengalami perdarahan ini. Meski normal, ini tetap harus dipantau, ya.

Sekitar satu persen dari semua ibu hamil mengalami perdarahan subkorionik. Ini juga lebih umum di pada ibu yang hamil melalui IVF (In vitro fertilisation).

Perdarahan subkorionik merupakan penyebab umum perdarahan trimester pertama dan sering terjadi pada kehamilan tanpa komplikasi.

5. Ketidakseimbangan Hormon

Siklus menstruasi wanita diatur oleh hormon estrogen dan progesteron.

Ketika jumlah kedua hormon tersebut tidak seimbang atau terganggu, seorang wanita bisa mengalami pendarahan dari vagina di luar masa menstruasi.

Tak hanya itu, vagina berdarah karena gangguan pada hormon juga bisa disebabkan oleh kondisi lain, misalnya:

  • Masalah pada kelenjar tiroid
  • Efek samping alat kontrasepsi hormonal
  • Penyakit tertentu seperti polycystic ovary syndrome (PCOS)

Baca Juga: Fakta tentang Kista Payudara, Apa Bedanya dengan Tumor?

6. Kanker

Pada kasus tertentu, vagina berdarah juga bisa disebabkan oleh kanker, misalnya kanker serviks, kanker vagina, kanker rahim, dan kanker ovarium.

Penyakit kanker tersebut biasanya baru menimbulkan gejala vagina berdarah ketika sudah memasuki tahap lanjut.

7. Proses Ovulasi

Menurut American Journal of Epidemiology, sekitar 3% wanita akan mengalami perdarahan saat proses ovulasi terjadi.

Biasanya, bercak ovulasi akan terjadi dalam siklus menstruasi, tepatnya saat ovarium melepaskan sel telur.

Bagi kebanyakan wanita, hal ini dapat terjadi sekitar 11-21 hari setelah hari pertama haid terakhir.

Perdarahan yang disebabkan ovulasi biasanya berwarna merah muda atau merah tua.

Perdarahan ringan ini bisa berlangsung selama 1-2 hari.

Perimenopause atau transisi menopause yang terjadi beberapa tahun sebelum menopause.

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb